Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tokhtor Sumatra, Burung Cantik yang Hampir Punah!

potret tokhtor sumatra yang menawan
potret tokhtor sumatra yang menawan (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)
Intinya sih...
  • Mereka ditemukan di kawasan hutan sekitar pegunungan dengan elevasi antara 300—1.400 meter di atas permukaan laut.
  • Tokhtor sumatra lebih condong sebagai burung terestrial sehingga aktivitas lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki.
  • Burung ini termasuk karnivor dengan pilihan makanan yang cukup bervariasi, seperti berbagai jenis invertebrata, mamalia berukuran kecil, sampai reptil berukuran kecil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Alam Indonesia memang tidak pernah kehabisan hewan endemik dengan penampilan yang sangat menarik. Kali ini ada spesies burung bernama tokhtor sumatra (Carpococcyx viridis) yang nampak mencolok di habitat alami. Kalau digambarkan, burung ini terkesan seperti versi kecil dari burung merak karena bulu, paruh, dan kaki mereka didominasi dengan warna hijau.

Selain itu, bagian kepala tokhtor sumatra punya warna yang lebih bervariasi, yakni hitam pada bagian atas, merah muda pada bagian belakang mata, dan kebiruan pada bagian depan mata. Ada pula corak bergaris hitam pada bulu bagian dada kecokelatan mereka. Sementara itu, area sayap dan ekor cenderung berwarna hijau tua atau agak kehitaman yang terlihat mengkilap.

Secara ukuran, panjang tubuh tokhtor sumatra kalau ditotal dari ujung kepala hingga ujung ekor mencapai 55 cm. Rata-rata panjang ekor burung ini antara 23—31 cm. Sementara itu, bobot mereka diperkirakan sekitar 450 gram saja. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengupas beberapa hal menarik dari spesies burung asli Indonesia ini. Jadi, simak sampai tuntas, ya!

1. Peta persebaran, habitat, dan makanan favorit

tokhtor sumatra yang ada di hutan lebat
tokhtor sumatra yang ada di hutan lebat (inaturalist.org/matthewkwan)

Dari nama mereka saja, mudah untuk menebak dari mana persebaran tokhtor sumatra. Ya, burung yang satu ini merupakan hewan endemik Pulau Sumatra. Tepatnya, mereka ditemukan di sepanjang Bukit Barisan yang meliputi wilayah Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, hingga Lampung. Menurut Data Zone by Birdlife, luas area yang jadi rumah bagi burung ini sekitar 53.800 km persegi.

Soal habitat, tokhtor sumatra termasuk hewan penghuni dataran tinggi. Mereka ditemukan di kawasan hutan sekitar pegunungan dengan elevasi antara 300—1.400 meter di atas permukaan laut. Mengingat habitat alami yang sangat terpencil dan penuh vegetasi lebat, sebenarnya sangat sulit untuk mengetahui perilaku burung yang satu ini. Apalagi, tokhtor sumatra cenderung pemalu dan selalu menghindar begitu mendeteksi keberadaan manusia.

Akan tetapi, setidaknya kita sudah tahu tentang apa yang mereka konsumsi. Burung ini termasuk karnivor dengan pilihan makanan yang cukup bervariasi. Buruan mereka ada berbagai jenis invertebrata, mamalia berukuran kecil, sampai reptil berukuran kecil masuk sebagai menu makanan mereka.

2. Termasuk burung terestrial

Tokhtor sumatra tergolong sebagai jenis burung terestrial.
Tokhtor sumatra tergolong sebagai jenis burung terestrial. (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Tokhtor sumatra memang memiliki sayap dengan ukuran yang cukup untuk mengangkat tubuh. Malahan, mereka terkonfirmasi memang dapat terbang dengan jarak tertentu. Akan tetapi, selayaknya burung merak, ternyata tokhtor sumatra lebih condong sebagai burung terestrial sehingga aktivitas lebih banyak dilakukan dengan berjalan kaki, dilansir Animalia.

Tokhtor sumatra memanfaatkan kaki yang panjang dan kuat untuk berkeliling di hutan setiap harinya. Kedua kaki itu juga mampu memberikan kecepatan berlari dan kelincahan ekstra ketika harus berpindah dengan cepat ataupun dikejar oleh predator. Terbang jadi cara terakhir yang diambil burung ini untuk melarikan diri dari bahaya.

