Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Nama Asing Tertulis di Senjata Rakitan SMA 72 Jakarta, Apa Hubungannya?

3 Nama Asing Tertulis di Senjata Rakitan SMA 72 Jakarta, Apa Hubungannya
Ledakan di SMA 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025) Siang. (Dok Istimewa)
Intinya sih...
  • Senjata rakitan di SMAN 72 ditemukan dengan nama asing Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan Luca Traini.
  • Brenton Tarrant menembak mati 51 jemaah salat Jumat di dua masjid di Selandia Baru pada Maret 2019.
  • Alexander Bissonnette menyerang masjid di Pusat Kebudayaan Islam di Quebec, Kanada pada 2017 dan Luca Traini menembak dan melukai enam migran Afrika di Italia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Setelah ledakan di masjid SMA 72 yang berada di Kompleks TNI AL Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, ditemukan senjata rakitan dengan tulisan ‘Welcome to Hell’. Tak hanya itu, di senjata tersebut juga tertulis tiga nama asing.

Ketika nama itu adalah Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan Luca Traini. Mereka merupakan pelaku penembakan masjid di 3 negara berbeda.

Di badan senjata juga ditemukan kata ‘For Agartha’, yang dalam teori konspirasi digambarkan sebagai peradaban tersembunyi dengan teknologi tinggi dan makhluk bijak yang hidup jauh di bawah permukaan bumi.

Namun, apa hubungannya 3 nama asing dengan pelaku ledakan di SMAN 72? Apakah pelaku terinspirasi dari aksi ketiganya? Berikut aksi-aksi keji yang pernah dilakukan ketiga nama tersebut:

1. Brenton Tarrant

Brenton Tarrant merupakan warga Australia, yang menembak mati 51 jemaah salat Jumat di dua masjid di Selandia Baru pada Maret 2019. Insiden terjadi di masjid Al Noor dan Linwood di Christchurch.

Ia dengan keji menembak secara membabi buta ke kedua masjid tersebut. Bahkan, aksinya disiarkan secara langsung di Facebook.

Kini, ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa peluang pembebasan bersyarat. Hukuman pada Brenton Tarrant merupakan yang terberat, yang dijatuhkan terhadap pelaku kejahatan di Selandia Baru.

2. Alexander Bissonnette

Nama lainnya ada Alexander Bissonnette yang melakukan aksi penembakan di Quebec, Kanada. Bissonnette, menyerang masjid di Pusat Kebudayaan Islam di sana pada 2017.

Dalam serangan tersebut, Bissonnette menewaskan 6 orang, sementara delapan lainnya luka berat. Dari korban terluka, tiga di antaranya harus menjalani operasi.

Bissonnette, yang kala itu berusia 27 tahun, mengaku bersalah atas enam tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan lima tuduhan percobaan pembunuhan. Pada 8 Februari 2019, Bissonnette dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat selama 40 tahun.

Perdana Menteri Kanada kala itu, Justin Trudeau menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris, tetapi Bissonnette tidak didakwa dengan ketentuan terorisme dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Keputusan untuk tidak mendakwa Bissonnette dengan terorisme dikritik oleh kelompok-kelompok Muslim Kanada.

3. Luca Traini

Luca Traini merupakan seorang pria Italia dengan pandangan sayap kanan ekstrem yang dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. Ia dihukum karena menembak dan melukai enam migran Afrika dalam serangan bermotif rasial di pusat kota Macerata.

Traini ditangkap oleh polisi di alun-alun utama pusat kota Macerata setelah amukan yang melukai enam imigran dan meneror kota Februari 2018. Hukuman tersebut mencakup keadaan yang memberatkan.

Traini menyasar migran kulit hitam saat berkendara di sekitar Macerata, menabrak warga negara Ghana, Mali, dan Nigeria. Ia kemudian meninggalkan mobilnya dan memberi hormat fasis, dengan bendera Italia tersampir di bahunya, sementara polisi menangkapnya.

Tidak ada yang tewas dalam serangan itu dan Traini meminta maaf di pengadilan atas tindakannya. "Saya menyesal atas luka-luka yang saya sebabkan. Selama di penjara, saya mengerti bahwa warna kulit seseorang tidak ada hubungannya dengan apa pun,” ucapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahreza Murnanda
Dwifantya Aquina
3+
Fahreza Murnanda
EditorFahreza Murnanda
Follow Us

Latest in News

See More

Siloam Punya Teknologi ROSA, Pasien Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri

08 Nov 2025, 01:44 WIBNews