Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Usai Diskors, Wakil Sekretaris Gedung Putih Mundur dari Jabatannya

Wakil Sekretaris Gedung Putih, TJ Ducklo. (Twitter.com/JGaffneyUSN)

Washington, D.C, IDN Times - Wakil Sekretaris Gedung Putih, TJ Ducklo, resmi mengundurkan diri dari jabatannya pada hari Sabtu, 13 Februari 2021, waktu setempat usai diskors 1 minggu dalam pekerjaannya. Ini merupakan masalah pertama yang melanda Gedung Putih di bawah pemerintahan baru Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Bagaimana awal ceritanya?

1. TJ Ducklo merasa sangat menyesal atas tindakan yang dilakukannya

Dilansir dari BBC, TJ Ducklo memutuskan mundur dari jabatannya sehari setelah diskors tanpa bayaran karena diduga mengancam seorang reporter wanita. Dalam sebuah pernyataannya, Ducklo mengatakan bahasa yang digunakan sangat menjijikkan dan Biden sendiri sebelumnya telah berjanji akan memecat siapapun pejabat dalam pemerintahannya yang memperlakukan kolega lain dengan tidak hormat. Ducklo menulis sebuah pernyataannya yang menyatakan bahwa tidak ada kata-kata yang dapat mengungkapkan penyesalan, rasa malu, serta rasa jijik atas perilakunya sendiri.

Ia menggunakan bahasa yang tidak boleh didengar oleh wanita manapun dan siapapun, terutama dalam situasi di mana dia hanya mencoba melakukan pekerjaannya. Tak hanya itu, ia mengakui merasa sangat sedih telah mempermalukan dan mengecewakan rekan-rekan Gedung Putih dan Biden serta setelah berdiskusi dengan pimpinan komunikasi Gedung Putih pada malam hari, ia memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Peristiwa ini menurutnya tidak mewakilinya secara pribadi dan menambahkan dia bertekad untuk mendapatkan kembali kepercayaan semua orang yang telah ia kecewakan karena tindakannya yang tidak dapat ditoleransi.

2. Keputusan yang diambil oleh Ducklo datang dengan dukungan dari Kepala Staf Gedung Putih, Ron Klain

Gedung Putih Amerika Serikat. (Pixabay.com/12019)

Pada hari Jumat, 12 Februari 2021, Ducklo telah diskors setelah pihak majalah Variety Fair melaporkan dugaan ancaman terhadap jurnalis wanita, Tara Palmeri. Dia diduga telah menelepon Palmeri dengan mengancam menghancurkan hidupnya serta membuat komentar menjurus penghinaan dan misoginis lainnya. Juru bicara Biden, Jen Psaki, mengatakan bahwa Ducklo merupakan orang pertama yang mengakui bahwa ini bukan standar perilaku yang ditetapkan oleh Presiden.

Psaki mengatakan keputusan yang diambil oleh Ducklo muncul datang dari dukungan yang diberikan oleh Kepala Staf Gedung Putih, Ron Klain. Dia menambahkan bahwa komitmennya untuk berjuang setiap hari dalam memenuhi standar yang ditetapkan oleh Presiden Amerika Serikat dalam memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan hormat, dengan sopan santun, serta dengan nilai bagi orang lain melalui kata-kta serta tindakannya. 

3. Berawal dari acara pelantikan yang digelar tanggal 20 Januari 2021 lalu

Acara pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2021 lalu. (Instagram.com/joebiden)

Konfrontasi dimulai pada saat acara pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat pada tanggal 20 Januari 2021 lalu setelah Palmeri menghubungi jurnalis wanita lainnya, Alexi McCammond, untuk meminta komentar, sementara salah satu rekan prianya meninggalkan pesan untuk Ducklo. Setelahny, Ducklo memanggil editor dari PlayBook untuk menolak cerita tersebut, tetapi diberitahu untuk menelepon reporter PlayBook dengan kekhawatirannya. Namun, alih-alih menelepon reporter pria yang awalnya menghubunginya, Ducklo mencoba mengintimidasi Palmeri lewat telepon dalam upaya menghapus cerita tersebut.

Selama panggilan off record, Ducklo membuat komentar bernada menghina dan misoganis, yang menuding Palmeri hanya melaporkan hubungan pribadinya karena dia merasa cemburu. Keesokan harinya, seorang editor dari situs berita Politico menghubungi Gedung Putih tentang ancaman yang dilayangkan oleh Ducklo sehingga memicu banyak percakapan antara jurnalis dengan pejabat tingkat senior. Baik Palmeri, Psaki, maupun Ducklo sendiri menolak berkomentar dan setelahnya, Ducklo telah diskors selama 1 minggu usai terbukti bersalah atas tindakannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us