Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Kecemasan Iklim? Begini Penjelasan Ahli!

ilustrasi seseorang mengamati pabrik penyumbang asap karbon
ilustrasi seseorang mengamati pabrik penyumbang asap karbon (pixabay.com/kp yamu Jayanath)
Intinya sih...
  • Rata-rata suhu global diperkirakan akan naik lebih dari 3 derajat Celcius pada tahun 2100, sebuah perubahan yang akan berdampak besar pada berbagai habitat dan ekosistem.
  • Penelitian dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa banyak orang yang dilarikan ke unit gawat darurat untuk masalah kejiwaan, di tengah fenomena suhu yang panas atau lebih hangat dari biasanya.
  • Perubahan iklim tidak hanya mengubah cuaca dan memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial, akan tetapi bagi mental manusia juga,
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu mungkin tahu tentang penyakit mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Namun, pernahkah kamu mendengar tentang kecemasan iklim? Disebut juga stres iklim atau distres iklim, kecemasan iklim adalah ketakutan dan kekhawatiran yang dialami seseorang ketika memikirkan tentang perubahan iklim dan krisis iklim yang akan datang, seperti yang dikutip. Contohnya, nih, ketika kamu mengalami kecemasan berlebihan karena takut jika masa depan tidak ada akibat perubahan iklim.

Nah, rupanya, banyak orang terpengaruh oleh kecemasan iklim ini. Lebih dari dua pertiga orang dewasa di AS mengalami kecemasan dalam beberapa bentuk, menurut survei dari American Psychological Association. Namun, anak muda yang paling mungkin mengalami kecemasan iklim.

Faktanya, menurut survei yang diterbitkan Nature, 60 persen anak muda di AS mengalami kecemasan tentang perubahan iklim. Sementara itu, hanya 5 persen orang yang tidak mengkhawatirkannya. Nah, ketakutan akan perubahan iklim juga terjadi di India dan Filipina, di mana dampak perubahan iklim sudah sangat terasa.

Ketakutan ini memang bisa dimengerti banget, sih. Tak terkecuali di Indonesia, yang akhir-akhir ini anak mudanya mulai sadar akan dampak perubahan iklim. Apalagi saat tahu kalau hujan di Jakarta mengandung mikroplastik, ya! Meskipun begitu, masalah ini memang susah untuk diatasi. Nah, kecemasan iklim sendiri punya dampak yang mengkhawatirkan bagi mental anak muda. Seperti apa, sih, penjelasannya?

1. Krisis iklim yang semakin mengkhawatirkan

demo perubahan iklim di Bandara Heathrow di London, pada 2007
demo perubahan iklim di Bandara Heathrow di London, pada 2007 (commons.wikimedia.org/Andrew)

Perubahan iklim membuat cuaca dan suhu global mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Sebagian besar penyebabnya adalah meningkatnya suhu global. Pasalnya, rata-rata suhu global diperkirakan akan naik lebih dari 3 derajat Celcius pada tahun 2100, sebuah perubahan yang akan berdampak besar pada berbagai habitat dan ekosistem.

Namun, ini bukan hanya tentang seberapa sering kamu kepanasan dan keringatan di musim panas. Pasalnya, suhu yang lebih tinggi dapat mengubah pola cuaca global, meningkatkan frekuensi terjadinya kekeringan dan badai dahsyat, yang tentunya sangat mematikan bagi makhluk hidup di mana pun, seperti yang dikutip Environmental Defense Fund. Selain itu, seiring meningkatnya suhu, es di Arktik akan mencair, dan permukaan laut akan naik, mengancam banyak kota yang berada di atau dekat permukaan laut.

Faktanya, sebanyak 226 juta orang di beberapa kota pelabuhan utama dunia diperkirakan akan terdampak oleh naiknya permukaan laut. Nah, kota-kota ini bisa tenggelam. Tokyo, London, dan New York City menjadi beberapa contohnya.

2. Bagaimana perubahan iklim memengaruhi dunia?

banjir
banjir (commons.wikimedia.org/John Chroston)

Perubahan-perubahan yang telah kita bahas di poin sebelumnya, ternyata berdampak besar pada kehidupan sehari-hari kita, lho. Terutama mereka yang mengalami perubahan tersebut. Soalnya, saat kota-kota pelabuhan terendam banjir, masyarakatnya terusir dari tempat tinggal mereka. Alhasil, mereka harus pergi ke kota-kota baru atau pedesaan. Hal ini tentunya dapat menjadi masalah besar pada perekonomian lokal. Bahkan bagi masyarakat yang memilih tetap tinggal dan tidak pindah, kegiatan sehari-harinya pasti berubah atau terganggu.

Di sisi lain, meningkatnya ancaman kebakaran hutan dan kekeringan dapat mengubah perilaku masyarakat terkait penggunaan air, mengingat terjadinya krisis air bersih. Perubahan lain mungkin terjadi pada sistem pertanian yang terdampak kekeringan dan perubahan pola cuaca. Akibatnya, harga pangan bisa melonjak, sehingga menyulitkan masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Selain itu, perubahan cuaca dapat berdampak signifikan pada fisiologi kita, lho. Yap, walaupun kita tidak menyadarinya. Misalnya, suhu yang lebih tinggi atau panas membuat kita tidak bisa tidur nyenyak di malam hari, seperti yang dilaporkan Global Citizen. Benar, kan?

