Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Rubah Tanjung, Ahli Menghemat Cairan Tubuh di Gurun Panas

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)
Intinya sih...
  • Rubah tanjung mampu menghemat cairan tubuh untuk bertahan di gurun panas dengan berburu makanan setelah senja dan melepas panas tubuh melalui telinga.
  • Ciri fisik rubah tanjung termasuk kecil, ramping, dengan bulu hitam dan perak, serta memiliki telinga besar dan ekor panjang.
  • Rubah tanjung omnivora yang cepat berlari hingga 30 mil/jam, menggunakan indera pendengaran dan penciuman tajam untuk menangkap mangsa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rubah tanjung adalah spesies canidae berasal dari Afrika terutama Afrika Selatan punya banyak nama lain: assa, cama dan rubah punggung perak bahkan disebut "rubah fennec versi Afrika Selatan" karena telinganya yang sama besar.

Rubah tanjung ditemukan di Gurun Afrika sub-Sahara, Gurun Namib, Afrika Selatan, Namibia, Botswana, Transvaal, Natal hingga Distrik Albany. Mereka ditemukan berdiam di padang rumput terbuka, semak belukar dan semak belukar semi gurun.

Nama ilmiah rubah tanjung: vulpes chama dan dikenal karena kemampuannya untuk bertahan di gurun yang panas dan kering. Baca lebih lanjut bagaimana rubah tanjung beradaptasi di gurun panas dan kering.

1. Rubah yang memiliki kemampuan menghemat cairan tubuh untuk hadapi gurun yang panas

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Christoph Strässler)

Dilansir pettract, untuk menghindari panasnya gurun, rubah tanjung menghabiskan hari-harinya untuk tinggal di liang dan akan muncul ke permukaan setelah senja untuk berburu makanan.

Rubah tanjung berlindung dari panas ekstrem dengan suhu lebih dari 40 derajat celcius di Gurun Kalahari. Rubah tanjung memiliki telinga membantunya melepas panas tubuh.

Rubah tanjung memiliki mekanisme tubuh agar tak banyak kehilangan cairan tubuh dengan mendinginkan diri agar tak terlalu banyak keringat atau kehausan.

Rubah tanjung bisa mengatur jumlah urine yang keluar. Sebab, sisanya bisa dipakai sebagai cairan tubuh menghadapi kondisi gurun yang panas.

2. Ciri fisik khas sang rubah

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)

Rubah tanjung termasuk rubah kategori kecil dengan tubuh agak ramping, bagian atas tubuhnya terdapat bulu pelindung yang lebat berwarna hitam dengan ujung bergaris perak terang dan bagian bawah dengan bulu bergelombang.

Di wajah terdapat bintik-bintik berambut putih, di belakang paha ditandai bercak bercak gelap yang khas dan garis gelap di ujung moncong dan memiliki tanda segitiga di antara mata dan hidung.

Ekor rubah berwarna hitam sepenuhnya yang panjang dan lebar. Telinganya pun berwarna coklat kemerahan sangat besar dengan bulu-bulu putih halus di ujungnya.

3. Rubah omnivora yang punya banyak kelebihan dalam menangkap mangsa

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Rubah tanjung sebenarnya omnivora yang cukup cepat berlari hingga 30 mil/jam gunannya untuk menangkap mangsa maupun menghindari predatornya seperti: singa, macan tutul, caracal, jakal dan burung pemangsa.

Selain kecepatan, rubah tanjung juga mengkombinasikannya dengan indera pendengaran serta penciuman yang tajam untuk menangkap mangsanya seperti tikus, kelinci, serangga, reptil dan burung. Mereka akan memakan buah-buahan jika mangsa langka.

4. Kehidupan perkawinan rubah tanjung

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Haplochromis)

Rubah tanjung sebenarnya soliter kecuali saat kawin. Pasangan rubah tanjung membangun ikatan jangka panjang hingga mati. Kedua induk berkontribusi dalam membesarkan anaknya. Pasangan rubah tanjung menandai wilayahnya dengan aroma.

Musim kawin biasa terjadi pada bulan Agustus dan Oktober, masa kehamilan betina terjadi selama 53 hari dan biasanya betina melahirkan 1-6 anak. Anak yang baru lahir masih dalam keadaan buta.

Anak-anak rubah menyusu pada induknya selama 8 minggu. Anak-anaknya rubah mulai mandiri pada usia 6 bulan. Rubah tanjung mencapai kematangan seksual pada usia 9 bulan dan dapat hidup rata-rata hingga usia 6 tahun.

5. Ancaman dihadapi rubah tanjung

Rubah Tanjung
Rubah tanjung (commons.wikimedia.org/Warren)

Rubah tanjung sering terancam oleh penyakit berbahaya seperti rabies dan distemper anjing. Masyarakat setempat masih menganggap rubah tanjung sebagai hama karena disangka sebagai serigala yang disalahkan atas hilangnya ternak.

Bukti temuan fosil di Afrika menunjukkan rubah telah menjelajahi Afrika selama jutaan tahun. Demikian berbagai kelebihan dari rubah tanjung tak hanya mampu bertahan hidup di gurun yang panas, namun juga pemburu mangsa yang kuat dan cepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Misteri Pegunungan Tian Shan, dari Legenda Dewa hingga Kutub Ketiga

15 Sep 2025, 16:49 WIBScience