Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Gaza Pesimis Surat ICC untuk Netanyahu Bisa Akhiri Perang

Warga Palestina mengungsi dari Gaza Utara. (x.com/@UNRWA)

Jakarta, IDN Times - Warga Gaza memberikan reaksi beragam terkait surat penangkapan yang dikeluarkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Meski menyambut baik keputusan tersebut sebagai pengakuan internasional atas penderitaan mereka, mayoritas tetap skeptis terhadap dampaknya di lapangan.

Serangan Israel juga masih berlanjut setelah surat penangkapan tersebut dikeluarkan. Setelah pengumuman ICC, setidaknya 24 warga sipil tewas dalam serangan udara Israel di berbagai wilayah Gaza, dilansir dari Reuters pada Sabtu (23/11/2024).

1. Penduduk Gaza melihat secercah harapan

Anas al-Ramlawi, warga Gaza berusia 30 tahun, masih bisa mendengar suara bom di Gaza utara saat membaca berita tentang surat penangkapan tersebut. Rumahnya di kawasan Nasser, Gaza barat telah hancur akibat serangan Israel yang tak kunjung berhenti.

Ramlawi menyatakan keputusan ICC memberinya secercah harapan di tengah kehancuran.

"Selama lebih dari 13 bulan, kami merasa ditinggalkan semua pihak menghadapi Israel yang bertekad memusnahkan kami. Hari ini memberi sedikit harapan bahwa kami tidak sepenuhnya sendirian," ujarnya, dilansir Middle East Eye.

Banyak warga Gaza memandang surat penangkapan ini sebagai akhir dari isolasi setelah lebih dari setahun mengalami genosida. ICC menyimpulkan ada bukti kuat Netanyahu dan Gallant bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan di Gaza. Kejahatan ini termasuk pembunuhan, persekusi, dan penggunaan kelaparan sebagai senjata perang di Gaza

Para korban serangan Israel berharap keputusan ini menjadi langkah awal menuju keadilan. Mereka menunggu para pelaku kejahatan perang diadili suatu hari nanti, meski saat ini hal tersebut masih terasa jauh dari kenyataan.

2. Sebagian warga Gaza ragu keputusan bisa dijalankan

Roaa Shawwa, seorang pengungsi di Deir al-Balah, setiap hari harus menyusuri jalanan hancur selama berjam-jam mencari makanan untuk anak-anaknya. Ia memandang surat penangkapan tersebut lebih bersifat simbolis.

Keraguan serupa diungkapkan warga yang mengantri roti di Khan Younis. Mereka pesimis keputusan bisa dilaksanakan karena Amerika Serikat (AS) selalu melindungi Israel.

"AS bisa memveto apa pun. Israel tidak akan pernah dimintai pertanggungjawaban," kata Saber Abu Ghali saat menunggu giliran.

Presiden AS Joe Biden telah menolak keputusan ICC tersebut. AS tidak mengakui yurisdiksi ICC atas masalah ini. Netanyahu sendiri menyebut surat penangkapan itu sebagai tindakan antisemit.

Para pengungsi Gaza tetap fokus bertahan hidup di tengah minimnya bantuan kemanusiaan. Mereka masih kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya akibat blokade Israel yang terus berlanjut.

3. Keadilan yang terlambat bagi Gaza

Pengacara kemanusiaan Gaza, Yousef Salem yang kini mengungsi ke Istanbul, menilai substansi keputusan ICC sudah tepat namun waktunya terlambat. Kebijakan Netanyahu dinilai tidak akan berubah meski mendapat tekanan dari komunitas internasional.

Madleen Abu Saif, pengungsi dari Gaza, juga setuju keputusan ini terlambat, tapi setidaknya sudah dikeluarkan.

"Keputusan ini tidak akan mengubah apa pun karena Israel tidak mengakui ICC. Keputusan tidak akan memengaruhi perang atau gencatan senjata," ungkapnya, dilansir dari The National.

Di tengah pesimisme tersebut, Abu Saif masih berharap negara-negara di dunia mau berperan menegakkan keputusan ICC. Ia berharap tindakan tegas dunia internasional bisa menunjukkan masih ada keadilan.

Namun bagi Saeed Abu Youssef, kalaupun keadilan datang, itu sudah terlambat 76 tahun. Konflik terakhir sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 44 ribu warga Palestina dan melukai lebih dari 104 ribu orang di Gaza, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us