5 Fakta Black-legged Seriema, si Oportunis yang Hanya Terbang saat Terdesak!

- Black-legged seriema tersebar luas di Amerika Selatan, termasuk Bolivia, Paraguay, dan Argentina.
- Mereka omnivora oportunis yang memakan serangga besar, kadal, ular, hewan pengerat, serta biji-bijian dan makanan nabati lainnya.
- Spesies ini lebih banyak berada di tanah daripada terbang, hanya melakukannya saat terdesak atau melakukan perpindahan lokal dalam jarak pendek.
Salah satu spesies seriema yang masih hidup saat ini adalah black-legged seriema, mereka tersebar luas di Amerika Selatan. Burung ini berada dalam famili Cariamidae dan memiliki nama ilmiah Chuga burmeisteri. Ukurannya cukup besar, sepanjang 70-85 sentimeter dengan berat 1,2 kilogram. Karenanya, mereka termasuk salah satu burung darat terbesar di wilayah Neotropis. Penampilan black-legged seriema cukup elegan, leher dan ekornya panjang, kakinya jenjang serta sayap pendek bulat.
Warnanya abu-abu pucat, tapi jika kamu perhatikan lebih detail ada pola hitam dan putih di bulunya. Spesies ini juga punya jambul kecil di dahinya. Area di atas mata dan sekitar paruhnya berwarna putih keabu-abuan. Paruhnya hitam pekat, melengkung ke bawah dengan kait kecil di ujungnya. Sementara itu, matanya cokelat kemerahan dan tampak mencolok. Setelah tahu ciri-cirinya, lebih baik tahu cara mereka bertahan hidup di alam liar melalui penjelasan berikut.
1. Tersebar di Amerika Selatan

Kamu bisa menemukan black-legged seriema di bagian tenggara Bolivia, area utara Paraguay hingga wilayah tengah utara Argentina. Mereka menghuni habitat kering seperti sabana, semak bular dan hutan terbuka kering. Itu termasuk kawasan Dry Chaco dan Monte Desert. Anehnya, keberadaan mereka di Bolivia baru tercatat pada akhir tahun 1970-an.
Animalia menginformasikan bahwa black-legged seriema hidup di ketinggian di bawah 800 meter. Mereka memanfaatkan area terbuka seperti ladang dan padang rumput sebagai tempat mencari makannya. Tapi, itu jika ada area berhutan di dekat habitatnya, ya.
2. Termasuk omnivora oportunis

Sebagai omnivora, menu makan black-legged seriema cukup beragam. Belum lagi, mereka hampir memakan apa pun yang bisa ditangkapnya, jadi termasuk oportunis juga. Burung ini memburu serangga besar seperti belalang dan kumbang, kadal, ular, hewan pengerat serta burung kecil. Untuk melengkapi dietnya, sesekali akan menyantap biji-bijian dan makanan nabati lainnya, dilansir The Peregrine Fund.
3. Hanya terbang saat terdesak

Spesies ini lebih banyak menghabiskan waktunya berada di tanah. Black-legged seriema termasuk pelari cepat, memanfaatkan kecepatannya untuk mengejar mangsa sekaligus menghindari pemangsa. Mereka sebenarnya bisa terbang, hanya saja sangat jarang melakukannya. Jika benar-benar terdesak, spesies ini bisa terbang jarak pendek dengan mengepakkan sayapnya cepat lalu meluncur.
4. Kadang melakukan perpindahan lokal

Bisa dikatakan kalau black-legged seriema merupakan spesies yang tidak bermigrasi ke tempat yang jauh. Mereka cenderung menetap di wilayah yang sama sepanjang tahun, tapi kadang melakukan perpindahan lokal dalam jarak pendek. Berdasarkan informasi dari iNaturalist, populasi di Paraguay diketahui meninggalkan beberapa area Chaco ketika cuaca mulai lebih dingin.
5. Sistem perkawinan black-legged seriema

Belum banyak informasi tentang sistem perkawinan black-legged seriema yang tersedia. Tapi diduga mereka mulai berkembang biak pada bulan November hingga Desember. Spesies ini membangun sarang dengan kompak, biasanya terbuat dari ranting dan menempatkannya di atas pepohonan.
Betina bisa bertelur sebanyak dua butir, tapi tidak ada informasi mengenai waktu inkubasinya. Warna telurnya putih dan ada bintik cokelat atau ungu pucat. Ukuran telurnya 56-61 mm x 42-47 mm.
Persebaran black-legged seriema yang luas membuat populasinya juga stabil. Mereka punya banyak pilihan habitat dan menu makannya juga bervariasi. Perlu kamu catat kalau burung ini tidak suka terbang, hanya melakukannya jika terdesak. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN. Walaupun stabil, masih perlu dilakukan penelitian lebih jauh terkait perilaku berkembangbiaknya di alam liar.