12 Insiden Kerumunan Paling Mematikan dalam Sejarah Dunia

Setelah berbulan-bulan terjebak di dalam rumah karena pandemi, tidak mengherankan jika banyak orang ingin keluar dan bersenang-senang. Memang tidak ada yang salah dengan itu, tapi keramaian bisa menjadi hal yang berbahaya, lho, terutama jika terjadi lonjakan massa.
Lonjakan kerumunan bukanlah hal baru, dan ada banyak insiden mematikan yang didokumentasikan sepanjang sejarah. Namun, apa sih lonjakan massa itu, apa penyebabnya, dan mengapa begitu mematikan?
Lonjakan massa biasanya dipicu karena kerumunan ini menghindar atau melarikan diri dari sesuatu yang membuat mereka takut, atau juga menuju sesuatu yang mereka inginkan. Hal ini menjadi mematikan ketika ada penghalang, infrastruktur yang tertata dengan buruk, atau sesuatu yang menghalangi hingga menyebabkan penumpukan massa, yang membuat orang-orang jatuh dan terinjak-injak.
1. Pertunjukan sirkus Ringling Brothers dan Barnum & Bailey Circus di Hartford, Connecticut pada 1944

Pertunjukan Ringling Brothers dan Barnum & Bailey Circus pada tahun 6 Juli 1944, dihadiri 6.000 sampai 8.000 orang. Petaka ini terjadi ketika api menyala dan menyebabkan kegaduhan. Tidak diketahui bagaimana api ini berasal, tetapi diyakini api ini berasal dari rokok yang masih menyala dan dibuang ke tenda sirkus yang mudah terbakar itu.
Api menyebar dengan sangat cepat, membuat kerumunan berlari menyelamatkan diri, sayangnya, pintu keluar terhalang dengan kandang hewan yang besar. Mereka hanya memiliki waktu 10 menit sebelum api itu menewaskan semua orang di dalamnya.
Beberapa orang berusaha untuk merobek sisi tenda, dan dikutip Massasoit Community College, 167 orang tewas terinjak-injak oleh kerumunan, ketika mereka melompat atau didorong dari bangku penonton.
2. Stasiun Bethnal Green di London tahun 1943

Peristiwa 3 Maret 1943, memecahkan rekor karena dianggap cukup mengerikan. Historic UK mengatakan bahwa hari itu bukan saja bencana sipil terbesar dalam Perang Dunia II, tetapi juga sebuah insiden yang menewaskan korban tertinggi dari setiap peristiwa di London Underground.
Di London, suara sirene serangan udara membuat banyak orang berlari mancari keselamatan ke stasiun bawah tanah, tapi saat itu bertepatan dengan padatnya stasiun Bethnal Green, hingga menyebabkan lonjakan massa yang merenggut nyawa 173 orang.
Kronologinya terjadi ketika kerumunan berlari ke stasiun, dan seorang perempuan yang sedang menggendong bayinya tersandung dan jatuh, lalu kerumunan saling melompat dan ada banyak pula yang terjatuh lalu terinjak-injak.
Sialnya, suara sirene yang terjadi bukanlah serangan bom dari Jerman, melainkan suara dari senjata anti-pesawat yang sedang diuji coba. Jadi, sebenarnya, tidak ada ancaman yang berarti di hari itu.
3. Kebakaran sekolah Collinwood di Ohio tahun 1908

Penyelidik menemukan bahwa insiden ini terjadi akibat tungku yang dinyalakan di ruang bawah tanah Sekolah Collinwood, dan api tersebut menyebar dengan cepat. Pada akhir 4 Maret 1908, kota Ohio berduka atas kematian dua guru dan 172 siswa, yang 19 di antaranya terbakar parah sehingga tidak dapat diidentifikasi, ungkap laporan Case Western Reserve University.
Cleveland Historical Society menjelaskan bahwa beberapa orang, seperti Niles Thompson — selamat dengan melompat keluar dari jendela sekolah alih-alih mengikuti kerumunan yang masuk ke pintu. Namun, Niles tewas karena dia kembali ke gedung yang terbakar untuk mencari saudaranya, Thomas Thompson.
Investigasi pasca-kebakaran menemukan bahwa sebagian besar korban telah meninggal karena terjebak di pintu yang mengarah ke luar sekolah. Mereka terjebak di sana oleh anak-anak lain yang mencoba melarikan diri, anak-anak itu kemudian terbakar oleh dasyatnya api. Bencana tersebut mendorong perubahan besar untuk mendesain sekolah, dan undang-undang disahkan yang mewajibkan tangga besi dan lantai beton.
4. Victoria Hall di Sunderland, U.K., tahun 1883

