5 Fakta Berang-Berang Sungai Selatan, Punya Habitat yang Fleksibel

Dari banyaknya famili mamalia karnivor yang ada di dunia saat ini, famili Mustelidae merupakan yang paling beragam spesiesnya. Hewan-hewan yang masuk dalam famili ini meliputi musang, cerpelai, teledu, amunin, wolverine, serta berang-berang. Soal berang-berang, mereka terdiri atas 13 spesies berbeda dan salah satu yang akan dibahas pada kesempatan ini adalah berang-berang sungai selatan (Lontra provocax).
Kalau dibandingkan dengan saudara berang-berang yang lain, ukuran berang-berang sungai selatan terbilang sedang dengan panjang sekitar 80—116 cm dari ujung kepala hingga ujung ekor dan bobot 5—10 kg. Rambut berang-berang ini tumbuh sepanjang 7—8 mm dengan warna cokelat tua pada bagian punggung dan cokelat muda pada bagian perut. Ciri khas lain dari berang-berang sungai selatan terletak pada hidung mereka yang berbentuk seperti berlian.
Nah, si imut yang satu ini memiliki beberapa fakta menarik yang akan segera diulas. Salah satunya terkait dengan fleksibilitas tempat tinggal mereka yang mengungguli sebagian besar saudara berang-berang mereka yang lain. Penasaran, kan? Yuk, langsung simak fakta berang-berang sungai selatan di bawah ini, ya!
1. Peta persebaran dan habitat

Sesuai dengan nama mereka, berang-berang sungai selatan hidup di belahan Bumi selatan. Secara spesifik, mereka merupakan mamalia yang menghuni Amerika Selatan yang meliputi Chili dan Argentina. Namun, dilansir Animal Diversity, populasi berang-berang sungai selatan di Chili semakin menyusut. Sementara itu, di Argentina, mereka tersebar di sepanjang Pegunungan Andes hingga bagian selatan provinsi Neuquén.
Layaknya spesies berang-berang lain di seluruh dunia, habitat berang-berang sungai selatan pasti tak jauh dari sumber air. Artinya, kawasan sungai, danau, dan rawa dengan vegetasi lebat dan tepian berbatu dapat menjadi lokasi yang nyaman bagi mereka untuk ditinggali. Akan tetapi, mereka tak hanya hidup di sekitaran sumber air tawar saja. Mereka jadi satu dari tiga spesies berang-berang yang dapat bertahan di air laut, tepatnya di kawasan pesisir pantai dengan kedalaman air yang dangkal.
2. Makanan favorit

Terpisahnya populasi berang-berang sungai selatan di dua negara berbeda di Amerika Selatan ternyata berpengaruh pada menu makanan mereka. Secara keseluruhan, sebenarnya seluruh berang-berang sungai selatan mengonsumsi ikan, krustasea, moluska, dan burung. Namun, komposisi atau jumlah konsumsi harian mereka berbeda, tergantung pada letak geografis mereka berada.
Dilansir Animal Diversity, berang-berang sungai selatan yang ditemukan di Chili lebih banyak mengonsumsi ikan ketimbang krustasea dan jenis makanan lain. Ikan memenuhi sekitar 75 persen pola konsumsi mereka berdasarkan penelitian pada sampel tinja. Sementara itu, populasi yang ada di Argentina malah lebih banyak mengonsumsi krustasea dibanding ikan dan jenis makanan lain dengan besaran persentase mencapai 98 persen berdasarkan sampel tinja yang diteliti.
3. Hewan yang sangat pemalu

