Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Ramadan: Tarawih di Masjid demi Uji Nyali Main Perosotan Alami

Masjid Al Mujahidin Selong, Lombok Timur (IDN Times/Sunariyah)
Masjid Al Mujahidin Selong, Lombok Timur (IDN Times/Sunariyah)

Jakarta, IDN Times - Puasa Ramadan menjadi momen yang selalu di nanti. Sejak kecil, di setiap Ramadan ada selalu cerita yang tak terlupakan. Apalagi di kampung halamanku. Aku menghabiskan masa kecil dan remaja di Lombok, tepatnya di Selong, sebuah kota kecil yang terletak di ujung timur Pulau Lombok.

Seperti kota-kota lainnya di Indonesia, Selong yang merupakan ibu kota Kabupaten Lombok Timur memiliki sebuah masjid agung, namanya Masjid Al Mujahidin. Masjid ini terletak di Jalan TGH Abdul Majid, Sandubaya, persis di samping rumah bupati. Di depan masjid ini terdapat alun-alun tugu, yang berada di depan rumah bupati.

Dari rumahku, masjid ini jaraknya kurang lebih sekitar 1 km. Ketika bulan Ramadan tiba, di hari pertama tarawih, dan hari-hari pertama Ramadan, aku bersama saudara dan teman-teman ramai-ramai salat isya dan tarawih di masjid ini. Dari rumah kami sudah berwudu dan mengenakan mukena.

1. Menyusuri lapangan luas dan jalan raya

Masjid Al Markaz Al Islami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/3/2024). IDN Times/Ashrawi Muin
Masjid Al Markaz Al Islami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/3/2024). IDN Times/Ashrawi Muin

Di bawah lampu jalan yang temaram atau terkadang penerangan hanya dari cahaya bulan, pada tahun 90-an, kami berjalan kaki melintasi sebuah lapangan yang sangat luas (Lapangan Nasional), kemudian menyusuri pinggir jalan raya dan jalan di depan rumah bupati baru sampai di Masjid Al Mujahidin.

Kendati lokasinya agak jauh dari rumah untuk ukuran anak-anak, tapi kami selalu antusias untuk tarawih di masjid ini karena banyak alasan. Salah satu yang selalu membuat semangat adalah masjid ini punya taman yang luas, dan memiliki tembok pembatas tangga masuk seperti perosotan di salah satu sisi masjid saat itu.   

2. Berebut naik perosotan saat salat tarawih masih berlangsung

Masjid Al Markaz Al Islami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/3/2024). IDN Times/Ashrawi Muin
Masjid Al Markaz Al Islami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/3/2024). IDN Times/Ashrawi Muin

Biasanya setelah salat tarawih beberapa rakaat, kami langsung kabur main lari-larian dan petak umpet di taman masjid. Setelah itu naik ke tembok pembatas tangga masjid dan main perosotan di situ. Temboknya cukup tinggi dan licin, serta menguji nyali karena jika jatuh, pilihannya hanya dua, jatuh terbentur tangga masjid di sebelah kiri atau jatuh ke tanah dari ketinggian di sebelah kanan.

Kendati berbahaya, anak-anak selalu berebut dan antre untuk main perosotan di tempat itu. Anehnya, seingetku tidak pernah ada kejadian anak-anak jatuh dan terluka, kami selalu sukses meluncur dari ketinggian hingga ke bawah tembok.

Kami selalu main perosotan saat tarawih masih berlangsung, agar tidak diusir atau dimarahi oleh marbot masjid atau orang dewasa yang melihat aksi kami.

3. Salawat Tahrim menjelang azan magrib

Kenangan main perosotan di tembok pembatas tangga masjid saat tarawih di bulan Ramadan selalu terbayang, saat aku pulang kampung dan melewati Masji Al Mujahidin ini. Kini, kondisi masjid sudah sangat indah dan megah, sangat jauh berbeda dari kondisinya dulu pada tahun 90-an.

Bila pulang kampung ke Selong, saya selalu mengusahakan untuk ke area masjid, setidaknya ke alun-alun tugu untuk mendengarkan Salawat Tahrim yang disetel setiap menjelang azan, khususnya azan magrib. Bacaan Salawat Tahrim yang terdengar dari pengeras suara masjid selalu membuat rindu dan syahdu, diiringi langit yang mulai jingga.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us

Latest in Opinion

See More

Mari Kita Bersama Merenungkan Masalah Korupsi

19 Sep 2025, 12:32 WIBOpinion
Bendera Merah Putih.png

Rasa Itu...

11 Agu 2025, 15:01 WIBOpinion