Kenali Red Tailed Phascogale, Jantan Mengalami Kematian Massal setelah Musim Kawin!

- Red-tailed phascogale hanya ditemukan di kawasan wheatbelt selatan Australia Barat
- Program pelestarian berhasil dengan reintroduksi dan pelepasan individu hasil penangkaran
- Spesies ini punya ketahanan terhadap zat mematikan dan semua jantan mati setiap tahunnya
Karnivora marsupial satu ini merupakan hewan endemik Australia yang dikenal sebagai red-tailed phascogale. Mereka juga dinamai red-tailed wambenger atau red-tailed mousesack. Mereka berada dalam famili Dasyuridae dan memiliki nama ilmiah Phascogale calura. Tubuhnya sangat kecil, hanya sepanjang 10 sentimeter dan seberat 60 gram. Ukurannya sangat kecil dan berwarna cokelat gelap.
Red-tailed phascogale lebih banyak menghabiskan waktunya di atas pepohonan. Sesekali turun ke tanah hanya jika ada keperluan. Pada pesies ini peristiwa unik terjadi setelah musim kawin pertama, jantan mengalami kematian massal! Penasaran apa penyebabnya? Temukan jawabannya pada penjelasan berikut ini!
1. Wilayah penyebaran red-tailed phascogale

Dulu penyebaran red-tailed phascogale tersebar luas di wilayah tengah dan barat Australia. Tapi kini hanya ditemukan di kawasan wheatbelt selatan Australia Barat. Mereka menghuni tumbuhan lebat yang didominasi pohon wandoo (Eucalyptus wandoo) dan rock sheoak (Allocasuarina huegeliana). Ada salah satu adaptasi paling penting yang bisa membuatnya bertahan di habitat tersebut, tapi akan dijelaskan pada fakta selanjutnya.
iNaturalist menginformasikan bahwa telah banyak upaya pelestarian yang dilakukan agar red-tailed phascogale tidak punah di alam liar. Seperti reintroduksi ke Wadderin Sanctuary pada tahun 2009, dan pelepasan 30 individu hasil penangkaran di Newhaven Wildlife Sanctuary pada Juni 2020. Program tersebut ternyata berhasil setelah pengelolaan siklus reproduksi yang sangat hati-hati di Alice Springs Desert Park. Bahkan setiap hewan diberi mikrochip agar bisa dipantau seumur hidupnya.
2. Punya ketahanan terhadap zat mematikan

Ketika ingin makan, red-tailed phascogale akan turun ke tanah. Mereka biasanya memburu berbagai serangga dan laba-laba, bahkan memangsa burung dan mamalia kecil jika memungkinkan. Uniknya, spesies ini ternyata punya ketahanan terhadap zat fluoroasetat yang dihasilkan oleh beberapa tumbuhan di habitatnya. Zat itu cukup mematikan bagi ternak, lho.
Melansir Animalia, sebagian besar hewan asli Australia memang punya ketahanan terhadap zat tersebut. Akan tetapi, spesies pendatang tidak memilikinya, misalnya seperti si rubah merah. Kemampuan itu diduga membuat red-tailed phascogale bertahan hidup di wilayah penyebarannya. Oh iya, spesies ini tidak minum dan mendapatkan asupan cairan dari makanan yang dikonsumsinya.
3. Semua jantan mati setiap tahunnya

Tahukah kamu kalau terjadi kematian massal jantan pada red-tailed phascogale? Penelitian menunjukkan bahwa stres selama musim kawin dan perubahan fisiologisnya menyebabkan munculnya tukak lambung fatal. Respon tersebut dipicu oleh hormon kortikosteroid bebas yang menekan sistem imun sehingga terjadi pendarahan, infeksi dan berakhir dengan kematian. Peristiwa itu dikenal sebagai semelparity.
Berdasarkan informasi dari Bush Heritage Australia, pada phascogale, semua jantan mati setiap tahun, entah tidak peduli apakah proses kawinnya berhasil atau ketersediaan makanannya melimpah. Fenomena itu diyakini berevolusi akibat musim kawin yang sangat singkat (hanya berlangsung dua minggu) dan bertepatan dengan melimpahnya makanan serta persaingan sperma intens.
Apa maksudnya? kondisi ketika sperma dari beberapa jantan bersaing untuk membuahi sel telur betina yang sama. Singkatnya, jantan rela mengorbankan diri demi peluang reproduksi tinggi. Berbeda dengan jantan yang hanya hidup hingga 11 bulan, umur betina bisa mencapai 3 tahun.
4. Sistem reproduksi red-tailed phascogale

Betina dari red-tailed phascogale bisa melahirkan hingga 13 anak, tapi biasanya hanya bisa membesarkan 8 anak karena jumlah putingnya terbatas. Mereka mengandung selama 28-30 hari. Setelah lahir, anak-anaknya harus hidup di dalam kantong induknya beberapa waktu. Mereka bergantung pada induknya dari Agustus hingga Oktober, mulai disapih dan hidup mandiri pada akhir musim panas.
Hewan endemik Australia yang kehidupannya cukup dramatis, terutama si jantan yang mengalami kematian massal ketika musim kawin. Belum lagi, populasi mereka di alam liar terancam punah, saat ini diklasifikasikan sebagai near threatened oleh IUCN.