Venezuela Akhirnya Setujui Pemulangan Migran dari AS

- Presiden Parlemen Venezuela setuju memulangkan migran dari AS.
- AS mendeportasi ratusan migran Venezuela, mencabut status hukum 500 ribu imigran.
- Venezuela siap menerima warga yang dideportasi, Maduro mencari dan memulangkan seluruh imigran.
Jakarta, IDN Times - Presiden Parlemen Venezuela, Jorge Rodriguez, menyatakan persetujuan untuk memulangkan migran asal negaranya dari Amerika Serikat (AS). Kabar ini disampaikan pada Sabtu (22/3/2025), usai dialog antara Caracas dan Washington.
Pekan lalu, AS sudah mendeportasi ratusan migran Venezuela yang dituding sebagai anggota geng kriminal Tren de Aragua ke El Salvador. Langkah menyusul persetujuan kedua negara untuk menampung terduga geng kriminal di teritori AS.
Pemerintah AS juga sudah mencabut status hukum kepada lebih dari 500 ribu imigran asal Kuba, Haiti, Venezuela, dan Nikaragua. Aksi ini sebagai bagian dari kebijakan baru imigrasi di bawah kepemimpinan Presiden AS, Donald Trump.
1. Sebut Venezuela mempunyai misi memulangkan warga dari El Salvador
Rodriguez mengungkapkan bahwa misi utama Venezuela adalah memulangkan warga yang ditahan di Terrorist Containment Center (CECOT) di El Salvador.
"Migrasi bukanlah sebuah tindakan kriminal. Kami berjanji akan memulangkan rekan-rekan kami yang memang membutuhkan dan menyelamatkan warga Venezuela yang diculik dan ditahan di El Salvador," terangnya, dikutip Telesur.
Sebelumnya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro sudah bertemu dengan perwakilan dari AS. Washington bersedia mengembalikan migran Venezuela setelah izin usaha dari Chevron dibatalkan.
Meskipun pemulangan imigran Venezuela sempat ditunda terkait kendala cuaca. Namun, Venezuela akhirnya mengaku sudah siap untuk menerima seluruh warganya yang dideportasi dari AS.
2. Maduro berjanji akan mencari seluruh warga Venezuela di AS

Pada hari yang sama, Maduro mengatakan bahwa pemerintah akan mencari dan memulangkan seluruh imigran, hingga mengembalikan imigran Venezuela terakhir di teritori AS.
"kami akan mencari mereka, hingga yang terakhir sekalipun kami akan mencarinya. Kami akan membawa mereka di Venezuela yang telah berkembang dan pulih kembali. Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang terus mengupayakan pemulangan warga dari penjara di AS," tuturnya, dilansir EFE.
Presiden sayap kiri itu menyebut terdapat upaya serangan kepada warga Venezuela. Ia mengklaim bahwa warga Venezuela yang beremigrasi ke luar negeri diserang dan diancam hukuman hanya karena mencari kesempatan ekonomi.
3. AS tuduh imigran Venezuela sebagai geng kriminal karena miliki tato di tubuhnya
Dugaan imigran Venezuela tersebut sebagai geng kriminal Tren de Aragua terindikasi oleh tatonya. Beberapa kerabat imigran yang dideportasi mengaku bahwa saudaranya tidak memiliki catatan kriminal apapun.
Melansir The Tico Times, keluarga salah seorang imigran Venezuela bernama Jhon Chacin yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko mengaku tidak mendengar kerabatnya selama beberapa hari. Ia pun terkejut melihat kerabatnya yang berprofesi sebagai seniman tato itu berada di dalam penjara di El Salvador.
Ia menyebut, Badan Imigrasi AS (ICE) memberitahu Chacin bahwa dia adalah anggota geng kriminal karena memiliki banyak tato di tubuhnya. Namun, keluarganya di Maracaibo menolak tuduhan saudaranya punya hubungan dengan geng kriminal.