3. Kemampuan vokal yang khas

suara vokal tokhtor sumatra sangat khas
suara vokal tokhtor sumatra sangat khas (inaturalist.org/matthewkwan)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, tokhtor sumatra merupakan spesies burung yang sangat pemalu. Kemudian, mengingat warna bulu yang sangat memudahkan mereka berbaur dengan lingkungan, maka identifikasi visual dari burung ini jelas sangat sulit. Namun, mereka memiliki suara khas yang kadang digunakan untuk melacak keberadaan mereka di alam.

eBird melansir kalau suara tokhtor sumatra terdengar sangat melankolis. Nadanya juga cukup tinggi sampai terdengar seperti, ‘gwheuw-oh-eewo-eh’. Mereka juga menghasilkan suara dengung yang kasar sampai-sampai terdengar seperti suara orang yang sedang membuang ingus, lho.

4. Sistem reproduksi

tokhtor sumatra burung yang pemalu
tokhtor sumatra burung yang pemalu (inaturalist.org/matthewkwan)

Sebenarnya, tak ada informasi yang tersedia tentang sistem reproduksi tokhtor sumatra mengingat sifat pemalu dan jumlah yang sudah tidak banyak. Hal ini termasuk soal kapan musim kawin, apakah ada ritual kawin khusus, jumlah telur yang dihasilkan, sampai masa inkubasi telur. Sementara ini, diduga kalau sistem reproduksi tokhtor sumatra masih sama dengan kerabat dari spesies tokhtor lain.

Artinya, mereka akan membangun sarang di tanah dengan berbagai material dari tumbuhan yang tersedia. Sementara itu, ada perkiraan kasar soal usia yang dapat dicapai tokhtor sumatra di alam liar. Data Zone by Birdlife mencatat kalau burung terestrial ini mampu mencapai usia sekitar 4,2 tahun.

5. Status konservasi yang sangat mengkhawatirkan

Status konservasi tokhtor sumatra saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Status konservasi tokhtor sumatra saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. (inaturalist.org/matthewkwan)

Salah satu alasan tidak ada informasi tentang sistem reproduksi tokhtor sumatra disebabkan oleh populasi yang sudah sangat mengkhawatirkan. Dalam catatan IUCN Red List, status konservasi burung ini sudah masuk dalam kategori hewan kritis atau sangat terancam punah (Critically Endangered). Populasi di alam liar diperkirakan tersisa 50—249 individu saja dengan tren yang terus menurun dari tahun ke tahun.

Adapun, menurut IUCN Red List, alasan populasi kecil dari tokhtor sumatra sebenarnya sama seperti berbagai hewan terancam punah lain di Pulau Sumatra, yakni kehilangan habitat alami. Pemukaan lahan besar-besaran dan tidak bertanggung jawab untuk berbagai kepentingan manusia masih terus terjadi sampai saat ini. Bahkan, dalam banyak kasus, pembukaan lahan itu dilakukan secara ilegal di tanah-tanah yang seharusnya masuk dalam cagar alam, taman nasional, ataupun suaka margasatwa yang seharusnya dilindungi dan tak boleh dirusak.

Kalau ini terus dibiarkan, bukan hanya tokhtor sumatra saja yang akan segera punah. Berbagai hewan endemik Indonesia, semisal harimau sumatra, gajah sumatra, badak sumatra, sampai orangutan sumatra juga akan menghadapi masalah yang sama. Semoga saja ada upaya perlindungan serius dari berbagai pihak supaya oknum-oknum culas yang selalu membuka lahan secara tak bertanggung jawab bisa ditindak secara hukum.

Tak ketinggalan, memaksimalkan upaya konservasi juga jadi kewajiban. Ini tak hanya kewajiban pemerintah atau organisasi lingkungan. Namun, kita sebagai manusia sudah sepatutnya hidup dalam harmoni dengan alam.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Tokhtor Sumatra, Burung Cantik yang Hampir Punah!

24 Sep 2025, 21:44 WIBScience