5Fakta Lumba-lumba Sungai Indus, Ikan yang Dianggap Buta oleh Ilmuwan

- Lumba-lumba sungai indus, atau bhulan, merupakan spesies cetacean terancam punah
- Bhulan memiliki mata kecil sehingga dianggap buta, hidup di lembah sungai Indus di India dan Pakistan
- Populasi bhulan terancam oleh alat penangkap ikan, kerusakan habitat, dan kontaminasi kimia
Lumba-lumba sungai indus adalah salah satu spesies cetacean saat ini terancam punah. Berbeda dengan kebanyakan spesies lumba-lumba, bhulan sebutan lain dari lumba-lumba indus memiliki mata sangat kecil sehingga para ilmuwan menganggap mereka buta karena hanya merasakan arah cahaya ketika beraktivitas.
Sesuai namanya, bhulan adalah ikan yang hidup di lembah sungai Indus terletak di India dan Pakistan.Lumba-lumba sungai indus berenang sejauh 3500 km di perairannya dan menyukai saluran sungai paling dalam. Populasinya juga berada di daerah hilir sungai Indus di Pakistan dan di sungai Beas, anak sungai Indus di India.
Selain itu, lumba-lumba suka tinggal di perairan yang dangkal serta perairan di wilayah bukit dangkal pegunungan Himalaya. Lumba-lumba sungai indus diklaim buta oleh para ilmuwan. Itu ada alasannya, lho. Simak lebih lanjut fakta mengenai lumba-lumba sungai Indus, ok!.
1.Karakteristik fisik lumba-lumba sungai indus
Dilansir Fisheries.noaa, lumba-lumba sungai indus mempunyai panjang 8,5 kaki dan berat mencapai 200 pon di mana betina sedikit lebih besar daripada jantan. Lumba-lumba ini bertubuh bulat dan kekar dilengkapi sirip segitiga kecil terletak di punggungnya. Mereka memliki sirip, leher yang fleksibel dan bulu ekor besar.
Lumba-lumba sungai indus memiliki panggung bercorak abu-abu, perut berwarna putih atau merah muda dan matanya yang kecil berada di atas sudut mulut. Mata lumba-lumba sungai indus memiliki retina tak dapat menyerap cahaya luar, tidak punya lensa dan saraf optik sangat sempit. Intinya matanya tak dapat melihat dengan jelas.
Lumba-lumba sungai indus memiliki gigi yang terlihat di rahang atas dan bawah. Gigi ikan muda panjangnya hampir 1 inci, tipis dan melengkung. Ketika sudah dewasa, gigi lumba-lumba tumbuh cukup besar, bertulang dan datar.
2.Kehidupan sosial lumba-lumba sungai indus
Dilansir Uk.whales, lumba-lumba sungai indus hidup dalam kelompok terdiri dari 10-30 ekor dan juga biasanya hidup menyendiri. Mereka bukan lumba-lumba akrobatik dan tidak suka bergerak. Lumba-lumba ini aktif sepanjang hari dan hanya memiliki jam tidur singkat sekitar 7 jam per hari. Lumba-lumba dapat menyelam yang berlangsung selama 8 menit.
Mereka berenang menyamping saat berada di air dangkal dan muncul ke permukaan dengan menunjukkan kepala, rostrum, kepala dan sirip ekor. Lumba-lumba berkomunikasi melalui bunyi klik dan siulan. Lumba-lumba sungai indus berdarah panas dan bernama ilmiah platanista minor.
3. Sistem perkawinan sang lumba-lumba

Perkawinan pasangan lumba-lumba terjadi sepanjang tahun dan periode kehamilan biasanya terlihat antara Maret dan Mei. Masa kehamilan betina induk berlangsung hingga 9 maupun 10 bulan. Anaknya lahir saat musim dingin dan semi.
Anak-anak lumba yang baru lahir langsung berukuran panjang mencapai 70 cm, kemudian dirawat oleh betina dengan diberikan ASI hingga 1 tahun. Lumba-lumba sungai indus mencapai kematangan seksual pada umur 20 tahun dan diperkirakan hidup hingga 30 tahun, dikutip Riverdolphins.
4. Pola makannya

Saat mencari makanan, bhulan hanya mengandalkan gelombang suara dari para mangsa karena penglihatannya buruk. Mereka menggunakan paruhnya yang panjang untuk mengincar mangsa beramai-ramai di sepanjang dasar sungai. Adapun mangsa yang disantap kawanan lumba-lumba antara lain kerang, ikan: lele, mas dan gobi, udang sungai dan krustasea.
5. Berbagai ancaman dihadapi lumba-lumba sungai indus

Banyak ancaman menghampiri bhulan antara lain: mereka serirng terjerat dalam alat penangkap ikan secara tidak sengaja di sungai Indus. Kedua, kerusakan habitat lumba-lumba akibat pengerukan dan penarikan air sungai. Tragisnya, lumba-lumba sungai indus secara tak sengaja menjadi korban tabrak oleh kapal menyebabkan lumba-lumba terluka bahkan terbunuh.
Akibat kontaminasi kimia ke sungai Indus seperti pembuangan air limbah dan bahan kimia lainnya membahayakan sistem imunitas dan reproduksi dari lumba-lumba ini bahkan bahan ukimia tersebut dapat membunuh ikan. AKibat dari semua faktor itu membuat lumba-lumba sungai indus dalam status terancam punah oleh IUCN dengan jumlah sisa mencapai 1.900 ekor saja.
Genus platanista satunya lagi bernama lumba-lumba sungai gangga. Lumba-lumba sungai indus dan gangga diperkirakan sudah ada sejak jutaan tahun lalu tinggal di laut Tethys kuno yang dewasa ini sudah mengering atau tidak ada lagi. Otomatis kedua spesies dari genus platanista merupakan fosil hidup.