Seperti yang dijelaskan Sunderland City Council, pada tanggal 16 Juni 1883, Victoria Hall telah dibuka selama lebih dari satu dekade saat menjadi tuan rumah bagi sekelompok penghibur keliling. Menjelang akhir pertunjukan, mereka membagikan tiket gratis beserta hadiah kepada 2.000 anak. Sekitar 1.100 anak yang berada di galeri atas saling mendorong menuju tangga.
Tanpa orang dewasa dan tidak ada yang benar-benar bertanggung jawab, kerumunan anak-anak itu memadati tangga dan koridor sempit. Banyak yang tewas di bagian depan, karena anak-anak di belakang terus mendorong, dan tidak menyadari anak-anak di bagian bawah tangga sudah terhimpit dan terinjak-injak. Akibatnya, 183 anak meninggal, banyak di antaranya meninggal karena sesak napas.
5. Teater Brooklyn di New York City tahun 1876

Pada 5 Desember 1876, sekitar 1.000 orang pergi ke Teater Brooklyn untuk menonton The Two Orphans, tetapi ratusan orang tewas. Hal ini terjadi ketika set terbakar, dan para aktor ditarik dari panggung saat api mulai menyebar. Begitu penonton menyadari apa yang sedang terjadi, kepanikan terjadi.
Kerumunan massa mendorong ke arah pintu keluar, mereka terdorong dari balkon dan menuruni tangga, tertimpa pintu dan tangga, banyak yang tewas. Jumlah korban tewas tidak pasti, tetapi dikatakan bahwa 275 sampai 300 orang.
6.Stadion Estadio Nacional di Lima, Peru tahun 1964

Pada tahun 1964, sekitar 53.000 orang memenuhi Stadion Estadio Nacional untuk mendukung masing-masing tim mereka. Peru dan Argentina bersaing untuk melihat siapa yang akan masuk ke Olimpiade Musim Panas. Dilansir laman BBC, Argentina memimpin, dan ketika salah satu pemain Peru dinyatakan melakukan pelanggaran, disinilah penonton mulai kesal.
Beberapa penonton menuju ke lapangan, tetapi saat gas air mata ditembakkan, banyak penonton yang berlari menuju pintu keluar. Kerumunan yang begitu padat terjebak di tangga. Sementara di bawah tangga, korban sudah banyak yang berjatuhan.
Sebanyak 300 lebih orang meninggal karena sesak napas, belum lagi diperparah oleh konflik di jalanan. Beberapa orang yang berusaha melarikan diri bentrok dengan polisi.
7. Teater Iroquois di Chicago pada 1903

Pada 30 Desember 1903, 1.700 orang yang terdiri dari ibu dan anak-anak pergi ke Teater Iroquois Chicago untuk menonton musikal berjudul Mr. Bluebeard. Sayangnya, hari itu berakhir dengan kematian 602 penonton teater.
Mengutip laman Smithsonian, api muncul saat lampu panggung menyala, dan gorden di dekatnya tidak tahan api. Anggota pemeran teater menendang pintu panggung hingga terbuka, yang membuat udara masuk dan api mengepul melalui teater.
Kerumunan massa maju untuk mencapai pintu keluar, tetapi mereka yang berhasil keluar justru tewas. Pintu keluar terbakar dan banyak orang jatuh dari tangga darurat serta saling tertindih. Mereka yang masih hidup terjepit di antara mereka yang telah tewas dan terbakar. Dari kejadian ini, mulai dilakukan perombakan kode bangunan, dan undang-undang yang mewajibkan penerangan darurat di lorong dan di sekitar pintu keluar.
8. Jembatan Al-Aimmah di Baghdad, Irak tahun 2005

