Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cerita Kuno yang Mirip seperti Kisah Cinderella

ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Elena Ringo)
ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Elena Ringo)
Intinya sih...
  • Disney mengadaptasi berbagai dongeng tradisional dan cerita rakyat menjadi film animasi, seperti Aladdin, The Little Mermaid, Moana, dan Cinderella.
  • Cerita asli Cinderella sangat gelap dan berbeda dari versi Disney yang lebih manis dan ramah anak-anak.
  • Kisah Cinderella memiliki banyak versi di seluruh dunia, seperti Rhodopis dari Romawi Kuno, Ye Xian dari Tiongkok, dan versi Italia dari Giambattista Basile.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sekitar 80 tahun lamanya, Disney mengubah berbagai dongeng tradisional dan cerita rakyat daerah menjadi film animasi. Misalnya saja Aladdin (1992), yang berasal dari kompilasi kuno cerita rakyat Arab berjudul Seribu Satu Malam. Kemudian, ada The Little Mermaid (1989), yang diambil dari cerita pendek Hans Christian Andersen pada 1836. Ada pula Moana (2016), yang terinspirasi dari cerita rakyat Polinesia, serta banyak lagi.

Tentu saja, plot cerita Disney diisi dengan petualangan untuk menemukan jati diri, menggapai mimpi, menemukan cinta sejati, dan sebagainya. Itulah sebabnya Disney menyesuaikan film-film ini agar bisa ditonton segala usia. Sayangnya, beberapa filmnya didasarkan dari beberapa cerita yang sangat gelap.

Demikian pula halnya dengan Cinderella (1950), salah satu film animasi klasik Disney yang menampilkan kisah tentang gadis yang teraniaya, punya ibu tiri yang jahat, ibu peri, kereta labu, pangeran, sepatu kaca, dan lainnya. Seperti karya-karya adaptasi Disney lainnya, versi Disney sudah diubah sedemikian rupa. Namun, kisah asli Cinderella rupanya gak semanis yang diceritakan Disney

Yap, versi Cinderella yang ditulis ulang oleh Brothers Grimm atau Grimm Bersaudara bisa dibilang sangat suram. Kakak-beradik itu menulis kisah Cinderella yang diberi judul Aschenputtel (1812). Gak hanya itu, ada juga versi kisah ini dari Italia pada abad ke-3 SM, versi dari Tiongkok pada abad ke-9 M, banyak catatan tentang Eropa Barat pada abad ke-17, dan masih banyak lagi. Wah, bagaimana, ya, cerita lengkapnya?

1. Dongeng Rhodopis dari Romawi Kuno

Claudius Aelianus (commons.wikimedia.org/N/AStarTrekker)
Claudius Aelianus (commons.wikimedia.org/N/AStarTrekker)

Ada sebuah kisah dari Romawi Kuno tentang Rhodopis, pelacur asal Mesir, yang kisahnya mirip seperti Cinderella. Namun, kisah Romawi Kuno ini gak menjadi inspirasi langsung untuk penceritaan ulang yang dilakukan oleh Brothers Grimm. 

Kisah Rhodopis ditulis sebagai bacaan ringan untuk orang Romawi abad ke-3 M, seperti yang dijelaskan Loeb Classical Library. Dari volume Various History karya Claudius Aelianus, kisah ini berlatar di Mesir Kuno dan pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1666.

Dalam cerita tersebut, salah satu sepatu Rhodopis diambil oleh seekor elang ketika Rhodopis sedang mandi. Sepatu itu pun dibawa ke Memphis. Di sana, sepatu itu dijatuhkan ke pangkuan Firaun Psammetichus abad ke-7 SM. Psammetichus pun mengirim antek-antek ke seluruh Mesir untuk mencari siapa pemilik sepatu itu. Saat Rhodopis dibawa kepadanya, Firaun Psammetichus mengagumi kecantikan Rhodopis, dan mereka menikah.

2. Kisah Ye Xian dari Tiongkok Kuno

ilustrasi Cinderella (commons.wikimedia.org/Otto Kubel)
ilustrasi Cinderella (commons.wikimedia.org/Otto Kubel)

Ye Xian, kisah yang ditulis oleh penulis Tiongkok era Tang Duan Chengshi pada 860 M, mirip seperti cerita Cinderella. Sama seperti versi cerita lainnya, Ye Xian adalah gadis cantik dan cerdas dibandingkan saudari tirinya. Kemudian, roh ibu Ye Xian yang sudah meninggal, mengirim seekor ikan ajaib untuk menjaga dan membimbing Ye Xian. Sayangnya, ibu tiri Ye Xian yang jahat membunuh ikan tersebut dan memasaknya untuk dijadikan santapan makan malam.

Ye Xian lalu dikunjungi roh leluhur yang mirip dengan ibu peri Disney. Roh itu membantunya melakukan ritual sihir menggunakan tulang ikan tersebut. Ritual ini dilakukan agar doa Ye Xian dikabulkan.

Ye Xian berharap agar dia bisa mendapatkan gaun yang indah dan sepatu sandal emas di festival Tahun Baru. Saat keinginanya terkabul, Ye Xian justru melarikan diri, karena keluarga tirinya mengenali dia di festival tersebut. Sepatu sandal emas Ye Xian pun gak sengaja terlepas dan tertinggal. Namun, sepatu sandal itu sampai ke raja, Ye Xian pun mencarinya. Sang raja jatuh cinta dan akhirnya menikahinya.

3. Cinderella bernama Zezolla versi Italia abad ke-17

ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Elena Ringo)
ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Elena Ringo)

Di Italia, pada abad ke-17, juga ada kisah yang mirip dengan Cinderella. Abilene, Texas Public Library menjelaskan bahwa para peneliti mengidentifikasi adanya 345 kisah yang mirip Cinderella di seluruh Eropa. Kisah-kisahnya berisi tentang saudari tiri yang jahat dan adanya pesta. Namun, ada satu kisah Cinderella yang paling menonjol di antara yang lain.

Nah, kisah ini berasal dari penulis Italia bernama Giambattista Basile dalam koleksi cerita pendeknya pada 1634, Lo cunto de li cunti. Dalam versi ini, seorang ibu tiri menjadikan anak gadis bernama Zezolla seperti pembantu. Ia menjulukinya "Cenerentola" ("Kucing Cinderella," karena dia sangat pandai). Namun, rupanya ada 2 ibu tiri, nih.

Ibu tiri kedua meyakinkan Zezolla untuk membunuh ibu tirinya yang pertama (ibu tiri yang sering menyuruh-nyuruh Zezolla). Ibu tiri kedua ini baru menikah dengan ayah Zezolla dan mengasuh Zezolla. Namun, dia sama jahatnya dengan ibu tiri yang pertama. Meski begitu, di akhir cerita, seorang raja menikahi Zezolla.

4. Kisah Cinderella mirip Disney yang ditulis penulis asal Prancis pada 1637

ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Carl Offterdinger/Harke)
ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Carl Offterdinger/Harke)

Tiga tahun kemudian, setelah penulis Italia bernama Giambattista Basile menerbitkan kisah versinya, pada 1637, penulis Prancis bernama Charles Perrault menerbitkan buku berjudul Mother Goose's Fairy Tales. Cerita ini memperkenalkan kita dengan ibu peri, labu yang berubah menjadi kereta, tikus yang berubah menjadi kuda, dan kisah tentang pemilik sepatu kaca. Yap, mirip seperti versinya Disney. Bisa dibilang, Charles Perrault adalah orang pertama yang memiliki kisah versi Disney ini, atau 300 tahun sebelum Disney membuat film animasinya pada 1950.

5. Cinderella versi Grimm Bersaudara

ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Jean-Antoine Laurent)
ilustrasi kisah Cinderella (commons.wikimedia.org/Jean-Antoine Laurent)

Buku Aschenputtel yang ditulis Jacob dan Wilhelm Grimm, atau Grimm Bersaudara, rupanya didasarkan pada Cinderella karya Charles Perrault dan Giambattista Basile. Aschenputtel diterbitkan pada 1812. Meski begitu, Aschenputtel sangat berbeda dari kisah Charles Perrault dan Giambattista Basile dalam hal narasi dan penceritaan. Buku ini kemungkinan memiliki referensi keagamaan, karena Grimm Bersaudara dibesarkan sebagai penganut Lutheran (ajaran yang dibawa Martin Luther dari abad ke16) yang taat.

Bahkan, kisah Ye Xian dan Rhodopis lebih dekat dengan versi Disney yang kita kenal sekarang. Adapun, dalam buku Aschenputtel, Cinderella berduka atas kematian ibunya hingga air matanya yang jatuh ke tanah menumbuhkan sebuah pohon. Sementara itu, merpati putih menjawab permintaannya saat dia berdoa di pohon tersebut.

Kemudian, seorang raja mengadakan pesta. Burung-burung merpati membantu Cinderella dengan membuat pakaian dan sepatu sandal. Cinderella pun menghadiri acara tersebut. Ia menarik perhatian sang pangeran, dan kemudian sepatu sendalnya tertinggal. Sampai akhirnya, pangeran mencari siapa pemilik sepatu sendal tersebut.

Agar kaki kedua putrinya pas dengan sepatu sandal Cinderella, ibu tiri yang jahat meminta putri-putrinya untuk memotong jari kakinya dan yang satu memotong tumitnya. Pangeran curiga dan gak percaya, sampai akhirnya Cinderella mencoba sepatu sandal tersebut, dan cocok. Di akhir cerita, sang pangeran dam Cinderella pun menikah.

Gak kalah menyeramkan lagi. Dalam outro akhir, burung merpati mematuk-matuk mata kedua saudari tiri Cinderella di pesta pernikahannya. Mereka pun buta seumur hidup. Memang ada pesan yang diselipkan, hanya saja kisahnya terlalu gelap.

Disney sukses dengan kisah Cinderella-nya, yang mirip dengan karya Charles Perrault

cuplikan film animasi Cinderella (dok. Walt Disney Productions/Cinderella)
cuplikan film animasi Cinderella (dok. Walt Disney Productions/Cinderella)

Setelah sukses dengan film animasi Snow White and the Seven Dwarfs (1937), Disney memproduksi film animasinya satu per satu. Di antaranya: Pinocchio (1940), Fantasia (1940), Dumbo (1941), dan Bambi (1942). Setelah itu, Disney berhenti memproduksi film-film besar karena krisis ekonomi akibat Perang Dunia II.

Menjelang akhir 40-an, Disney membuat film besar berikutnya. Disney pun mengambil kisah dari Grimm Bersaudara untuk versi Cinderella-nya. Namun, seperti yang kita semua tahu, Disney gak menceritakan tentang dua saudari tiri yang memotong kaki mereka sendiri atau buta karena dipatuk burung merpati.

Seperti yang sudah kita bahas, Cinderella versi Disney yang dirilis pada 1950 rupanya lebih mirip dengan versi Charles Perrault dalam buku Mother Goose's Fairy Tales (1637). Film ini juga memiliki soundtrack yang menjadi ciri khas dongeng Disney, yaitu "A Dream Is a Wish Your Heart Makes."

Rupanya, Disney memilih Cinderella karena punya kemiripan dengan Snow White, seorang gadis yang diperlakukan buruk, seorang ibu tiri matriark (suka ngatur dan menindas), teman-teman kecil yang lucu (tikus dan kurcaci), seorang pangeran yang menyelamatkan, dan sebagainya. Ditambah lagi, Cinderella punya akhir yang bahagia, karena menikah dengan pangeran.

Intinya, nasib baik akan menghampiri orang-orang yang baik hati dan punya hati yang tulus. Ibu tiri dan dua saudari tiri yang jahat, tentu saja dapat karmanya sendiri dan dilupakan begitu saja. Yap, menurut kamu, mana kisah yang paling menarik?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us