Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Lesser Chameleon, Spesies Bunglon Cantik Endemik Madagaskar

Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Intinya sih...
  • Lesser chameleon betina lebih mencolok, dengan warna tubuh spektakuler saat hamil.
  • Lesser chameleon adalah hewan karnivora yang memakan serangga menggunakan lidah panjang dan lengket.
  • Bunglon memiliki adaptasi habitat yang fleksibel, tinggal di berbagai habitat di Madagaskar.

Madagaskar adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Samudra Hindia, lepas pesisir timur Afrika. Meskipun secara geografis dekat dengan Afrika, tetapi Madagaskar memiliki sejarah geologi serta keunikan flora dan fauna yang berbeda dengan benua Afrika. Menurut WildMadagascar, pulau terisolasi ini dihuni oleh sekitar 200.000 spesies hewan, dan 150.000 di antaranya merupakan spesies endemik.

Menariknya, sekitar setengah dari spesies bunglon dapat ditemukan di Madagaskar. Salah satunya adalah Lesser chameleon, spesies bunglon asli Madagaskar yang dikenal karena keindahan warnanya dan dianggap sebagai salah satu bunglon tercantik di dunia.

Kira-kira, secantik apa sih, reptil yang satu ini? Yuk, kita telusuri fakta-fakta menakjubkan Lesser chameleon!

1. Lesser chameleon betina lebih mencolok

Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Marius CONJEAUD)
Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Marius CONJEAUD)

Dilansir iNaturalist, Lesser chameleon atau Furcifer minor adalah spesies kadal yang berasal dari famili Chamaeleonidae. Lesser chameleon jantan panjang tubuhnya bisa mencapai sekitar 24 cm, sedangkan betina cenderung lebih kecil, yaitu sekitar 16 cm. Di dunia hewan, biasanya jantanlah yang selalu tampil mencolok, tetapi Lesser chameleon memiliki pengecualian yang menarik.

Berbeda dengan kebanyakan bunglon, Lesser chameleon betina justru memiliki warna yang lebih mencolok. Betina yang sedang hamil akan menunjukkan warna tubuh spektakuler, seperti pita berwarna hijau-hitam dan kuning secara bergantian, serta bintik-bintik kuning yang menyoroti area yang lebih gelap. Dada mereka juga dihiasi bintik berwarna biru-violet dan merah-hitam, sementara rahang bawahnya berwarna merah. Saat beristirahat, pita berwarna kekuningan juga tampak pada tubuhnya.

Lain halnya dengan Lesser chameleon jantan, yang memiliki pola warna cokelat, hitam, putih, dan oranye kemerahan. Meskipun mereka juga bisa menampilkan pita warna hitam dan putih bergaris yang lebih gelap saat memamerkan diri. Fitur paling ikonik pada Lesser chameleon jantan adalah adanya tonjolan rostral menyerupai tanduk yang menonjol dari ujung moncongnya.

2. Pemakan serangga

Jangkrik, mangsa utama sebagian besar bunglon, termasuk lesser chameleon (pixabay.com/makabera)
Jangkrik, mangsa utama sebagian besar bunglon, termasuk lesser chameleon (pixabay.com/makabera)

Dilansir San Diego Zoo Wildlife Alliance, umumnya bunglon adalah reptil pemakan serangga seperti belalang sembah dan jangkrik. Terkadang, bunglon yang lebih besar juga memakan burung kecil dan kadal, serta hanya sedikit yang memakan tumbuhan.

Lesser chameleon sendiri adalah hewan karnivora yang memakan serangga. Di alam liar, mereka berburu secara oportunistik menggunakan lidahnya yang panjang dan lengket untuk menjerat serangga. Sementara di penangkaran, diet mereka umumnya terdiri dari serangga seperti jangkrik, ulat sutra, ulat bambu, lalat buah, larva lalat tentara hitam, kumbang kacang, dan nimfa kecoa.