3. Bagaimana perubahan iklim bisa menyebabkan kecemasan iklim?

ilustrasi cemas
ilustrasi cemas (pixabay.com/Engin Akyurt)

Jika kita paham, sudah cukup jelas banget kalau perubahan iklim memang bisa membuat siapa saja khawatir. Namun, bagaimana perubahan iklim bisa menyebabkan kecemasan iklim? Nah, sebagian penyebabnya mungkin terkait dengan respons fisiologis.

Seperti yang ditulis Harvard University, bukan hanya ketakutan dan kekhawatiran logis akan perubahan iklim yang menyebabkan kecemasan, dampak fisik dari perubahan iklim juga dapat berpengaruh. Penelitian dari Universitas Harvard ini menunjukkan bahwa banyak orang yang dilarikan ke unit gawat darurat untuk masalah kejiwaan, di tengah fenomena suhu yang panas atau lebih hangat dari biasanya.

Di beberapa provinsi di Kanada yang mengalami suhu panas lebih tinggi, masalah kecemasan iklim juga lebih tinggi, lapor CBC. Masih belum jelas mengapa hal ini terjadi. Tapi, hal ini bukan pertanda baik bagi kesehatan mental manusia.

Menurut Britt Wray, seorang peneliti kesehatan mental dari Stanford University, mengatakan bahwa kecemasan iklim bukanlah masalah utamanya. "Sebenarnya itu respons yang sangat sehat dan normal ketika seseorang memahami ancaman terkait krisis iklim," ujarnya. "Namun, hal itu bisa menjadi masalah besar jika perasaan tersebut menjadi sangat parah. Apalagi jika seseorang mulai kehilangan kemampuan untuk beraktivitas, hilang kesejahteraan, dan kesulitan menjalani hari."

4. Apa yang akan terjadi jika seseorang mengalami kecemasan iklim?

Ilustrasi sedih
Ilustrasi sedih (pexels.com/Ron Lach)

Sebagian kecemasan iklim mirip ketika kita mengalami duka, seperti yang dijelaskan NPR. Selain merasa takut dan cemas akan masa depan, kita mungkin merasa sedih karena kehidupan akan jauh lebih berat akibat perubahan iklim. Namun, ada juga respons stres dan kecemasan yang muncul ketika kita memikirkan perubahan iklim. Ketika kita ketakutan, kita biasanya akan merespons dengan melawan atau lari dari ketakutan tersebut.

Jika kita meresponsnya dengan cara lari, hormon stres seperti adrenalin dan kortisol akan mengalami lonjakan. Hormon-hormon ini mendorong tubuh untuk merespons sesuatu. Namun, dalam kasus kecemasan iklim, belum tentu ada langkah konkret yang dapat diambil seseorang untuk meredakan rasa takut tersebut.

Rasanya tidak seperti sedang berhadapan dengan harimau, di mana kita dapat menggerakkan kaki untuk berlari. Orang yang mengalami kecemasan iklim justru sifatnya abstrak. Seiring waktu, kecemasan yang berkepanjangan dapat merusak otak dan bahkan merusak bagian-bagian penting seperti hippocampus, menurut sebuah tinjauan di Current Opinion in Psychiatry. Kecemasan yang berkepanjangan juga dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit mental lainnya, seperti depresi.

5. Apa yang harus kamu lakukan jika mengalami kecemasan iklim?

Siswa SMA saat protes bertajuk Fight For Our Future: Rally for the Climate in Support of AK HB 227 di Alaska State Capitol, Juneau, Alaska Tenggara.
Siswa SMA saat protes bertajuk Fight For Our Future: Rally for the Climate in Support of AK HB 227 di Alaska State Capitol, Juneau, Alaska Tenggara. (commons.wikimedia.org/Gillfoto)

Nah, dengan meningkatnya jumlah orang yang mengalami masalah kecemasan iklim, muncul pula kesadaran yang semakin besar akan fenomena tersebut. Ada banyak orang dan lembaga yang berupaya menemukan cara terbaik untuk mengelola kecemasan iklim, termasuk sekolah dan perguruan tinggi, yang memiliki konsentrasi besar bagi anak muda yang mengalami kecemasan iklim. Misalnya, di University of Michigan, para peneliti menciptakan kelompok uji mahasiswa yang diadakan setiap minggu untuk membahas kecemasan iklim, sebagaimana yang dilaporkan The Washington Post. Kelompok dukungan seperti ini bisa menjadi cara yang bagus bagi mahasiswa untuk saling menguatkan.

Namun, jika dukungan tersebut tidak ada, para ahli menyarankan untuk mencari orang terpercaya yang bisa diajak curhat, baik itu teman, keluarga, atau idealnya, terapis. Mental Health UK juga menyarankan agar seseorang yang mengalami kecemasan iklim untuk tetap produktif, seperti berolahraga lebih sering dan memobilisasi kecemasan tersebut untuk tujuan menjaga lingkungan. Yap, seperti gabung ke komunitas pecinta alam, lingkungan, dan sebagainya.

Perubahan iklim tidak hanya mengubah cuaca dan memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial, akan tetapi bagi mental manusia juga. Boleh saja, sih, kita merasa cemas dengan apa yang terjadi pada Bumi ini. Namun, kita juga harus tetap optimis bahwa masa depan masih bisa kita perbaiki bersama-sama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Cek Kepribadian Kucing Peliharanmu Lewat Kuis Ini

15 Nov 2025, 18:35 WIBScience