Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Virginia Giuffre, Penyintas Kasus Epstein Meninggal Bunuh Diri

ilustrasi bendera Australia. (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Jakarta, IDN Times - Virginia Giuffre salah satu penyintas paling vokal dalam kasus perdagangan seks Jeffrey Epstein, meninggal dunia di peternakannya di Australia Barat. Polisi menemukan Giuffre tidak sadarkan diri di kediamannya di kawasan Neergabby, sekitar 75 kilometer utara Perth pada Jumat (25/4/2025) pukul 21.50 waktu setempat.

Pihak keluarga mengonfirmasi Giuffre mengakhiri hidupnya setelah berjuang melawan dampak pelecehan seksual yang dialaminya. Kejadian ini terjadi tiga minggu setelah dia mengalami kecelakaan dengan bus sekolah dan mengeluhkan masalah ginjal.

Giuffre merupakan sosok kunci dalam pengungkapan jaringan perdagangan seks yang dijalankan Jeffrey Epstein. Dia berani membuka identitasnya pada 2015 dan berhasil menginspirasi korban lain bersuara. Kesaksiannya berkontribusi pada penangkapan serta penuntutan Ghislaine Maxwell yang divonis 20 tahun penjara.

1. Kronologi kematian Giuffre

Petugas darurat memberikan pertolongan pertama setelah menemukan Giuffre tidak sadarkan diri di kediamannya. Tim medis berusaha menyelamatkan nyawanya namun tidak berhasil.

Kepolisian Australia Barat menyatakan kematian ini sedang diselidiki walau tidak ada indikasi keterlibatan pihak lain. Sebelum kejadian, Giuffre sempat menjalani perawatan di rumah sakit Perth pada 1 April 2025 setelah mengalami kecelakaan.

"Virginia berjuang sangat keras memberantas kejahatan di dunia ini. Motivasi terbesarnya selalu 'kalau bukan aku yang melakukannya, siapa lagi?' Dia mengalami gagal ginjal. Namun saya pikir rasa sakit mentalnya jauh lebih buruk," ucap Danny Wilson, saudara Giuffre, dilansir NBC. 

2. Kisah Giuffre mengungkap kasus Epstein

Melansir NYT, pertemuan pertama Giuffre dengan jaringan Epstein terjadi pada 2000 saat dia bekerja sebagai asisten ruang ganti di resor Mar-a-Lago milik Presiden AS Donald Trump di Florida. Maxwell menawarkan pekerjaan sebagai terapis pijat kepada Epstein yang kemudian berujung pada eksploitasi seksual.

Pada 2015 Giuffre menjadi korban pertama yang berani membuka identitasnya. Dia menceritakan kisahnya ke media Inggris The Mail on Sunday dan mengungkap detail jaringan perdagangan seks tersebut.

Melansir BBC, pada 2021, Giuffre menggugat Pangeran Andrew dari Inggris atas dugaan pelecehan seksual saat dirinya berusia 17 tahun. Gugatan ini berakhir dengan kesepakatan di luar pengadilan pada 2022. Pangeran Andrew membayar sejumlah uang kepada Giuffre dan yayasannya, Speak Out, Act, Reclaim.

"Virginia bukan sekadar klien. Dia teman dekat dan pejuang luar biasa bagi korban lainnya. Keberaniannya mendorong saya berjuang lebih keras, kekuatannya sungguh menginspirasi. Dunia telah kehilangan sosok manusia yang luar biasa hari ini. Beristirahatlah dalam damai, malaikat manisku," tutur pengacara Giuffre, Sigrid McCawley, dilansir The Guardian. 

3. Warisan perjuangan Giuffre

Keberanian Giuffre memberikan informasi krusial kepada penegak hukum dan berkontribusi pada penangkapan Epstein pada Juli 2019. Epstein kemudian ditemukan bunuh diri di sel tahanannya saat menunggu persidangan kasus perdagangan seks.

Kesaksian Giuffre juga membantu penuntutan terhadap Maxwell yang akhirnya divonis bersalah atas lima tuduhan perdagangan seks pada 2021. Maxwell dijatuhi hukuman 20 tahun penjara karena perannya merekrut gadis-gadis muda korban eksploitasi Epstein.

"Virginia merupakan pejuang tangguh melawan pelecehan seksual. Dia menjadi cahaya yang mengangkat begitu banyak penyintas. Namun, beban pelecehan yang dia tanggung terlalu berat sehingga menjadi tidak tertahankan," ucap pihak keluarga Giuffre.

Giuffre mendirikan yayasan Speak Out, Act, Reclaim sebagai wadah membantu korban perdagangan seks. Perwakilannya Dini von Mueffling mengatakan Giuffre sangat peduli pada penyintas lain meski dirinya sendiri mengalami trauma.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us