3. Adaptasi habitat yang fleksibel

Hutan tapia, Madagaskar, habitat lesser chameleon (commons.wikimedia.org/Tylototriton)
Hutan tapia, Madagaskar, habitat lesser chameleon (commons.wikimedia.org/Tylototriton)

Bunglon memiliki adaptasi habitat yang fleksibel, yang memungkinkan mereka dapat hidup di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan, dataran rendah, gurun, sabana, hingga pegunungan. Sebagian besar bunglon mendiami pepohonan, tetapi ada juga yang hidup di semak-semak, dedaunan gugur, atau dahan kering.

Lesser chameleon adalah spesies bunglon endemik yang hanya ditemukan di Madagaskar. Mereka tinggal di habitat arboreal hutan tapia, yang didominasi oleh pohon Uapaca bojeri, serta habitat pegunungan lembab pada ketinggian 1.000-1.650 meter di atas permukaan laut. Bahkan, mereka juga diketahui menghuni padang rumput, serta perkebunan kopi dan kakao. Hal ini menunjukkan tingkat adaptasi tertentu terhadap perubahan lingkungan.

4. Karakteristik reproduksi yang menarik

Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Lesser chameleon (Furcifer minor) betina (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Lesser chameleon memiliki beberapa karakteristik reproduksi yang menarik, terutama yang berkaitan dengan perilaku dan perkembangbiakannya. Mereka adalah hewan ovipar, yang berarti betina akan bertelur setelah kawin. Umumnya, dalam satu kali bertelur betina menghasilkan 4-16 butir telur, sementara di penangkaran tercatat hingga tiga kali bertelur dalam setahun. Bahkan, telur yang pernah ditemukan dari betina yang dibedah berukuran sekitar 12 x 7 mm. Untuk masa inkubasi telur sendiri cukup lama, yaitu sekitar 8-9 bulan pada suhu stabil sekitar 23°C.

Lesser chameleon tumbuh dengan sangat cepat setelah menetas dan mencapai kematangan seksual pada usia 5-8 bulan. Setelah proses kawin, betina akan menampilkan spektrum warna baru dan menunjukkan perilaku agresif terhadap jantan yang mendekat. Masa kehamilan terjadi selama 2-3 bulan, tetapi ada risiko bagi bunglon betina saat pertama kali bertelur, mereka bisa mengalami kesulitan saat melahirkan dan berpotensi menyebabkan kematian pada induk atau anak bunglon karena egg binding atau pengikatan sel telur.

5. Statusnya terancam punah

Lesser chameleon (Furcifer minor) jantan (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Lesser chameleon (Furcifer minor) jantan (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Meskipun dianggap sebagai spesies yang langka di penangkaran, tetapi Lesser chameleon tercatat sebagai spesies yang melimpah dengan estimasi kepadatan populasi mencapai 16,4 per hektar di habitat alami yang ideal dan belum terjamah. Ancaman utama terhadap kelangsungan hidup bunglon kecil ini adalah degradasi dan hilangnya habitat, terutama disebabkan oleh aktivitas penambangan mineral, seperti kuarsa dan turmalin, serta penebangan hutan untuk lahan pertanian. Pengumpulan Lesser chameleon memang belum dianggap berisiko, tetapi tidak menutup kemungkinan akan menjadi potensi ancaman bagi masa depan spesies endemik Madagaskar ini.

Menurut laporan CITES tahun 1994, sekitar 1.257 Lesser chameleon telah diekspor dari Madagaskar untuk dijual di pasar hewan peliharaan. Di tahun yang sama juga muncul larangan ekspor dari Madagaskar terhadap bunglon kecil ini. Saat ini, Lesser chameleon tercantum dalam Lampiran II CITES, di mana perdagangan atas spesies ini dibatasi, dan terdaftar sebagai spesies “Terancam Punah” oleh IUCN.

Status konservasi ini menunjukkan bahwa Lesser chameleon menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar dalam waktu dekat jika langkah-langkah konservasi yang efektif tidak segera diterapkan. Oleh karena itu, upaya konservasi yang serius dan berkelanjutan sangat dibutuhkan untuk melindungi habitatnya dan memastikan kelangsungan hidup Lesser chameleon di Madagaskar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us