Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Siput Rawa, Hanya Bisa Hidup Selama Satu Tahun

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/Linda Gail Price)
Intinya sih...
  • Siput rawa menyebar ke seluruh dunia, terbawa di kargo atau kapal, dan menjadi spesies introduksi.
  • Siput rawa termasuk spesies siput tanpa cangkang yang sering terlihat seperti lintah di daratan.
  • Siput rawa mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi, dari dataran rendah hingga tinggi, serta area pemukiman manusia.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siput merupakan salah satu hewan kecil yang sering dijumpai oleh manusia. Gerakannya memang lambat, tubuhnya berlendir, dan ia terlihat menjijikan. Walau begitu, ternyata siput juga termasuk hewan yang cukup menarik, lho. Nah, Deroceras laeve atau siput rawa merupakan salah satu diantaranya. Hal menarik yang ia miliki juga tercermin dari berbagai aspek.

Contohnya, hewan kecil tersebut sudah menyebar ke seluruh belahan dunia. Ia memang kecil, namun siput rawa bisa bertahan hidup di berbagai situasi dan kondisi. Seperti siput lain, siput rawa juga bisa memakan tanaman, entah itu tanaman yang masih hidup atau sudah mati. Nah, apa kamu sudah mengenal siput rawa? Jika belum, mari simak pembahasan berikut.

1. Sudah menyebar ke seluruh dunia

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/Greg Pohl)

Dilansir GBIF, siput rawa sudah menyebar hampir ke seluruh dunia. Bayangkan saja, ia bisa dijumpai di Eropa, Asia, Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, Australia, hingga Oseania. Padahal, awalnya ia hanya bisa ditemukan di wilayah Paleartik. Namun, aktivitas manusia membuat penyebaran siput ini kian meluas. Dalam hal ini, siput rawa sering terbawa di kargo atau kapal. Saat kargo atau kapal mencapai daerah baru maka siput rawa akan hidup di daerah tersebut dan menjadi spesies introduksi.

2. Termasuk spesies siput tanpa cangkang

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/Masumi Palhof)

Siput rawa tidak memiliki cangkang eksternal yang berukuran besar. Karena hal tersebut, ia termasuk spesies slug atau siput tanpa cangkang. Dilansir Britannica, cangkang tersebut mengecil, bentuknya berubah menjadi lempeng internal, cangkangnya menyatu menjadi gumpalan kecil, atau benar-benar menghilang. Oleh sebab itu, siput tanpa cangkang sering terlihat seperti lintah. Secara umum, siput tanpa cangkang lebih sering terlihat di daratan. Nah, hal tersebut sangat berbeda dengan siput bercangkang atau keong yang sering terlihat di dalam air.

3. Mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/claireannette)

Laman AnimalBase menjelaskan kalau siput rawa memiliki kemampuan adaptasi yang sangat tinggi. Pertama, ia sering ditemukan di dataran rendah yang lembap, seperti sawah, rawa, sungai, hutan, kebun, sekitar kolam, atau di semak-semak. Kemudian, ia juga mampu bertahan hidup di dataran tinggi dingin yang ketinggiannya mencapai 2,500 meter di atas permukaan laut. Terakhir, siput ini juga mampu bertahan hidup di area pemukiman yang padat akan aktivitas manusia. Sayangnya, ia mampu merusak jalan hingga menghambat pembangunan infrastruktur.

4. Tanaman jadi makanan kesukaannya

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/Linda Gail Price)

Dilansir Atlas of Living Australia, siput rawa merupakan omnivor atau pemakan segala. Secara spesifik, ia bisa memakan telur hewan, serangga, tanaman, hingga jamur. Nah, diantara semua makanan tersebut, tanaman merupakan makanan kesukaannya. Ia juga tak pilih-pilih makanan karena hewan ini bisa memakan tanaman yang masih hidup atau sudah mati. Sayangnya, kebiasaannya memakan tanaman cukup merugikan bagi manusia. Lebih lanjut, ia dianggap sebagai hama di kebun dan taman karena bisa merusak daun, mengganggu pertumbuhan, hingga membunuh tanaman.

5. Usianya sangat singkat

Siput Rawa
siput rawa (inaturalist.org/K.C. Bergdoll)

Hewan kecil dengan panjang 2 centimeter ini tidak mampu hidup dalam waktu yang lama. Dikutip iNaturalist, usia maksimal siput rawa hanya sekitar satu tahun. Namun, kebanyakan individu tak akan bisa hidup selama itu. Sebelum menginjak usia maksimal, hewan ini akan mati terlebih dahulu akibat penyakit, serangan predator, atau aktivitas manusia. Soal reproduksi, telur siput ini akan menetas setelah dua atau empat minggu. Terakhir, telurnya kecil, transparan, dan panjangnya tak lebih dari 2 milimeter.

Walau tanpa cangkang, namun siput rawa tetap bisa hidup tenang di alam yang keras. Ia mampu menyebar ke berbagai daerah, bisa bereproduksi dengan baik, bahkan mampu bertahan hidup dimanapun. Nah, hal tersebut menunjukan kalau cangkang bukan satu-satunya hal yang membuat siput bisa bertahan hidup. Justru, beberapa spesies siput tak membutuhkan cangkang di kehidupannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Unik Katak Macan Tutul Selatan, Kodok Kecil yang Sering Dimakan

07 Okt 2025, 14:49 WIBScience