Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Fakta Segitiga Api, Elemen Penyebab Munculnya Kebakaran

Api unggun. (pexels.com/Jens Mahnke)
Api unggun. (pexels.com/Jens Mahnke)

Dilansir National Fire Protection Association (NFPA), kebakaran merupakan proses oksidasi yang terjadi sangat cepat sehingga cahaya, panas, dan suara dilepaskan yang mana pelepasan energi secara tiba-tiba tersebut menyebabkan suhu meningkat dan menimbulkan asap, limbah beracun dari sisa-sisa api.

Secara awam, kebakaran dapat muncul akibat terdapat suatu bahan yang mudah terbakar dikenai dengan sumber panas seperti percikan api. Namun, sebenarnya terdapat istilah yang dapat menjelaskan lebih dalam mengenai penyebab kebakaran, yaitu segitiga api.

Dengan memahami segitiga api, kita dapat memahami bagaimana kebakaran dapat terjadi sekaligus mencegah dan menangani kebakaran tersebut dengan langkah-langkah yang tepat. Pernahkah kamu melihat video seorang pemadam kebakaran memadamkan api dari gas elpiji dengan menggunakan kain basah? Sebenarnya pemadam kebakaran tersebut memanfaatkan pemahaman segitiga api ini, lho.

Lantas, apa itu segitiga api dan bagaimana segitiga api dapat membantu kita mencegah dan menangani kebakaran? Simak fakta-faktanya, ya!

1. Segitiga api terbagi menjadi tiga elemen

ilustrasi segitiga api (commons.wikimedia.org/NPGallery)
ilustrasi segitiga api (commons.wikimedia.org/NPGallery)

Segitiga api merupakan teori yang menyatakan bahwa kebakaran dapat muncul ketika terdapat 3 hal atau elemen yang mendasarinya. Segitiga api terdiri dari fuel (bahan bakar), oxygen (oksigen), dan heat (panas). Ketika ketiga elemen tersebut hadir bersamaan, maka kebakaran dapat terjadi. Sebaliknya, ketika setidaknya satu elemen tersebut tidak ada maka kebakaran tidak akan muncul.

Fuel (bahan bakar) merupakan suatu bahan yang dapat terbakar dengan mudah. Segala jenis tipe material yang mudah terbakar dikategorikan sebagai bahan bakar, seperti misalnya kain, ranting, daun, rumput, dan kayu.

Oxygen (oksigen) merupakan unsur kimia yang dapat mempertahankan api membakar. Oksigen mendukung reaksi kimia pembakaran dan membantu bahan bakar terbakar. Selain itu, keberadaan angin juga dapat membantu dalam proses penyebaran kebakaran semakin luas.

Heat (panas) merupakan sesuatu yang berperan dalam proses inisiasi munculnya kebakaran. Sumber panas berperan sebagai pemantik api dan juga diperlukan untuk menjaga api serta membantunya menyebar. Sumber panas ini dapat berupa percikan api maupun panas yang dihasilkan dari gesekan antara kayu dengan stik.

2. Pengklasifikasian kebakaran berdasarkan fuel-nya

ilustrasi pemadam kebakaran sedang memadamkan api (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi pemadam kebakaran sedang memadamkan api (pexels.com/Pixabay)

Kebakaran dapat diklasifikasikan menjadi 5 kelas berbeda yang didasarkan pada jenis fuel atau bahan bakarnya, yaitu kelas A, B, C, D, dan K. Kebakaran kelas A merupakan kategori kebakaran yang terjadi pada material kering mudah terbakar seperti kayu, kain, dan kertas. Kebakaran kategori ini merupakan yang paling mudah untuk dipadamkan.

Kelas B merupakan kebakaran yang terjadi pada bahan cair seperti minyak, alkohol, dan bensin. Selanjutnya kebakaran kelas C merupakan kebakaran yang berlangsung pada bahan-bahan kelas A atau B namun bahan tersebut menggunakan komponen listrik seperti pada alat transmisi listrik. Pemadaman kebakaran kelas C akan sangat berbahaya jika menggunakan air karena listrik dapat menyambar menuju sang pemadam.

Kebakaran kelas D merupakan kategori kebakaran yang terjadi pada bahan-bahan logam seperti pada mobil. Sedangkan, kebakaran kelas K merupakan kategori kebakaran yang terjadi pada alat memasak yang terlibat dengan bahan mudah terbakar seperti minyak sayur dan lemak hewani.

3. Kebakaran dipadamkan dengan menghilangkan elemen dari segitiga api

ilustrasi seseorang memadamkan api menggunakan APAR (pexels.com/Levi Damasceno)
ilustrasi seseorang memadamkan api menggunakan APAR (pexels.com/Levi Damasceno)

Kebakaran akan dapat dipadamkan ketika setidaknya satu dari tiga elemen segitiga api telah dihilangkan. Seperti contohnya ketika kain basah digunakan untuk memadamkan kebakaran gas elpiji, oksigen dapat dihambat akibat kain yang kedap air serta air juga dapat berperan dalam menurunkan suhu di sekitarnya.

Selain itu, salah satu alat yang dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran dini yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan). APAR berfungsi dengan meminimalisir bahan bakar, mengurangi oksigen, maupun menghilangkan panas di area kebakaran.

Saat ini APAR sudah semakin sering dijumpai di tempat-tempat publik seperti rumah sakit, apartemen, sekolah, bahkan transportasi umum. Masifnya keberadaan APAR semakin meningkatkan keselamatan masyarakat.

Itulah beberapa fakta mengenai segitiga api yang ternyata sangat mengambil peran dalam proses munculnya kebakaran. Ditambah lagi, segitiga api merupakan pemahaman yang perlu ditanamkan pada diri agar mampu untuk bersikap tenang dalam menghadapi api. Meski bersikap tenang, tetapi tetap harus berhati-hati ketika berhadapan dengan api, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Wijaya
EditorNaufal Wijaya
Follow Us