Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Juta Tahun Lalu, Supernova Dicurigai Meledak Dekat Bumi

Supernova fenomena luar angkasa bisa tampak indah dan mematikan (pixabay.com/WikiImages)
Supernova fenomena luar angkasa bisa tampak indah dan mematikan (pixabay.com/WikiImages)
Intinya sih...
  • Endapan laut dalam mungkin bukti supernova dekat Bumi 10 juta tahun lalu.
  • Peneliti menemukan lonjakan beryllium-10 di dasar laut Samudra Pasifik.
  • Data dari survei Gaia Badan Antariksa Eropa mendukung kemungkinan asal usul anomali beryllium-10 dari supernova.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebuah endapan laut dalam yang tak terduga mungkin menjadi bukti kunci dari bintang terdekat yang meledak sebagai supernova pada masa lalu yang waktunya relatif baru.

Awal tahun ini, tim ilmuwan di Jerman menemukan lonjakan aneh dalam kandungan beryllium-10 di dasar laut Samudra Pasifik. Isotop radioaktif ini terbentuk ketika sinar kosmik menabrak atmosfer Bumi. Dari sana, isotop tersebut jatuh, tenggelam, dan mengendap di dasar laut sebelum tertanam dalam kerak bumi.

Peneliti telusuri catatan sejarah

Hujan beryllium-10 relatif konstan di seluruh planet sehingga catatan batuan seharusnya seragam. Namun, tim menemukan konsentrasi aneh yang berumur sekitar 10 juta tahun. Salah satu penjelasan yang mungkin adalah ledakan supernova terjadi dekat Bumi pada masa itu.

Tim lain telah menyelidiki ide tersebut dengan melihat ke bintang-bintang. Para peneliti menggunakan data dari survei Gaia Badan Antariksa Eropa untuk melacak jalur matahari dan 2.725 gugus bintang terdekat selama 20 juta tahun terakhir, menghitung berapa banyak supernova yang seharusnya terjadi secara rata-rata di gugus-gugus tersebut selama periode tersebut.

Kemungkinannya 68 persen

Samudra Pasifik dilihat dari Sydney (commons.wikimedia.org/Mohan Dev Bhatt)
Samudra Pasifik (commons.wikimedia.org/Mohan Dev Bhatt)

Mereka menemukan bahwa ada sekitar 68 persen kemungkinan sebuah bintang meledak dalam jarak 326 tahun cahaya dari Matahari dalam waktu satu juta tahun setelah lonjakan beryllium-10. 

Tim tersebut juga mengidentifikasi 19 gugus bintang yang masing-masing memiliki lebih dari 1 persen kemungkinan terjadinya supernova dalam jarak tersebut, sekitar waktu terjadinya anomali.

Dalam makalah peneliti menulis bahwa hasil yang mereka temukan mendukung kemungkinan asal usul anomali beryllium-10 dari supernova.

Butuh penelitian lebih lanjut

Namun, kasus ini belum sepenuhnya tertutup. Jika lonjakan tersebut hanya terdapat di sebagian wilayah Samudra Pasifik, hal itu menyarankan adanya kekuatan lokal, seperti perubahan arus laut, yang mengkonsentrasikan beryllium-10 di sana. 

Jika penyebabnya kosmik, lonjakan yang sama seharusnya terdapat di seluruh dunia pada usia yang sama. Mengambil dan menganalisis sampel dari berbagai tempat dapat membantu mengungkap misteri tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Lukisan Affandi yang Populer, Punya Makna Dalam

27 Okt 2025, 10:18 WIBScience