Berang-berang sungai selatan dapat dikatakan hewan yang cukup sosial, tapi tidak sampai membentuk kelompok besar. Berang-berang sungai selatan jantan cenderung hidup secara soliter diluar musim kawin, sementara betina akan hidup bersama anak mereka hingga dewasa. Baik jantan atau betina sama-sama nokturnal sehingga mereka lebih banyak beraktivitas saat malam hari. Tak banyak hal soal komunikasi yang dijelaskan dari spesies berang-berang ini, tapi diduga kalau kebiasaan mereka dalam berinteraksi dengan sesama tak jauh berbeda dengan spesies berang-berang lain di seluruh dunia.
Kalau berbicara soal interaksi berang-berang sungai selatan dengan makhluk lain, termasuk manusia, mereka terbilang sangat sulit diobservasi. Otter Specialist Group melansir kalau berang-berang ini sangat pemalu dan waspada terhadap kehadiran makhluk lain di sekitar mereka. Pilihan habitat mereka yang harus terdiri atas vegetasi lebat membantu berang-berang sungai selatan untuk bersembunyi saat mendeteksi makhluk lain. Ditambah lagi, mereka cenderung menghindari aliran air yang terhubung dengan pemukiman manusia.
4. Sistem reproduksi

Musim kawin bagi berang-berang sungai selatan dimulai saat musim dingin dan semi di Amerika Selatan atau sekitar bulan Juni—Desember. Tidak disebutkan apakah ada ritual perkawinan khusus atau tidak dari spesies ini, tetapi diduga kalau berang-berang sungai selatan tergolong hewan poligini seperti saudara mereka yang lain. Hal yang menarik adalah masa kehamilan dari berang-berang betina setelah dibuahi.
Dilansir Animal Diversity, jika kita menghitung masa kandungan sejak sel telur dibuahi sperma, maka jangka waktu kehamilan berang-berang sungai selatan mencapai 10—12 bulan. Akan tetapi, kalau kita hanya menghitung masa perkembangan embrio saja, maka masa kehamilan mamalia ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan saja. Dalam satu musim kawin, betina akan melahirkan sekitar 1—4 ekor anak yang akan dirawat dengan baik.
Anak-anak berang-berang sungai selatan mulai makan makanan padat saat berusia satu bulan, tetapi mereka baru bisa berenang dan mencari makan sendiri saat berusia 3—4 bulan pasca kelahiran. Mereka juga akan terus tinggal bersama induk selama satu tahun pertama. Barulah pada tahun kedua atau tiga hidup mereka, anak-anak berang-berang sungai selatan mulai hidup secara mandiri karena dianggap sudah dewasa.
5. Status konservasi

Kalau dibandingkan dengan kebanyakan saudara mereka yang lain, berang-berang sungai selatan saat ini sedang ada dalam situasi yang mengkhawatirkan. Berdasarkan catatan IUCN Red List, mereka sudah masuk dalam kategori terancam punah (Endangered) dengan tren populasi yang terus menurun. Situasi kian pelik karena masalah yang dihadapi berang-berang sungai selatan untuk mempertahankan populasi mereka sangat beragam.
Earth Endangered Creatures melansir kalau spesies ini mengalami perburuan besar-besaran demi daging dan kulit mereka karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ditambah lagi, kerusakan atau mengecilnya habitat alami berang-berang sungai selatan membuat ruang gerak mereka makin terbatas. Kerusakan ini terjadi akibat aktivitas manusia, khususnya pada pembangunan kanal, bendungan, dan pertanian. Masalah kian bertambah dengan diperkenalkannya hewan dan tanaman asing di sekitar habitat mereka.
Spesies pendatang, semisal cerpelai amerika (Neogale vison), menjadi kompetitor langsung berang-berang sungai selatan untuk mencari makan. Parahnya lagi, beberapa sungai habitat mereka juga mulai dipenuhi ikan yang mampu berenang lebih cepat dan sulit ditangkap, semisal ikan salmon. Belum lagi kalau berbicara soal ikan yang mengonsumsi sumber makanan asli bagi berang-berang sungai selatan yang membuat mereka sulit mencari makanan.
Kalau situasi ini terus dibiarkan, berang-berang sungai selatan tak akan bertahan dalam waktu yang panjang. Upaya konservasi sudah dilakukan oleh pemerintah negara-negara yang jadi rumah bagi mamalia imut ini yang meliputi perlindungan terhadap spesies ini dari perburuan dan rehabilitasi habitat alami mereka, dilansir Otter Specialist Group. Semoga saja upaya konservasi ini dapat membuahkan hasil yang positif supaya berang-berang sungai selatan tetap lestari, ya!