5 Burung Dara Buah dari Genus Ptilinopus yang Hidup di Indonesia

- Burung dara dan merpati berasal dari famili yang sama, Columbidae
- Dara buah termasuk spesies rentan hingga hampir terancam akibat deforestasi dan perburuan liar
- Beberapa jenis burung dara buah hidup di Indonesia, seperti Ptilinopus subgularis, jambu fruit dove, dan pink-headed fruit dove
Jujur saja, kamu pasti kesulitan dalam membedakan burung dara (dove) dan merpati (pigeon). Mereka memang berasal dari famili yang sama, yaitu Columbidae. Tetapi, burung dara umumnya lebih kecil, gempal, dengan paruh dan kaki yang lebih pendek.
Burung dara yang kita ketahui biasanya berwarna putih, cokelat, krem, abu-abu, atau hitam. Namun, ada pula yang bulunya berwarna-warni, seperti dara buah (fruit dove), burung dari genus Ptilinopus. Beberapa dari mereka tinggal di Indonesia, lho! Penasaran, seperti apa wujudnya?
1. Ptilinopus subgularis

Mari kita awali daftar ini dengan Ptilinopus subgularis atau Banggai fruit dove. Seperti namanya, mereka merupakan hewan endemik yang hanya bisa ditemukan di Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Kepulauan Banggai terdiri dari 123 pulau, tetapi yang berpenghuni cuma 69 pulau saja.
Kepala, dada, dan perutnya berwarna putih, sementara punggung, sayap, dan ekornya berwarna hijau. Hutan di dataran rendah dan kaki bukit adalah rumahnya. Sayangnya, mereka dikategorikan sebagai spesies rentan (vulnerable) karena populasinya terus-menerus turun.
2. Ptilinopus jambu

Berikutnya adalah Ptilinopus jambu alias jambu fruit dove, yang dapat dijumpai di beberapa negara. Mulai dari Indonesia (spesifiknya di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura, hingga Myanmar. Temukan mereka di rawa bakau dan hutan hujan pada ketinggian 0–1.500 meter di atas permukaan laut.
Burung yang panjangnya 23–27 sentimeter ini bertelur sebanyak 1–2 butir, yang akan menetas setelah dierami selama 20 hari. Sebagai orang tua yang bertanggung jawab, burung jantan akan mencari ranting, akar, atau rumput, sementara burung betina bertugas membangun sarang. Lalu, keduanya akan membesarkan anak-anaknya bersama-sama.
Berapa lama mereka hidup di dunia? Ada yang hanya 4 tahun saja, tetapi ada yang sampai 12 tahun. Karena deforestasi dan perburuan liar, Ptilinopus jambu digolongkan sebagai spesies yang hampir terancam (near threatened).
3. Ptilinopus cinctus

Ptilinopus cinctus mempunyai beberapa julukan sekaligus, yakni banded fruit dove dan black-backed fruit dove. Mereka hidup di Kepulauan Sunda Kecil, yang terdiri dari Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Timor, Rote, Alor, dan pulau-pulau lain di sekitarnya. Burung ini cukup besar dengan panjang 38–44 sentimeter dan berat 450–570 gram.
Bagaimana cara mengenali mereka? Kepala hingga dadanya berwarna putih, punggung dan sayapnya berwarna hitam, dengan perut dan pantat kuning kehijauan. Penyuka buah ara (figs) ini berstatus risiko rendah (least concern).
4. Ptilinopus porphyreus

Sesuai namanya, Ptilinopus porphyreus atau pink-headed fruit dove tampak mencolok berkat kepalanya yang berwarna merah muda. Sebagai hewan endemik, mereka hanya dapat ditemukan di hutan Sumatra, Jawa, dan Bali pada ketinggian 1.000–2.200 meter. Wilayah jelajahnya tidak terlalu luas, jika ditotal hanya 12.000 kilometer persegi saja.
Burung yang pemalu ini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bertengger di dahan yang tinggi. Status konservasinya sama seperti spesies sebelumnya, yaitu least concern. Kendati belum dianggap terancam, Ptilinopus porphyreus kerap diperjualbelikan secara ilegal di platform media sosial, salah satunya Facebook.
5. Ptilinopus fischeri

Mari kita tutup dengan Ptilinopus fischeri, yang juga dikenal sebagai red-eared fruit dove. Spesies ini pertama kali dideskripsikan oleh Friedrich Brüggemann pada tahun 1876. Ia merupakan seorang ornithologist (ahli burung) berkebangsaan Jerman.
Burung yang panjangnya 37 sentimeter ini hanya bisa dijumpai di Pulau Sulawesi, Indonesia. Tepatnya di hutan pada ketinggian 1.000–3.000 meter. Walau terjadi penurunan populasi, statusnya saat ini masih least concern.
Siapa sangka kalau hutan kita dihuni oleh burung seindah itu? Namun, jangan dipelihara, ya! Biarkan mereka terbang bebas di habitatnya!
Referensi:
National Parks Board. Diakses pada Oktober 2024. “Dove vs Pigeon: What’s the Difference?”.
Animals Network. Diakses pada Oktober 2024. “Dove”.
iNaturalist. Diakses pada Oktober 2024. “Fruit Doves”.
Animalia. Diakses pada Oktober 2024. “Banggai Fruit Dove”.
Joshua Project. Diakses pada Oktober 2024. “Banggai in Indonesia”.
Animalia. Diakses pada Oktober 2024. “Jambu Fruit Dove”.
Animalia. Diakses pada Oktober 2024. “Banded Fruit Dove”.
Animalia. Diakses pada Oktober 2024. “Pink-headed Fruit Dove”.
Oiseaux.net. Diakses pada Oktober 2024. “Red-eared Fruit Dove”.
Animalia. Diakses pada Oktober 2024. “Red-eared Fruit Dove”.