5 Fakta Nano-Chameleon, Diduga Reptil Terkecil di Dunia

Dilansir Animalia.bio, reptil merupakan sebutan umum kelompok hewan kelas Reptilia dalam klasifikasi ilmiah. Reptil yang masih eksis di antaranya berbagai spesies kura-kura, buaya, squamata, dan tuatara. Squamata adalah kelompok reptil yang tubuhnya ditutupi oleh sisik, seperti kadal, ular, bunglon, dan termasuk juga tokek. Sementara, tuatara adalah reptil purba yang saat ini hanya ada satu spesies di dunia.
Di antara belasan ribu spesies reptil, peneliti berhasil mengidentifikasi satu spesies yang saat ini diduga sebagai reptil terkecil di dunia. Nah, berikut ini fakta-fakta tentang binatang tersebut.
1. Nama dan klasifikasi ilmiah

Reptil kecil ini merupakan kelompok bunglon sehingga mendapat sebutan nano-chameleon. Berdasarkan klasifikasi ilmiah yang dimuat dalam jurnal Scientific Reports, nano-chameleon ini termasuk dalam ordo Squamata, famili Chamaelonidae, genus Brookesia, dan nama spesiesnya adalah Brookesia nana. Kata nana dalam bahasa Latin artinya kerdil.
2. Ukuran tubuh

Tubuh Brookesia nana jantan dari ujung moncong hingga lubang kloaka berukuran 13,5 mm. Sementara, total panjang tubuhnya sampai ke ekor adalah 21,6 mm. Brookesia nana betina berukuran sedikit lebih besar.
Tubuh B. nana betina memiliki panjang 19,2 mm diukur dari moncong sampai kloaka. Panjang seluruh tubuh nano-chameleon betina dari moncong hingga ekor yakni 28,9 mm. Ukuran ini cukup kecil, bahkan dianalogikan sebesar biji bunga matahari dan seujung jari.
3. Habitat

Nano-chameleon merupakan spesies endemik hutan hujan pegunungan Sorata di Madagaskar bagian utara. Walaupun termasuk kelompok bunglon, hewan ini tidak hidup di pepohonan melainkan di permukaan tanah.
Dituliskan dalam National Geographic, Brookesia nana berburu pada siang hari di permukaan tanah dan berlindung di rerumputan pada malam hari. Binatang ini tidak mengubah warna tubuhnya seperti bunglon pada umumnya. Hal ini dimungkinkan karena warna tubuh B. nana sudah cukup menyatu dengan lingkungan sekitarnya.
4. Penemuan dan identifikasi

Brookesia nana ditemukan dan diteliti oleh ahli herpetologi bernama Frank Glaw serta rekan-rekannya dari Jerman. Tim peneliti tersebut menemukan satu individu jantan dan satu individu betina Brookesia nana pada tahun 2012 di dekat area perkemahan di Sorata, Madagaskar.
Frank Glaw beserta 6 rekannya mempublikasikan hasil penelitian tentang Brookesia nana pada tahun 2021 melalui jurnal Scientific Reports dengan judul artikel "Extreme miniaturization of a new amniote vertebrate and insights into the evolution of genital size in chameleons". Sampai saat tulisan tersebut terbit Brookesia nana diduga masih menjadi spesies reptil terkecil yang berhasil teridentifikasi.
5. Status konservasi

Saat ini Brookesia nana belum masuk dalam IUCN Red List. Namun, peneliti mengusulkan agar spesies tersebut dikategorikan sesuai kualifikasinya yang memenuhi kriteria critically endangered. Populasi Brookesia nana saat ini terancam punah karena deforestasi yang menyebabkan penurunan luas dan kualitas habitatnya.
Menurut data di Reptile Database ada 11.940 spesies reptil yang berhasil diidentifikasi per Desember 2022. Jumlah tersebut akan terus meningkat dengan adanya penemuan spesies baru setiap tahun. Apakah Brookesia nana masih akan menjadi spesies reptil terkecil nantinya?