5 Amfibi Aneh yang Bertahan dari Kepunahan, Pejuang Alam yang Luar Biasa!

- Axolotl, amfibi dari Meksiko yang abadi dan mampu meregenerasi organ tubuhnya.
- Glass frog, katak transparan yang mampu menyembunyikan darahnya untuk mengelabui predator.
- Titicaca water frog, katak yang bernapas dengan kulit berlipat dan hidup di ketinggian 3.800 meter di atas permukaan laut.
Tak semua kisah di dunia hewan berakhir tragis. Di antara deretan spesies yang lenyap dari bumi, ada juga mereka yang melawan arus waktu dan bencana. Amfibi—makhluk lembut berkulit basah yang sensitif terhadap perubahan lingkungan—ternyata menyimpan daya juang luar biasa. Mereka adalah penyintas dari wabah, polusi, hingga kehancuran ekosistem.
Melalui evolusi yang cerdik dan adaptasi ekstrem, beberapa di antaranya justru berhasil bertahan dengan cara yang sulit dipercaya. Mulai dari katak yang tubuhnya transparan, salamander yang tak menua, sampai spesies yang mampu hidup tanpa paru-paru! Inilah lima amfibi paling aneh yang membuktikan bahwa alam masih punya cara untuk bertahan hidup di dunia yang semakin tak ramah.
1. Axolotl, sang bayi abadi dari Meksiko

Kalau ada makhluk yang menolak tumbuh dewasa, namanya adalah Axolotl (Ambystoma mexicanum). Amfibi ini tetap berada dalam bentuk larva sepanjang hidupnya, lengkap dengan insang luar yang menyerupai rambut merah muda. Meski tampak manis, kemampuan biologisnya sungguh menakjubkan—ia bisa meregenerasi organ tubuh, termasuk jantung dan otak.
Menurut penelitian di International Journal of Developmental Biology, axolotl memiliki gen unik yang memungkinkan sel-selnya tetap plastis, membuatnya hampir 'abadi' dalam fase juvenil. Namun, di alam liar, mereka hanya ditemukan di Danau Xochimilco, Meksiko, yang kini tercemar limbah dan dipenuhi spesies invasif.
Berkat proyek konservasi lokal dan dukungan komunitas adat Meksiko, populasi axolotl mulai pulih perlahan. Mereka menjadi simbol harapan; kecil, lembut, tapi tangguh melawan kepunahan.
2. Glass frog, katak transparan yang menyembunyikan jantungnya

Bayangkan seekor katak mungil yang tubuhnya begitu bening hingga kamu bisa melihat organ di dalamnya. Itulah glass frog (Hyalinobatrachium fleischmanni), penghuni hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Kulit bagian bawahnya transparan, menampakkan jantung yang berdetak lembut seperti kristal hidup.
Penelitian dari Jurnal Science, mengungkap bahwa saat beristirahat, katak ini mampu membuat darahnya ‘menghilang’ dari permukaan kulit untuk menyamarkan diri dari predator. Begitu terancam, aliran darahnya kembali normal dalam hitungan detik—mekanisme pertahanan yang belum ditemukan pada hewan lain.
Walau terancam oleh deforestasi, beberapa populasi masih bertahan berkat kawasan lindung di Panama dan Kosta Rika. Ia menjadi bukti bahwa keindahan bisa menjadi senjata evolusi yang ampuh untuk bertahan hidup.
3. Titicaca water frog, katak yang bernapas dengan kulit berlipat

Di ketinggian 3.800 meter di atas permukaan laut, hidup katak unik yang seolah mengenakan jubah lipatan kulit tebal, yaitu Titicaca water frog (Telmatobius culeus). Habitatnya di Danau Titicaca, yang membentang di perbatasan Peru dan Bolivia, menjadi satu-satunya rumah alami bagi spesies ini.
Karena oksigen di ketinggian rendah, katak ini mengembangkan kulit berlipat-lipat untuk memperluas permukaan penyerapan oksigen langsung dari air. Menurut Jurnal Respiration Physiology, cara ini membuatnya tak memerlukan insang atau paru-paru besar—adaptasi ekstrem yang hanya dimiliki spesies ini.
Meskipun pernah terancam parah karena polusi dan perburuan, kini berbagai program konservasi lokal berhasil menstabilkan populasinya. Katak ini dikenal warga setempat sebagai ‘katak yoga’, karena gaya duduknya yang santai namun selalu waspada di dasar danau.
4. Suriname toad, katak yang melahirkan lewat kulit punggung

Mungkin ini salah satu proses kelahiran paling aneh di dunia hewan. Suriname toad (Pipa pipa) betina menampung telur-telur di punggungnya, di mana kulitnya kemudian menumbuhkan semacam ‘kantong’ alami. Setelah beberapa minggu, anak-anak katak keluar langsung dari pori-pori itu—bukan lewat telur biasa.
Peneliti dari Jurnal Reptiles & Amphibians, menyebut proses ini sebagai bentuk perlindungan ekstrem, agar telur tak dimangsa predator di air. Meski terlihat menyeramkan, cara ini justru efisien dalam menjaga generasi berikutnya.
Spesies ini sempat menurun populasinya karena hilangnya rawa tropis di Amerika Selatan, tetapi kini stabil berkat penangkaran dan edukasi publik tentang pentingnya ekosistem sungai. Kadang, aneh itu adalah cara terbaik untuk bertahan hidup.
5. Borneo flat-headed frog, katak yang hidup tanpa paru-paru

Tidak punya paru-paru, tapi tetap bisa bernapas? Itulah Borneo flat-headed frog (Barbourula kalimantanensis), satu-satunya katak di dunia yang benar-benar hidup tanpa paru-paru. Ia hanya bernapas melalui kulit, yang sangat tipis dan kaya pembuluh darah.
Ditemukan di sungai-sungai jernih Kalimantan Tengah, spesies ini hidup di air deras yang kaya oksigen. Menurut studi dari Copeia hampir setengah abad lalu, kehilangan paru-paru justru membantu katak ini menyelam lebih lama tanpa mengapung ke permukaan—adaptasi luar biasa terhadap habitatnya.
Meskipun habitatnya terus menyusut akibat penambangan emas dan deforestasi, upaya konservasi lokal mulai mengembalikan ekosistem sungai tempatnya tinggal. Dari Kalimantan, ia menjadi simbol ketahanan kehidupan kecil yang tak menyerah terhadap kerusakan besar.
Dari tubuh transparan hingga hidup tanpa paru-paru, lima amfibi ini mengingatkan kita bahwa kehidupan selalu menemukan cara. Di saat dunia manusia semakin bising oleh ambisi dan teknologi, mereka diam-diam bertahan dalam kesunyian rawa, sungai, dan kabut tropis.
Mereka bukan sekadar makhluk aneh; mereka adalah metafora bagi daya lenting alam—bahwa di balik rapuhnya kulit basah, tersimpan kekuatan yang mampu menantang kepunahan. Karena pada akhirnya, yang mampu bertahan bukanlah yang paling kuat, tapi yang paling mampu beradaptasi.