Pada tahun 2005, The New York Times menggambarkan Irak mengalami tragedi korban jiwa terbesar dalam satu hari sejak invasi Amerika Serikat pada tahun 2003, yang menewaskan 950 orang. Insiden itu terjadi di tengah kerumunan umat saat mereka berbaris ke kuil Syiah, dalam rangka memperingati wafatnya Imam Musa al-Kadzim. Kuil itu sendiri baru saja diserang, menewaskan tujuh orang dan puluhan lainnya luka-luka.
Hal ini bermula ketika ada desas-desus bahwa ada seorang laki-laki yang menyamar dan mengenakan sabuk bom bunuh diri, tentu saja hal ini menimbulkan kepanikan, dan meskipun itu hanya desas-desus, kerumunan itu menerjang maju untuk melarikan diri.
Kerumunan semakin diperparah saat melewati Jembatan al-Aimmah. Prosesi menuju kuil bertabrakan dengan mereka yang berlari meninggalkannya, dan tidak saja saling bertabrakan dan terinjak-injak, penghalang jembatan pecah, dan banyak orang yang terjatuh dan tenggelam di sungai Tigris.
9. Festival Maha Kumbh Mela di Allahabad, India tahun 1954

Festival Maha Kumbh Mela adalah salah satu pertemuan umat manusia terbesar di dunia, lebih dari 80 juta orang datang ke festival tersebut, yang diadakan setiap 12 tahun sekali. Maka, tidak terlalu mengejutkan jika lonjakan massa menyebabkan banyak kematian, dengan peristiwa besar yang terjadi pada tahun 1840, 1906, dan 1986. Namun, yang paling mematikan terjadi pada tahun 1954.
Fotografer pers Mukherjee ada di sana dan menyaksikan bagaimana itu terjadi. Dia menulis dalam memoarnya melalui The Statesman bahwa kerumunan massa menerobos penghalang dan maju ke depan. Mukherjee menulis, "Ketika massa datang menabrak barikade, mereka yang jatuh tidak dapat bangkit lagi." Akibatnya, sekitar 1.000 orang tewas dalam himpitan itu.
10. Tragedi Khodynka di Moskow, Rusia tahun 1896

Russia Beyond menyebutkan jumlah korban tewas Tragedi Khodynka pada tahun 1896 mencapai 1.389, sementara BBC menyebutkan bahwa 1.429 orang tewas dan 9.000 sampai 20.000 orang terluka, dan itu semua karena hadiah gratis dan bir untuk merayakan penobatan Nikolay II atau Nicholas II.
Ada sekitar setengah juta orang yang memperingati kebangkitan tsar baru dan sebagian besar mungkin lebih tertarik dengan hadiah gratis berupa cangkir berukir, syal, dan satu ton makanan dan bir gratis.
Gelombang kerumunan massa yang bertekad untuk mendapatkan makanan dan hadiah gratis menyebabkan ratusan orang terinjak-injak karena tata letak lapangan yang buruk, banyak orang yang tersandung dan jatuh ke parit.
11. Terowongan Mina di Mekah, Saudi Arabia tahun 2015

Pada 2015, lebih dari 2 juta orang hadir di Mekkah untuk beribadah, dan sebagaimana yang dijelaskan Vanity Fair, tragedi dimulai ketika kelompok ibadah haji yang berjumlah ratusan ribu orang saling bertemu di terowongan Mina yang sempit dan berjalan berlawanan arah. Himpitan orang-orang di belakang mulai mendesak orang-orang di depan. Beberapa orang jatuh, massa mendorong maju dan memperburuk keadaan. Pada akhirnya, sekitar 2.400 orang tewas.
Itu bukan satu-satunya tragedi saat lonjakan massa menjadi mematikan di Mekkah. Pada tahun 1990, 1.400 orang tewas di terowongan Mina, lapor History. Selain itu, 270 orang meninggal pada tahun 1994, 118 pada tahun 1998, 251 pada tahun 2004, dan pada tahun 2006, setidaknya ada 360 orang yang tewas.
12. Kembang api di Paris, Prancis tahun 1770

Seperti yang dirinci Secrets of Paris, pada tanggal 30 Mei 1770, pernikahan kerajaan diakhiri dengan pertunjukan kembang api Louis XV. Kembang api ini ditembakkan dari atas sebuah kuil kayu besar yang menyebabkan kebakaran. Ribuan orang dari seluruh Paris ternyata menonton pertunjukan itu. Namun, mereka melarikan diri dari struktur yang terbakar ke Rue Royale, menciptakan kericuhan hingga saling menginjak-injak.
Ada pula yang tenggelam di Sungai Seine ketika mereka didorong oleh gerombolan massa yang histeris. Secara resmi hanya ada 132 orang yang tewas, tetapi, sejarawan kontemporer Louis-Sebesatien Mercier menulis bahwa jumlahnya mendekati 1.200, sementara yang lain berpendapat lebih dari 3.000.