5 Fakta Kucing Liar Afrika, Nenek Moyang Kucing Domestik

- Kucing domestik berasal dari kucing liar Afrika Felis lybica
- Kucing liar Afrika dibagi menjadi tiga subspesies dengan perbedaan corak dan penyebaran
- Kemiripan antara kucing liar Afrika dan kucing domestik terlihat dari warna, corak, ukuran, dan kebiasaan
Bagi pemilik kucing tentunya kucing dianggap sebagai hewan yang menggemaskan, lucu, dan sangat lincah. Kucing juga sering dipuji dan sangat populer entah di kalangan pecinta kucing atau masyarakat awam. Namun kucing-kucing yang sering dipelihara dan berkeliaran bukanlah satu-satunya spesies kucing yang ada di dunia. Justru kucing-kucing tersebut merupakan hewan domestik yang awalnya adalah hewan liar.
Kalau kamu belum tahu, kucing domestik yang sering dipelihara merupakan keturunan dari Felis lybica atau kucing liar afrika. Sebagai nenek moyang kucing domestik tentunya kucing liar afrika punya beberapa kemiripan dengan kucing domestik. Hal tersebut dapat terlihat dari ukurannya, perawakannya, warnanya, coraknya, makanannya, sampai kebiasaannya. Tapi jika diperhatikan dengan seksama ternyata kucing liar afrika punya beberapa perbedaan mencolok dan berbagai keunikan yang sama sekali tidak dimiliki kucing domestik.
1. Kucing liar afrika dibagi menjadi tiga subspesies

Dilansir iNaturalist, kucing liar afrika dibagi menjadi tiga subspesies, yaitu Felis lybica lybica, Felis lybica cafra, dan Felis lybica ornata. Ketiganya punya dua perbedaan mencolok, yaitu perbedaan corak dan perbedaan penyebaran. Pertama, F. l. lybica menghuni wilayah Afrika Utara, Sinai, sampai Sudan. F. l. cafra dapat ditemukan di wilayah Afrika selatan. Sementara itu, F. l. ornata menghuni wilayah Asia. Tak hanya, jika dibandingkan dengan subspesies lain F. l. ornata juga punya corak yang berbeda, yaitu corak tutul layaknya kucing hutan atau macan tutul. Oleh karena itu, F. l. ornata jadi subspesies yang paling mudah dikenali.
2. Nenek moyang dari kucing domestik yang kamu pelihara

Kucing kampung, kucing persia, kucing feral, kucing anggora, dan sebagainya bukanlah spesies yang berbeda. Walau perbedaan kebiasaan, ukuran, dan ciri fisiknya sangat signifikan ternyata mereka masuk dalam satu spesies, yaitu Felis catus atau kucing domestik. Nah, jika diulik lebih jauh F. catus atau kucing domestik juga memiliki nenek moyang, nenek moyang tersebut adalah F. lybica atau kucing liar afrika.
Laman Boehringer Ingelheim menerangkan kalau kucing domestik merupakan hasil domestikasi dari kucing liar afrika dan proses domestikasi tersebut sudah terjadi sekitar 10,000 tahun yang lalu di wilayah Timur Tengah. Berkat domestikasi kucing liar afrika yang ganas dan takut dengan manusia akhirnya menjadi jinak dan mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan manusia. Selain itu, karena campur tangan manusia kucing domestik yang awalnya hanya ada di Afrika dan Timur Tengah lama kelamaan menyebar ke seluruh penjuru dunia.
3. Punya banyak kemiripan dengan kucing domestik

Sebagai nenek moyang dari kucing domestik tidak mengherankan jika kucing liar afrika punya kemiripan dengan keturunannya tersebut. Kemiripan yang ada dapat terlihat dari empat aspek, yaitu warnanya, coraknya, bentuk tubuhnya, dan kebiasaannya. Pertama jika melihat warnanya mereka sama-sama punya warna seperti putih, cokelat, abu-abu, hitam, atau krem. Corak kedua mamalia ini juga serupa, seperti corak bintik, corak bercak, corak tutul, sampai corak garis.
Ukuran kucing domestik dan kucing liar afrika juga tak berbeda jauh. Bahkan mereka juga punya kebiasaan dan cara berburu yang sama, jelas Cat Tree UK dan Purina US. Mata mereka sama-sama tajam, cakarnya sama-sama kuat, keduanya sama-sama akan mengendap-endap saat berburu, keduanya sama-sama ahli memanjat, keduanya punya refleks yang baik, dan keduanya sama-sama punya penciuman yang tajam. Karena berbagai kesamaan tersebut terkadang ada orang yang tidak bisa membedakan kucing domestik dengan kucing liar afrika.
4. Pendengarannya sangat kuat dan mampu mendeteksi mangsa di malam hari

Dilansir Animalia, kucing liar afrika adalah hewan nokturnal yang sering beraktivitas dan mencari makan di malam hari. Seperti yang kita tahu saat malam semuanya menjadi gelap sehingga semua makhluk hidup akan kesulitan untuk melihat. Karena hal tersebut kucing ini cenderung mengandalkan pendengaran untuk berburu dan berkelana di gelapnya malam. Pendengaran kucing ini sangat baik dan bahkan ia mampu mendeteksi langkah kaki, suara daun yang bergerak, sampai suara hewan yang terbang walau jaraknya cukup jauh.
Mengandalkan pendengarannya yang tajam kucing liar afrika mampu memburu dan menyergap mangsa secara akurat. Ia juga termasuk predator penyergap, artinya mamalia ini akan mendekati mangsa dengan perlahan dan menyerangnya secara tiba-tiba sehingga mangsa tidak punya kesempatan untuk merespon dan kabur. Di malam hari hewan ini memang sangat aktif. Namun di siang yang terik ia cenderung pasif dan lebih sering tidur atau beristirahat di semak-semak, di atas pohon, atau di dalam lubang.
5. Kucing liar afrika akan mengembangkan rambutnya saat merasa terancam

Kucing liar afrika memiliki dua strategi pertahanan yang cukup efektif saat merasa terancam atau terganggu. Pertama ia akan bertahan dengan cara mengembangkan seluruh rambut yang ada di tubuhnya. Hal tersebut dilakukan untuk membuat tubuhnya terlihat lebih besar dan untuk menakut-nakuti predator. Sembari mengembangkan rambut biasanya hewan ini juga akan mendesis atau membuka mulut, menunjukan kesiapannya untuk menyerang.
Nah, jika perilaku defensif tidak berhasil maka ia akan mengubah strategi dan menjadi lebih ofensif. Layaknya kucing lain, strategi ofensif kucing liar afrika dapat berupa beberapa hal, seperti menyerang dengan cakar dan menggigit predator atau pengganggu, jelas PAWS Chicago. Dengan giginya yang tajam, gigitannya yang menyakitkan, cakarnya yang tajam, dan gerakannya yang gesit hewan ini mampu melukai ular, reptil, kucing besar, amfibi, burung, bahkan manusia dewasa.
Setelah diulik ternyata kucing liar afrika merupakan spesies kucing yang unik dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Tak cuma berperan sebagai nenek moyang kucing domestik, ternyata hewan ini juga punya kebiasaan yang unik. Pertama, ia mampu mengembangkan rambutnya saat terancam. Kedua, ia merupakan hewan nokturnal dengan pendengaran yang luar biasa. Terakhir, kucing liar afrika juga punya banyak kemiripan dengan kucing domestik yang sering dipelihara.