Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

1928-2016: Bahasa Indonesia Itu Kebanggaan, Tapi Bukan Cara Menutup Diri dari Luar

Didik Suhartono/ANTARA FOTO

Halo nama saya adalah Erwanto
Hallo my name is Erwanto

Kalimat dari dua bahasa berbeda yang memiliki sebuah arti sama, sebagai perkenalan diri. Sejak 1928, Bahasa Indonesia secara resmi dan ditekankan untuk digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dikutip dari Okezone.com, Anies Baswedan menyebut kalau bahasa Indonesia menjadi sesuatu yang luar biasa karena merupakan media interaksi antar pemuda.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161028/antarafoto-anis-baswedan-sapa-warga-jakarta-091016-rn-2-54eabda30f9b681f7fcb5bbcd7336e86.jpg

Pernyataan Anies di atas ini sangatlah tepat melihat sekarang Bahasa Indonesia menjadi cara kita untuk berinteraksi dengan siapa saja dan dapat dipahami karena sederhana. Masyarakat, kita harusnya bangga akan hal tersebut. Apabila tidak ada Sumpah Pemuda yang jatuh tepat 88 tahun lalu, bisa saja kita tidak memiliki karakteristik bahasa sebagai satu bangsa.

Bahasa Indonesia menjadikan diri kita apa adanya.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161028/antarafoto-aksi-sumpah-pemuda-271016-yu-4-363650bd194599522bc0f3fb16d382de.jpg

Percaya atau tidak, ketika kita menggunakan bahasa Indonesia terbentuk paham bahwa bangsa kita adalah kuat karena bahasa. Semua orang dari Sabang sampai Merauke, berbeda-beda suku dan budaya, paham akan bahasa Indonesia. Tidak heran disebut bahasa pemersatu.

Ketika kita sedang di luar negeri, ada saja kelompok 'orang Indonesia yang merantau' di mana kita merasa lebih nyaman jika dapat berbahasa Indonesia. Kamu yang sedang atau pernah tinggal di luar negeri pasti merasakan hal tersebut. Meski kamu sudah mahir berbahasa Inggris atau lainnya saat di luar negeri.

Bahasa Indonesia membuat kita jadi diri sendiri. Mengapa? Karena kita paham dan dapat memilih kosa kata dengan cepat dari bahasa Indonesia untuk diungkapkan. Seperti saat kalian membaca tulisan ini. Dengan paham kalian memahami kalimat demi kalimat yang dibaca.

Akan tetapi, terkadang Bahasa Indonesia justru dijadikan tameng untuk menutup diri.

Jangan gunakan kebanggaan sebagai cara menutup diri dari luar.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161028/antarafoto-sambut-hari-sumpah-pemuda-271016-im-1-7f14870a6744c18b18ce3edd56b8d721.jpg

Di zaman modern ini, sebagai hal berjalan dengan cepat. Bisnis, ekonomi, teknologi sampai komunikasi pun sudah berubah secara dinamis. Kita tidak bisa lagi terus menerus bertahan di satu hal. Saatnya, keep on going. Terus bergerak, mengikuti perkembangannya.

Jangan terjebak dalam sebuah konsep kalau kita harus menggunakan hal serupa di tempat yang berbeda. Tidak ada salahnya bagi kita untuk mengetahui dan menggunakan hal baru dalam bergaul. Nah, termasuk mempelajari serta menggunakan bahasa asing. Banyak dari kita yang masih terjebak kalau Bahasa Indonesia adalah wajib di mana pun dan kapan pun.

Namun, harus disadari, bahasa Internasional ada banyak dan generasi millenial akan mendapat banyak pengaruh atas hal itu. Tenang, bukan pengaruh jelek, justru sebuah ilmu pengetahuan. Mengutip kata-kata dari penulis asal Rusia, Anton Chekhov.

Pengetahuan tidak akan berguna jika tidak kamu praktikkan.

Paham? Ketika generasi kita ditekan dengan penggunaan Bahasa Indonesia, justru kita seolah menutup diri dari Bahasa Asing. Jangan, karena itu adalah pengetahuan. Terkait kapan kamu menggunakan bahasa asing, itu adalah hakmu. Maksud Anton Chekov di atas adalah kamu juga tidak salah dalam menggunakan bahasa asing dalam lingkup Indonesia. Contoh saja, masa kamu kekeuh menggunakan bahasa Indonesia saat dalam pelajaran bahasa Inggris di sekolah?

Atau ketika kamu harus wawancara kerja dan perusahaanmu adalah multinasional. Mereka pasti menggunakan bahasa internasional, Inggris dalam komunikasi. Masa kamu harus memaksakan sebuah keadaan dan bahasa yang harus digunakan adalah Indonesia? Tidak kan?

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20161028/antarafoto-museum-sumpah-pemuda-271016-wsj-1-aed44a294c6f47632b2ed788f865f491.jpg

Bukan berarti kita harus terus menggunakan Bahasa Asing. Namun, tahu di mana waktu yang tepat untuk menggunakannya. Tahu kapan saat yang pas untuk memanfaatkan pengetahuan itu. Bahasa Indonesia tetap jadi yang utama dalam lingkungan nasional. Kamu akan menemui beragam orang, jadi paling tidak memahami bahasa internasional, Inggris dan Indonesia itu adalah hal penting.

Pada hari Sumpah Pemuda ini, kita patut berbangga dan bersyukur atas perjuangan pemuda pada zaman perang. Menggunakan bahasa Indonesia adalah penting, tapi jangan juga kita lantas menutup diri. Karena para pemuda berjuang bagi hidup kita saat ini yang lepas dari penjajahan. Setiap ilmu pengetahuan dapat kita raih dengan mudah. Nah, gunakan perjuangan itu untuk membangun bangsa dan negara Indonesia kita.

Selamat Hari Sumpah Pemuda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us