5 Fakta Bloody-Belly Comb Jelly, Predator yang Tubuhnya Bercahaya

- Bloody-belly comb jelly adalah spesies unik yang hidup di laut dalam dengan kemampuan bertahan di lingkungan minim oksigen dan cahaya.
- Spesies ini merupakan ubur-ubur sisir berwarna merah cerah, memiliki gerak sepenuhnya menggunakan silia, dan tidak memiliki nematosit seperti ubur-ubur pada umumnya.
- Kehidupan ubur-ubur sisir ini terancam oleh polusi plastik di habitat laut dalam, yang dapat menyebabkan penularan mikroplastik ke manusia melalui rantai makanan.
Laut dalam sering menyimpan hewan laut yang sangat luar biasa. Mereka mampu bertahan dengan kondisi minim oksigen dan cahaya. Bahkan dalam kondisi gelap sekalipun. Salah satunya ada bloody-belly comb jelly atau dikenal juga dengan sebutan ubur-ubur sisir perut berdarah.
Spesies ini memiliki lebar lonceng antara 1,2 cm sampai 10 cm dengan panjang keseluruhannya sekitar 16 cm. Mereka mampu bertahan di laut dalam yang minim oksigen. Bentuknya unik menyerupai hati dengan warna merah cerah. Warnanya yang merah cerah memiliki fungsi khusus dalam kehidupannya di laut dalam. Nah, kali ini kita akan membahas lebih dalam tentang fakta bloody-belly comb jelly.
1.Bukan jenis ubur-ubur

Banyak yang mengira bloody-belly comb jelly adalah ubur-ubur, karena memiliki bentuk yang sama. Lampocteis adalah genus monotipe dari ubur-ubur sisir. Satu-satunya spesies dalam genus baru ini adalah bloody-belly comb jelly atau Lampocteis cruentiventer. Pertama kali ditemukan di Samudra Pasifik di lepas pantai San Diego, California tahun 1979. Namun, baru di deskripsikan di tahun 2001.
Dilansir Forbes, bloody-belly comb jelly sebenarnya adalah Ctenophora atau ubur-ubur sisir. Organisme ini berbeda dengan ubur-ubur, karena tidak memiliki nematosit. Nematosit adalah sel penyengat yang khas pada cnidaria seperti ubur-ubur dan karang. Mereka hidup di zona senja laut, yang berada di kedalaman 820 hingga 4900 kaki di bawah permukaan laut.
2.Kamuflase agar tidak terdeteksi

Bloody-belly comb jelly dibedakan berdasarkan perutnya yang berwarna merah. Warna merah yang menarik ini memiliki banyak tujuan dengan kelangsungan hidup dan adaptasinya. Di lingkungan laut dalam, tempat cahaya merah langka karena penyerapan dan penyebaran cepat oleh molekul air, organisme dengan pigmentasi merah dapat berbaur secara efektif dengan lingkungannya. Warna merahnya tampak hampir hitam, sehingga membuatnya hampir tidak terlihat oleh predator dan mangsanya.
Dilansir MBARI, perutnya yang berwarna merah darah untuk menyamarkan mangsa yang bersinar di dalamnya. Banyak hewan laut dalam yang dimangsa oleh ubur-ubur sisir ini dapat berbioluminesensi, atau menciptakan cahayanya sendiri. Predator yang tembus cahaya ini perlu menyembunyikan perutnya atau mengambil risiko makanan terakhirnya akan meneranginya dari dalam ke luar, dan memberitahu predator potensial tentang keberadaannya. Warna merah hampir tidak terlihat di laut dalam. Jadi, sebenarnya warna merah terang yang menjadi asal usul namanya bisa membantunya bersembunyi dari predator.
3.Tampilan yang berkilau

Bloody-belly comb jelly merupakan hewan terbesar yang menggunakan gerak sepenuhnya menggunakan silia. Selain itu bergerak menggunakan perut berwarna merah yang dapat tumbuh hingga enam inci. Mereka juga memiliki delapan baris silia seperti rambut, yang disebut ctena. Ctena ini berfungsi untuk berenang dan makan.
Dilansir Monterey Bay Aquarium, bloody-belly comb jelly memiliki tubuh yang tampak cemerlang dan bercahaya dengan berbagai corak merah. Namun, perutnya selalu berwarna merah darah. Mereka miliki tampilan luar tampak berkilau karena berasal dari cahaya yang didifraksi. Selain itu, tampilan yang berkilau ini juga dibiaskan oleh silia kecil transparan yang bentuknya seperti rambut. Silia ini akan terus bergerak dan mendorong ubur-ubur di dalam air.
4.Menghasilkan cahaya

Tampilan bloody-belly comb jelly yang sangat terang terutama karena pelat silianya yang ekstra lebar dan warnanya yang sangat berwarna-warni. Selain itu, silia memiliki kemampuan luar biasa untuk membiaskan dan menyebarkan cahaya, sehingga meningkatkan efek pelangi. Produksi cahaya ini dimanfaatkan untuk banyak kebutuhan seperti komunikasi, menarik mangsa, atau untuk membingungkan predator. Meskipun mekanisme pasti produksi cahaya bisa bervariasi di antara spesies, gerakan silia yang terkoordinasi juga bertanggung jawab untuk menghasilkan tampilan bioluminesensi pada ctenopora tertentu.
5.Mikroplastik ditemukan dalam sistem pencernaan

Saat ini prevalensi polusi plastik sangat mengkhawatirkan di habitat laut dalam di tempat ubur-ubur sisir ini hidup. Hal ini bisa menimbulkan risiko yang signifikan bagi organisme laut yang vital ini. Keberadaan mikroplastik telah ditemukan dalam sistem pencernaan mereka. Kondisi ini menunjukkan bahwa limbah manusia telah menyusup ke lingkungan mereka.
Ctenophora seperti bloody-belly comb jelly cenderung menularkan mikroplastik ke manusia melalui rantai makanan. Hal ini bisa menjadi masalah yang serius. Karena organisme ini menghuni berbagai tingkat ekosistem laut, mereka dapat mengumpulkan mikroplastik. Kemudian ditularkan ke predator yang lebih besar, termasuk ikan yang dikonsumsi manusia.
Nah, itulah fakta tentang bloody-belly comb jelly. Laut dalam memang tampak jauh, tapi hewan laut dalam adalah bagian dari ekosistem yang berkembang pesat. Sampah dan bahan kimia bisa membahayakan mereka jika manusia ceroboh mengelola limbah. Yuk, kita sama-sama menjaga kehidupan bawah laut agar tidak tercemar.