Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Zelenskyy Izin Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

ilustrasi pasukan Ukraina meluncurkan rudal (Twitter.com/Володимир Зеленський)
Intinya sih...
  • Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, meminta sekutu Baratnya untuk mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh dalam pertemuan di Jerman.
  • Permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (UDCG) di Jerman namun tampaknya masih ditolak oleh AS dan sekutunya.
  • Meskipun permintaannya ditolak, Presiden Biden akan memberikan bantuan keamanan tambahan senilai 250 juta dolar untuk Ukraina.

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta kepada sekutu Baratnya untuk melonggarkan pembatasan penggunaan senjata. Dia menyampaikan hal itu dalam pertemuan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman pada Jumat (6/9/2024).

Zelenskyy mengatakan Ukraina saat ini membutuhkan kemampuan untuk menyerang jauh ke dalam Rusia. Dia meminta diizinkan menggunakan senjata Barat, khususnya rudal jarak jauh.

Meski begitu, tampaknya sekutu Ukraina masih enggan memberi izin. Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menepis gagasan bahwa serangan jarak jauh akan mengubah permainan di garis depan pertempuran.

1. Menekan Rusia untuk memilih perdamaian

Ukraina telah melakukan serangan lintas batas ke Kursk, Rusia, dan telah menguasai lebih dari 1.000 kilometer persegi wilayah tersebut. Namun Zelenskyy mengatakan, negaranya membutuhkan kemampuan untuk dapat menyerang lebih dalam lagi ke wilayah Rusia.

"Kita perlu memiliki kemampuan jarak jauh ini, tidak hanya di wilayah Ukraina yang terbagi, tetapi juga di wilayah Rusia, sehingga Rusia termotivasi untuk mencari perdamaian," katanya, dikutip Al Jazeera.

"Kita perlu membuat kota-kota Rusia dan bahkan tentara Rusia berpikir tentang apa yang mereka butuhkan: perdamaian atau (Presiden Rusia Vladimir) Putin," tambahnya.

Permintaan Zelenskyy tersebut disampaikan dalam pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina (UDCG) di Jerman. Kelompok ini secara rutin mengumpulkan perwakilan dari sekitar 50 negara yang memasok senjata ke Kiev.

2. AS belum memberi lampu hijau

Barat secara rutin menggelontorkan bantuan senjata untuk Ukraina dalam melawan invasi Rusia. Namun dari bantuan tersebut, ada beberapa senjata yang dilarang digunakan untuk menyerang lebih jauh ke wilayah Rusia. Zelenskyy telah beberapa kali mendesak agar diberikan izin.

Dilansir Associated Press, meski begitu permintaan Zelenskyy tersebut sepertinya tidak berhasil mempengaruhi sekutu. Setelah pertemuan di Ramstein, Austin menepis gagasan serangan jarak jauh dapat mengubah permainan.

"Saya tidak yakin satu kemampuan akan menjadi penentu dan saya tetap pada pernyataan itu. Ukraina memiliki cara lain untuk menyerang target jarak jauh," katanya.

Menteri Pertahanan Lithuania Laurynas Kasciunas mengatakan, banyak negara mendukung permintaan Zelenskyy tersebut.

"Banyak sekali. Namun, pertanyaannya bukan jumlah negara, melainkan negara yang memberikan rudal tersebut," ujarnya.

3. Bantuan terbaru AS untuk Ukraina

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin (Twitter.com/Secretary of Defense Lloyd J. Austin III)

Ini merupakan pertemuan UDCG ke-24 yang dilakukan sekutu Ukraina. Namun Zelenskyy jarang menghadiri pertemuan tersebut dan ini baru kedua kalinya dia hadir secara langsung.

Dalam kesempatan itu, meski Austin belum secara positif memberi lampu hijau terhadap permintaan Zelenskyy, tapi dia mengumumkan bantuan terbaru untu Kiev.

"Saya senang menyampaikan bahwa Presiden Biden akan mengumumkan hari ini dan paket bantuan keamanan tambahan senilai 250 juta dolar (Rp3,8 triliun) untuk Ukraina," katanya, dikutip CBS.

"Paket ini akan meningkatkan lebih banyak kemampuan untuk memenuhi kebutuhan Ukraina yang terus berkembang," tambahnya.

Austin juga mengomentari serangan Ukraina ke Kursk. Dia menggambarkan situasi tersebut sebagai momen dinamis dalam perjuangan Kiev. Dia memperingatkan serangan ke Kursk telah menempatkan Moskow pada posisi defensif.

"(Tapi) kita tahu niat jahat Putin sangat dalam," ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us