5 Fakta Menarik Unta Baktria, si Tangguh Berpunuk Dua dari Asia Tengah

- Unta baktria memiliki tubuh besar dengan ciri khas dua punuk
- Punuknya berisi lemak sebagai cadangan energi, bukan air
- Memiliki adaptasi fisik seperti 'kacamata' dan 'masker' alami untuk bertahan di gurun
Siapa sih yang gak kenal unta? Hewan ikonik gurun ini terkenal dengan punuknya dan kemampuan bertahan di cuaca ekstrem. Tapi tahukah kamu kalau ada dua jenis unta di dunia? Salah satu yang paling unik sekaligus paling tangguh adalah unta baktria (Camelus bactrianus).
Berbeda dari unta biasa yang hanya memiliki satu punuk, unta baktria justru punya dua punuk di punggungnya, lho! Mereka hidup di wilayah Asia Tengah dan Tiongkok dan menghadapi suhu yang bisa berubah drastis di sana. Penasaran apa saja keistimewaannya? Yuk, kenalan lewat lima fakta menarik unta baktria di artikel berikut ini!
1. Memiliki tubuh besar dengan ciri khas dua punuk

Unta baktria merupakan mamalia berukuran besar dengan tinggi mencapai sekitar 2,13 meter dan panjang tubuh 2,25 hingga 3,45 meter. Beratnya bisa mencapai 300 hingga 690 kilogram. Dua punuk di punggungnya menjadi ciri paling mencolok yang membedakannya dari spesies unta lain.
Unta baktria memiliki bulu berwarna cokelat tua atau abu-abu. Bagian kepala, leher, punuk, kaki depan, dan ekornya ditutupi oleh bulu tebal. Pada leher dan tenggorokannya, terdapat surai panjang yang hingga 25 cm yang membuat tampilannya semakin khas.
2. Dua punuknya bukan berisi air, tetapi lemak

Banyak orang mengira punuk unta berisi cadangan air, padahal anggapan tersebut keliru. Dilansir National Geographic, bagian dalam punuk unta sebenarnya berisi timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan energi. Ketika kondisi makanan terbatas, tubuhnya akan memetabolisme lemak tersebut untuk menghasilkan energi sekaligus air. Jika cadangan lemak ini menurun, maka punuk unta akan tampak lemas, lembek, dan bahkan terkulai ke samping.
3. Memiliki 'kacamata' dan 'masker' alami

Hidup di gurun yang penuh pasir dan debu tentu bukan hal mudah bagi unta. Namun, unta baktria punya adaptasi fisik yang membuatnya tetap aman di lingkungan ekstrem seperti itu. Dilansir Animal Diversity Web, spesies ini memiliki dua lapis bulu mata panjang yang bekerja melindungi mata dari hembusan angin kencang pembawa pasir. Fungsi bulu mata ini mirip seperti kacamata anti-debu yang selalu siap pakai kapan saja.
Selain itu, unta baktria juga bisa membuka dan menutup lubang hidungnya sesuka hati. Kemampuan ini berfungsi seperti masker alami yang mencegah pasir masuk saat bernapas. Adaptasi sederhana, tapi sangat efektif untuk bertahan hidup di habitat gurun yang keras.
4. Tahan banting di suhu ekstrem gurun

Unta baktria dikenal sebagai salah satu hewan paling tangguh di bumi. Mereka hidup di Gurun Gobi dan Taklamakan, dua wilayah di Asia Tengah yang dikenal memiliki suhu yang ekstrem. Saat musim panas, suhu di wilayah tersebut dapat melonjak hingga lebih dari 38°C. Namun, ketika musim dingin tiba, suhunya justru bisa merosot drastis hingga mencapai ‒20°C. Kondisi ini membuat kemampuan beradaptasi menjadi kunci utama kelangsungan hidup mereka.
Untuk menghadapi perubahan suhu yang ekstrem ini, unta baktria mengembangkan adaptasi khusus pada tubuhnya. Mereka memiliki bulu tebal dan lebat yang bekerja layaknya jaket musim dingin alami untuk menjaga tubuh tetap hangat di cuaca beku. Uniknya, saat musim panas datang, bulu tersebut akan rontok dengan cepat sehingga tubuh mereka tetap terasa sejuk meski berada di bawah terik matahari gurun.
5. Unta baktria liar kini berada di ambang kepunahan

Sebagian besar unta baktria yang kita temui di kebun binatang atau peternakan sebenarnya adalah unta baktria domestik. Berbeda dari itu, unta baktria liar (Camelus ferus) yang hidup di pedalaman Tiongkok dan Mongolia justru berada dalam kondisi kritis. Saat ini, jumlahnya diperkirakan tidak sampai 1.000 ekor di alam liar, menjadikannya salah satu mamalia besar paling langka di dunia.
Ancaman utama yang mendorong kepunahan spesies ini adalah perburuan ilegal. Para pemburu bahkan rela memasang ranjau darat di sumber air untuk menjebak mereka. Selain itu, kelangkaan air, serangan predator, serta kemungkinan kawin silang dengan unta domestik turut memperburuk kondisi populasi unta baktria liar. Tanpa upaya konservasi yang serius, spesies ini bisa benar-benar menghilang dari alam bebas.
Unta baktria bukan hanya hewan berpunuk dua yang unik, tapi juga contoh adaptasi luar biasa untuk bertahan hidup di lingkungan paling ekstrem. Mulai dari punuk berisi lemak, bulu super tebal, hingga perlindungan alami untuk mata dan hidung, semuanya menunjukkan betapa tangguhnya spesies ini. Dengan ancaman kepunahan yang semakin besar, menjaga kelestarian unta baktria liar menjadi langkah penting agar spesies ini tidak punah di alam.









![[QUIZ] Jika Reinkarnasi Nyata, Jadi Apa Kamu di Upin & Ipin pada Kehidupan Sebelumnya?](https://image.idntimes.com/post/20250107/jika-reinkarnasi-nyata-jadi-apa-kamu-di-upin-ipin-pada-kehidupan-sebelumnya-12-d1461c542c05a9b26b5e6df8c40b6613.jpg)








