5 Fakta Sempidan Sumatra, si Polos yang Terancam Punah

- Penampilannya sederhana tapi jangan diremehkan, dengan dimorfisme seksual yang unik dan kesederhanaan yang membedakannya dari jenis Sempidan lainnya.
- