5 Fakta Aneh Daytime Sextantids, Hujan Meteor Siang yang Sulit Dilihat

- Daytime sextantids adalah hujan meteor yang aktif setiap tahun sekitar 24 September hingga 9 Oktober, dengan puncak di akhir September. Tidak seperti hujan meteor populer lainnya, ia muncul saat langit terang benderang.
- Radiannya berada di konstelasi Sextans, membuatnya penting untuk pengamatan ilmiah. Meskipun sulit dilihat secara visual, para peneliti menggunakan sistem radar dan deteksi radio untuk merekam meteor yang melesat di siang hari.
- Daytime sextantids memberi dampak besar pada dunia penelitian antariksa karena membantu memetakan distribusi debu komet di tata surya dan memahami risiko tabrakan benda kecil dengan satelit. Meski sulit dilihat, kita bisa
Langit malam biasanya jadi panggung utama bagi hujan meteor. Orang-orang rela begadang, menunggu kilatan cahaya yang seolah menggores kanvas gelap di atas kepala. Tapi bagaimana jika ada hujan meteor yang justru memuncak di siang hari? Inilah keanehan yang ditawarkan oleh daytime sextantids, salah satu hujan meteor paling misterius yang terjadi tiap akhir September.
Tidak seperti perseids atau geminids yang meriah dengan puluhan meteor per jam, daytime sextantids nyaris tak kasat mata bagi manusia. Ia hadir dalam terang matahari, lebih sering tertangkap radar ketimbang mata telanjang. Justru inilah yang membuatnya spesial, ia lebih penting bagi sains daripada tontonan visual. Yuk, simak fakta-faktanya berikut ini!
1. Puncaknya akhir September, tapi siang hari

Daytime sextantids aktif setiap tahun sekitar 24 September hingga 9 Oktober, dengan puncak di akhir September. Tahun 2025, puncaknya diperkirakan jatuh pada 27—30 September. Berbeda dari hujan meteor populer yang biasanya dinikmati saat malam gelap, sextantids justru muncul saat langit terang benderang—dilansir dari starwalk.space.
Fenomena ini membuat casual observer hampir mustahil melihatnya tanpa bantuan teknologi. Cahaya matahari yang dominan menutupi jejak cahaya meteor kecil yang memasuki atmosfer. Jadi, meski disebut ‘hujan meteor’, secara visual ia tidak memberi pesta kembang api di langit.
Bagi astronom, ini bukan masalah. Mereka menggunakan sistem radar dan deteksi radio untuk merekam meteor yang melesat di siang hari. Jadi bisa dibilang, daytime sextantids adalah hujan meteor yang ‘dilihat’ lewat telinga elektronik, bukan mata manusia.
2. Radiannya berada di konstelasi sextans

Sumber arah datang meteor ini atau radiant berada di konstelasi Sextans, sebuah rasi bintang kecil di dekat ekuator langit. Walau rasi Sextans tidak terlalu terkenal, posisinya membuat hujan meteor ini bisa terdeteksi dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia—dilansir dari Monthly Notices of the Royal Astronomical Society.
Yang unik, karena radiannya dekat ekuator, meteor bisa muncul dari arah yang relatif tinggi di langit. Sayangnya, cahaya siang hari tetap jadi penghalang utama untuk pengamatan visual.
Namun, lokasi radiant ini justru membuat sextantids penting untuk pengamatan ilmiah. Dengan deteksi radar, para peneliti bisa mempelajari bagaimana debu kosmik menyebar merata di sekitar orbit Bumi, tidak hanya dari arah rasi besar yang sudah populer.
3. Bukan untuk mata, tapi untuk ilmu

Daytime sextantids tidak pernah masuk daftar ‘pertunjukan langit’ favorit masyarakat umum. Alasannya jelas, ia sulit dinikmati secara langsung. Namun, bagi komunitas astronomi, ia adalah tambang informasi. Dengan melacak partikel meteor siang hari ini, ilmuwan bisa mempelajari kepadatan debu antariksa yang melintasi orbit Bumi—dilansir dari kanal International Meteor Organization.
Data semacam ini penting untuk memahami risiko tabrakan benda kecil dengan satelit. Selain itu, studi hujan meteor siang hari membantu memetakan distribusi debu komet di tata surya, yang pada gilirannya menjelaskan evolusi orbit komet.
Jadi, meskipun takbisa kita lihat dengan mata telanjang, daytime sextantids memberi dampak besar pada dunia penelitian antariksa. Ia adalah bukti bahwa tak semua keindahan kosmik hadir untuk dinikmati mata, sebagian hadir untuk menantang pikiran.
4. Asal usulnya masih misterius

Tidak semua hujan meteor punya ‘orang tua’ yang jelas. Perseids misalnya, berasal dari komet swift-tuttle. Tapi daytime sextantids? Asalnya masih jadi tanda tanya. Beberapa penelitian menduga ia terkait dengan fragmen komet yang orbitnya berpotongan dengan Bumi, sementara teori lain menyebut kemungkinan asteroid sebagai sumbernya—dilansir dari Jurnal Earth, Moon, and Planets.
Ketidakpastian ini membuat sextantids jadi semacam teka-teki kosmik. Setiap meteor yang tertangkap radar bisa jadi potongan puzzle yang memperjelas siapa ‘induk’ sebenarnya.
Bagi para ilmuwan, memecahkan misteri asal usul hujan meteor bukan hanya soal penasaran, tapi juga soal memahami dinamika tata surya. Dengan begitu, kita bisa tahu bagaimana debu kosmik memengaruhi Bumi dalam jangka panjang.
5. Sulit dilihat, tapi tetap bisa dinikmati

Meski hampir mustahil dilihat dengan mata telanjang, bukan berarti kita tidak bisa ‘menikmati’ daytime sextantids. Beberapa komunitas astronomi menyiarkan hasil rekaman deteksi radio meteor ini, yang bisa diakses lewat internet. Kilatan meteor akan terdengar sebagai perubahan bunyi sinyal, mirip bisikan kosmik dari angkasa—dilansir dari portal digital RTL Today.
Selain itu, hanya dengan tahu bahwa hujan meteor ini berlangsung saat kita beraktivitas di siang hari, sudah cukup membuat kita merasa dekat dengan langit. Saat bekerja, belajar, atau berjalan di bawah terik matahari, ada butiran kosmik yang sebenarnya sedang jatuh melintasi atmosfer.
Dengan begitu, daytime sextantids tetap menghadirkan rasa takjub—meski tanpa visual spektakuler. Ia mengingatkan kita bahwa keajaiban kosmos tidak selalu hadir dalam bentuk yang bisa dilihat, tapi juga dalam yang bisa kita ketahui.
Daytime sextantids memang bukan hujan meteor yang bisa bikin orang ternganga di bawah langit malam. Ia lebih sunyi, tersembunyi, dan tak kasat mata. Tapi justru di situlah keunikannya: sebuah pertunjukan kosmik yang tidak dipentaskan untuk penonton, melainkan untuk ilmu pengetahuan.
Akhir September 2025, saat banyak orang tidak menyadari ada hujan meteor yang berlangsung di atas kepala mereka, daytime sextantids akan tetap jatuh. Ia mengingatkan kita bahwa semesta selalu punya cara untuk menunjukkan keajaiban—bahkan dalam hal-hal yang tidak bisa kita lihat langsung. Jadi, siapkah kamu menyambut hujan meteor siang hari ini dengan cara berbeda?