Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Menarik Cochineal, Serangga Penghasil Warna Karmin

Cochineal (instagram.com/gominolasdepetroleo)

Cochineal adalah salah satu sumber pewarna alami yang mungkin belum terlalu terkenal dan digunakan di seluruh dunia. Pewarna ini berasal dari serangga kecil bernama Dactylopius coccus. Mereka hidup di atas tanaman kaktus, terutama jenis Opuntia. Menariknya cochineal telah digunakan sejak zaman dahulu, terutama oleh peradaban Mesoamerika seperti suku Aztec. Hingga masa kini, cochineal masih menjadi bahan penting dalam berbagai industri sebagai penghasil warna merah yang disebut karmin. Berikut adalah lima fakta menarik tentang cochineal yang mungkin belum kamu ketahui.

1. Asal Usul dan Produksi Pewarna

Cochineal (instagram.com/canaturex)

Cochineal berasal dari serangga kecil betina yang hidup di atas kaktus, khususnya kaktus dari spesies Opuntia. Serangga ini menghasilkan asam karminat yaitu sebuah zat yang memberikan warna merah cerah yang sangat dicari dalam industri makanan atau fashion dunia. Untuk membuat pewarna, serangga betina akan dipanen, dikeringkan, dan dihancurkan, lalu diproses untuk mendapatkan zat pewarna merah dengan nama karmin. Pewarna ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk makanan, kosmetik, dan tekstil.

Fakta menarik lainnya adalah diperlukan ribuan serangga cochineal untuk menghasilkan beberapa gram pewarnanya, sehingga harga pewarna ini sedikit tinggi dibandingkan dengan pewarna sintetis. Proses panennya juga masih dilakukan secara manual di banyak daerah, terutama di Amerika Selatan dan Meksiko yang merupakan produsen utama cochineal. Produksi pewarna ini telah menjadi bagian penting dari ekonomi lokal. Budidaya kaktus Opuntia untuk serangga ini juga membantu dalam pelestarian lingkungan.

2. Pewarna Aman dan Alami

Pewarna Karmin (instagram.com/worldpigmentday)

Karmin yang dihasilkan dari cochineal, terkenal sebagai pewarna alami yang aman untuk dikonsumsi. Dalam industri makanan, pewarna ini sering ditemukan dalam produk seperti yoghurt, permen, saus, dan minuman. Banyak konsumen yang lebih memilih pewarna alami daripada pewarna sintetis karena alasan kesehatan sehingga karmin menjadi pilihan utama mereka.

Meskipun aman, tidak semua orang menyadari bahwa pewarna ini berasal dari serangga. Beberapa konsumen vegan atau vegetarian menghindari produk yang mengandung karmin karena alasan etis. Oleh karena itu, sangat penting untuk membaca label produk jika ingin memastikan bahwa bahan-bahan tersebut sesuai dengan preferensi makanan atau gaya hidup.

3. Penggunaan Sejak Zaman Kuno

Lukisan bangsawan Spanyol(instagram.com/catmerrick)

Penggunaan cochineal sebagai pewarna sudah ada sejak peradaban kuno di Meksiko, terutama oleh suku Aztec dan Maya. Mereka memanen serangga ini dan menggunakan pewarna merahnya untuk mewarnai pakaian, artefak, serta lukisan. Setelah penaklukan Spanyol, cochineal kemudian menjadi komoditas yang sangat berharga di Eropa dan diekspor secara besar-besaran.

Cochineal menjadi salah satu ekspor utama dari Meksiko pada abad ke-16 hingga ke-19. Di Eropa pewarna ini digunakan untuk mewarnai pakaian bangsawan, tentara, dan juga dalam seni serta kerajinan. Nilainya yang tinggi pada masa itu membuat cochineal sering disebut red gold atau emas merah.

4. Tahan Lama dan Stabil

Artefak suku Aztec (instagram.com/historiante_)

Salah satu keunggulan karmin dibandingkan dengan pewarna alami lainnya adalah daya tahannya yang luar biasa. Pewarna ini sangat stabil dalam berbagai kondisi, termasuk di bawah paparan cahaya, panas, dan pH yang beragam. Hal ini membuatnya begitu ideal untuk digunakan dalam makanan dan kosmetik yang membutuhkan stabilitas warna dalam jangka panjang.

Pewarna ini juga dikenal tahan terhadap degradasi dari waktu ke waktu, sehingga warna merah cerah yang dihasilkan dapat bertahan lama. Stabilitasnya ini menjadikan karmin sebagai salah satu pewarna alami yang paling banyak dicari, meskipun harganya relatif lebih mahal dibandingkan pewarna sintetis.

5. Kontroversi dalam Penggunaan

Ilustrasi Alergi (pexels.com/Towfiqu barbhuiya)

Meskipun dianggap aman dan alami, penggunaan cochineal dalam makanan dan kosmetik telah menimbulkan kontroversi di beberapa kalangan. Karena berasal dari serangga, produk-produk yang mengandung karmin tidak dianggap ramah vegan atau vegetarian. Selain itu, ada juga kasus di mana beberapa individu mengalami reaksi alergi terhadap produk yang mengandung cochineal.

Pada tahun 2011, FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat mengeluarkan aturan yang mewajibkan produsen makanan dan kosmetik untuk mencantumkan karmin sebagai bahan dalam label produk. Hal ini dapat memberikan konsumen informasi yang lebih transparan mengenai asal-usul pewarna dalam produk yang mereka gunakan, sehingga mereka bisa membuat keputusan yang lebih sadar.

Cochineal merupakan salah satu pewarna alami yang memiliki sejarah panjang dan masih digunakan hingga saat ini dalam berbagai industri. Meskipun berasal dari serangga, pewarna ini aman untuk digunakan dalam makanan dan kosmetik, dan memiliki keunggulan dalam hal stabilitas dan daya tahan warna. Namun, penting bagi konsumen untuk mengetahui asal-usulnya, terutama bagi mereka yang memiliki preferensi diet tertentu atau alergi terhadap bahan-bahan tertentu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us