5 Fakta Belut Sirip Pendek, Ular Jadi Salah Satu Makanannya!

Belut jadi salah satu jenis ikan yang paling terkenal dan mudah dikenali. Nah, di antara banyaknya spesies belut yang ada di dunia, Anguilla australis atau belut sirip pendek jadi spesies yang cukup unik. Keunikan belut ini tercermin dari beberapa aspek, seperti kebiasaannya, makanannya, pertumbuhannya, reproduksinya, penyebarannya, sampai manfaatnya bagi kehidupan manusia.
Sebagai contoh, walau termasuk spesies belut hewan ini merupakan predator ganas dan bisa memakan apapun. Ukurannya juga cukup besar, bahkan bisa mencapai 1 meter. Ia juga punya kebiasaan catadromous, yaitu kebiasaan bermigrasi dari perairan air tawar menuju perairan air asin. Layaknya belut lain, belut sirip pendek juga populer sebagai makanan, bahkan ia jadi komoditas pangan paling diminati di beberapa negara. Untuk itu, supaya pembahasannya lebih mendalam artikel ini akan membahas fakta-fakta tersebut secara detail dan terperinci.
1. Merupakan predator ganas yang sanggup memakan tikus sampai ular

Sebagai belut, mungkin kamu menganggap kalau hewan ini bukanlah predator yang ganas. Tapi jangan salah, nyatanya belut sirip pendek merupakan salah satu predator puncak di habitatnya, lho. Tercatat, ia bisa memakan apapun, mulai dari ikan, krustasea, burung, tikus, sampai ular, jelas ABC News. Hal ini tidak mengherankan mengingat ukuran belut ini terbilang cukup besar. Ia juga bisa bertahan di segala situasi, mau itu di air tenang, sungai berarus deras, sampai di sungai yang mulai mengering. Kemampuan kamuflase hewan ini juga luar biasa, alhasil ia sangat sulit dideteksi oleh mangsa.
2. Jadi komoditas pangan populer di beberapa negara

Seperti belut lain, belut sirip pendek juga sangat populer sebagai komoditas pangan. Tak tanggung-tanggung, beberapa negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Jepang sangat menyukai hewan ini. Permintaan akan daging belut sirip pendek juga terus meningkat, tercatat pada tahun 1990an permintaan akan daging belut ini sampai menyentuh angka 300 ton. Sayangnya, karena perburuan yang tak terkendali populasi belut ini perlahan mulai menurun.
Saat ini, populasi inidividu dewasa dan individu muda mulai terancam dan jika terus dibiarkan maka keseimbangan ekosistem bisa terganggu, jelas artikel di jurnal New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research. Untuk mencegah hal ini pembudidayaan belut sirip pendek sudah mulai dilakukan. Awalnya percobaan budidaya sempat gagal, namun saat ini upaya budidaya mulai mengalami kesuksesan. Dengan adanya budidaya diharapkan kalau populasi ikan ini terus stabil dan permintaan akan daging belut sirip pendek juga bisa terpenuhi.
3. Termasuk hewan dengan kebiasaan catadromous

Dilansir iNaturalist, belut sirip pendek merupakan spesies catadromous. Artinya saat dewasa ikan ini akan berhenti makan dan mulai bermigrasi ke laut untuk bereproduksi. Tak tanggung-tanggung, ikan ini mampu menempuh jarak ribuan kilometer saat bermigrasi dari air tawar ke air asin. Umumnya, belut sirip pendek akan melakukan reproduksi dan bertelur di perairan dalam di wilayah Laut Coral yang berlokasi di wilayah Kaledonia Baru.
Setelah bertelur tentunya larva belut akan menetas, uniknya larva ini punya perawakan yang berbeda dari individu dewasa. Di saat individu dewasa punya warna gelap, larvanya justru punya tubuh transparan. Karenanya, mereka disebut sebagai glass eel atau belut kaca. Seiring berjalannya waktu, larva belut akan tumbuh dan bermetamorfosis menjadi individu muda. Sejalan dengan pertumbuhannya, individu muda yang sudah bermetamorfosis juga akan kembali bermigrasi ke perairan air tawar dan tumbuh dewasa di sana.
4. Belut jantan punya pertumbuhan yang lebih lambat dari belut betina

Laman Atlas of Living Australia menjelaskan kalau belut yang berasal dari Selandia Baru dan Australia ini punya perbedaan antara individu betina dan individu jantan. Dalam hal ini, umumnya individu jantan punya pertumbuhan yang lebih lambat dari individu betina. Tak hanya itu, individu jantan juga punya ukuran yang lebih kecil dari individu betina. Sebenarnya perbedaan kedua jenis kelamin tersebut merupakan hal yang normal dan disebut dimorfisme seksual. Tak hanya pada belut sirip pendek, dimorfisme seksual ini juga umum terjadi entah pada ikan, burung, mamalia, serangga, reptil, sampai amfibi.
5. Panjang maksimal belut sirip pendek bisa mencapai 1,3 meter

Jika berbicara ukuran, belut sirip pendek termasuk belut yang cukup besar dengan panjang maksimal mencapai 1,3 meter, jelas FishBase. Namun itu panjang maksimalnya, secara umum panjang rata-rata ikan ini hanya ada di kisaran 45 sampai 106 centimeter. Beratnya juga tak bisa diremehkan, tercatat belut ini punya berat maksimal di angka 7,6 kilogram. Belut ini juga panjang umur dengan usia tertua yang bisa mencapai 32 tahun.
Membahas mengenai perawakan dan ciri fisik, belut ini tak jauh berbeda dari belut lain dengan badan memanjang dan kulit yang licin. Warnanya cukup beragam dengan beberapa variasi warna, seperti cokelat, kuning, jingga, dan kehijauan. Nah, warna-warna tersebut juga bisa digunakan untuk berkamuflase dan bersembunyi. Biasanya tempat persembunyian favoritnya adalah di tanaman air, di sela-sela batu, atau di dasar perairan. Tak hanya itu, matanya juga besar, badannya cukup gemuk, dan ekornya panjang.
Selain populer sebagai makanan, ternyata belut sirip pendek juga punya sisi lain yang tak banyak diketahui. Bayangkan saja, walaupun merupakan jenis belut ternyata ia termasuk predator puncak yang bisa memakan tikus, burung, sampai ular. Ukurannya juga cukup besar dengan panjang maksimal yang mencapai 1,3 meter. Tak hanya itu, ketahanan hewan ini juga sangat baik, bahkan ia sanggup bermigrasi sejauh ribuan kilometer. Sayangnya populasi hewan ini mulai menurun, untungnya upaya budidaya sudah dilakukan untuk menjaga populasinya.