Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Negara yang Tidak Punya Hutan Sama Sekali, Beneran Gersang!

Ilustrasi kawasan gersang (pexels.com/Stephane LEGRAND)
Intinya sih...
  • Qatar tidak memiliki hutan sama sekali dengan persentase tutupan hutannya 0%, kondisi geografis yang tandus membuat vegetasi hanya berupa semak belukar dan tanaman gurun.
  • Monako tidak memiliki tutupan hutan yang signifikan, namun aktif menjaga kelestarian lingkungan melalui konservasi laut dan perlindungan spesies di sekitarnya.
  • Haiti mengalami deforestasi parah dengan sisa tutupan hutan yang minim, menyebabkan tanah rentan terhadap erosi dan bencana alam serta berdampak pada kehidupan masyarakat.

Sebagian besar negara di dunia memiliki kawasan hutan, baik dalam skala kecil maupun besar. Hutan menjadi bagian penting dari lingkungan, berperan menjaga keseimbangan ekosistem, menyimpan cadangan air, hingga jadi sumber kehidupan bagi flora dan fauna. Sayangnya, tidak semua negara seberuntung itu.

Beberapa negara di dunia tercatat tidak memiliki hutan sama sekali. Wilayahnya didominasi gurun, dataran tandus, atau kawasan urban tanpa tutupan hijau. Fenomena ini menunjukkan beragamnya kondisi geografis di dunia. Yuk, simak daftar negara paling "gersang" ini, siapa tahu bikin kamu makin bersyukur tinggal di Indonesia yang masih hijau!

1. Qatar

Doha, Qatar (pexels.com/Halid Elosman)

Qatar merupakan salah satu negara di Timur Tengah yang terkenal dengan bentang alamnya yang didominasi gurun pasir dan iklim yang sangat kering. Dilansir dari laman World Rainforest Movement, Qatar benar-benar tidak memiliki kawasan hutan alami sama sekali, bahkan persentase tutupan hutannya tercatat 0%. Kondisi geografis yang tandus serta curah hujan yang sangat minim membuat vegetasi di negara ini hanya berupa semak belukar dan tanaman gurun yang tumbuh sporadis.

Ketiadaan hutan di Qatar membuat negara ini terlihat sangat gersang dan jauh dari nuansa hijau. Meski pemerintah setempat telah melakukan berbagai upaya penghijauan dengan menanam pohon dan membangun taman buatan, namun tantangan lingkungan seperti kekeringan dan kurangnya keanekaragaman hayati tetap menjadi masalah utama yang dihadapi negara kaya minyak ini.

2. Monako

Monte Carlo, Monaco (pexels.com/JÉSHOOTS)

Monako, negara kecil yang terletak di pesisir Mediterania, memang tidak memiliki tutupan hutan yang signifikan. Dilansir dari laman Constructive Voices, Monako memang tidak memiliki tutupan hutan, tetapi negara ini tetap aktif menjaga kelestarian lingkungan dengan fokus pada konservasi laut dan perlindungan spesies yang hidup di sekitarnya. Meski tanpa hutan, Monako berkomitmen menjaga keanekaragaman hayati melalui kawasan lindung laut yang menjadi habitat penting bagi mamalia laut dan kehidupan bawah laut.

Keterbatasan lahan hijau membuat Monako harus kreatif dalam menjaga keseimbangan ekosistemnya. Negara ini berpartisipasi dalam inisiatif perlindungan laut internasional seperti Suaka PELAGOS yang melindungi mamalia laut di kawasan Mediterania. Upaya konservasi ini menunjukkan bahwa meskipun tanpa hutan, Monako tetap berperan aktif dalam pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan demi masa depan yang lebih hijau dan lestari.

3. Haiti

Petionville, Haiti (unsplash.com/Reynaldo Mirault)

Haiti merupakan salah satu negara yang mengalami deforestasi paling parah di dunia, dengan sisa tutupan hutan alami yang sangat minim dan terdegradasi. Dilansir dari laman Global Forest Watch, sejak tahun 2001 hingga 2023, Haiti kehilangan sekitar 16.600 hektare tutupan pohon, yang setara dengan penurunan 17 persen dari total tutupan pohon awal.

Kondisi ini menyebabkan tanah di Haiti menjadi sangat rentan terhadap erosi dan bencana alam seperti banjir dan longsor, memperburuk krisis lingkungan yang sudah ada.

Krisis deforestasi ini berdampak besar pada kehidupan masyarakat Haiti yang bergantung pada sumber daya alam. Meskipun pemerintah dan berbagai organisasi internasional telah mencoba melakukan reboisasi dan konservasi, tantangan seperti kemiskinan dan kebutuhan energi yang tinggi membuat upaya pelestarian hutan sulit berjalan optimal.

Akibatnya, Haiti tetap menghadapi kondisi alam yang gersang dan rentan, serta harus terus berjuang untuk memulihkan ekosistem yang rusak demi masa depan yang lebih baik.

4. Libya

Negara Libya (unsplash.com/Moayad Zaghdani)

Libya adalah negara yang didominasi oleh gurun pasir luas sehingga memiliki tutupan hutan alami yang sangat minim. Dilansir dari laman World Rainforest Movement, Libya termasuk negara dengan tutupan hutan hanya sekitar 0,1 persen atau sekitar 217 ribu hektare dari total wilayahnya yang mencapai lebih dari 1,7 juta kilometer persegi.

Meskipun masih terdapat sedikit hutan di wilayah Al-Jabal al-Akhdar, kawasan ini mengalami kerusakan yang cukup signifikan, terutama sejak tahun 2011 akibat ketidakstabilan politik dan konflik berkepanjangan. Situasi ini mendorong maraknya penebangan liar dan pembangunan tanpa pengawasan, yang memperparah ancaman terhadap ekosistem rapuh di negara gurun ini.

Situasi deforestasi di Libya semakin memburuk karena lemahnya pengawasan dan tingginya tingkat korupsi, terutama pasca jatuhnya rezim Gaddafi.

Menurut laporan DW, berbagai organisasi masyarakat sipil telah menggalakkan reboisasi di Al-Jabal al-Akhdar dengan menanam jutaan bibit pohon. Namun, tanpa dukungan pemerintah dan aparat keamanan, kerusakan hutan tetap sulit dikendalikan. Di tengah situasi politik yang belum stabil, Libya menghadapi tantangan besar untuk menjaga dan memulihkan sisa hutannya.

Kondisi ini bisa jadi pengingat bahwa hutan adalah aset berharga yang tak dimiliki semua negara. Di tengah krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang makin nyata, menjaga kelestarian hutan bukan lagi pilihan, tapi keharusan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us