Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Tangguhkan Bantuan Senilai Rp527 Miliar untuk Georgia

bendera Uni Eropa (unsplash.com/christianlue)
Intinya sih...
  • Uni Eropa menangguhkan bantuan senilai 30 juta euro untuk Georgia setelah pengesahan UU antiagen asing.
  • Bantuan yang dibekukan berupa program Fasilitas Perdamaian Eropa dan aksesi UE ditangguhkan.
  • Georgia merespons dengan menyatakan kontribusi negaranya kepada UE dan menyalahkan pemerintahan atas penangguhan bantuan keamanan dari UE.

Jakarta, IDN Times - Uni Eropa (UE) resmi menangguhkan berbagai bantuan senilai 30 juta euro (Rp527,3 miliar) untuk Georgia pada Selasa (9/7/2024). Langkah ini menyusul keputusan Parlemen Georgia untuk meresmikan UU (Undang-Undang) anti-agen asing di negaranya. 

Sebelumnya, hubungan UE-Georgia terus menegang imbas peresmian UU anti-agen asing dan tuduhan kekerasan dalam membubarkan massa. Bahkan, Brussels sudah memperingatkan Tbilisi bahwa keputusan itu akan menghalangi aksesi masuk ke blok Eropa. 

1. Aksesi Georgia dalam UE resmi ditangguhkan

Duta Besar UE di Georgia Paweł Herczyński mengatakan bantuan yang dibekukan berupa program Fasilitas Perdamaian Eropa. Bantuan itu sebagai mekanisme yang digunakan untuk membantu negara terdampak konflik, termasuk Ukraina, Moldova, dan Georgia sejak 2021. 

Ia menambahkan bahwa bantuan finansial dari UE kepada pemerintah Georgia akan dibatasi dan aksesi UE ditangguhkan. Ia menyebut bantuan dari blok Eropa akan diarahkan langsung kepada media independen dan organisasi masyarakat di Georgia.

"Hukum Transparansi Pengaruh Asing jelas berlawanan dengan langkah kesembilan dan masuk tindakan anti-Barat, anti-Eropa. Ini jelas tidak kompatibel dengan tujuan untuk bergabung dengan UE. Alhasil, aksesi Georgia di EU resmi ditangguhkan," tuturnya. 

"Kami berharap bahwa pemerintahan Georgia baru yang akan dipilih usai pemilu bisa mengubah dan mengulangi semuanya dari awal. Semuanya masih dapat diubah, tapi waktu terus berputar," sambungnya. 

2. Georgia protes atas pembekuan bantuan keamanan dari UE

Mendengar keputusan UE, Presiden Parlemen Georgia Shalva Papuashvili mengatakan bahwa pembekuan bantuan ini tidak sesuai dengan sumbangsih Georgia kepada UE. Ia mengingatkan pengiriman bantuan tentara dalam misi UE di Afrika Tengah.

"Kami harus mengingat bahwa pada 2014, tidak ada anggota UE yang bersedia berpartisipasi dalam misi militer di Afrika Tengah. Maka, Georgia memutuskan mengirimkan 150 tentara dan menyelamatkan citra UE dari kesalahannya," ungkapnya, dikutip Civil

Menteri Luar Negeri Georgia, Ilia Darchiashvili ikut mengkritisi keputusan Brussels dan menunjukkan bahwa UE tidak melihat tantangan keamanan yang dihadapi negaranya. 

"Keputusan kecil ini tidak dapat dipahami bagi kami karena tantangan soal keamanan, termasuk okupansi tidak dapat dihilangkan. Kami menekankan keputusan ini tidak akan menghalangi proses keanggotaan Georgia di UE," tandasnya. 

3. Presiden Georgia salahkan partai penguasa atas respons AS dan UE

Presiden Georgia Salome Zourabichvili menyalahkan partai penguasa pemerintahan Georgia atas penangguhan bantuan keamanan dari UE dan pembatalan latihan militer gabungan, Noble Partner dengan Amerika Serikat (AS). 

"Ini merupakan respons atas pernyataan anti-Eropa dan anti-Barat beserta aksi dari pemerintah saat ini. Sebuah respons atas fakta bahwa semua anjuran dan peringatan tidak dihiraukan dan dijawab," ujarnya, dikutip OC Media.

Ia pun menyatakan kepada publik untuk melengserkan Partai Georgian Dream yang disebut semakin mendekatkan Georgia kepada orbit Rusia. 

"Meskipun ini adalah respons kepada partai penguasa pemerintahan dan kebijakan tidak bersahabat terhadap Barat. Ini adalah peringatan kepada publik Georgia. Rekan kita sudah mengatakan kepada kami bahwa ini adalah pilihan Anda untuk membawa Georgia bersama Eropa atau terisolasi menjadi orbit Rusia," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us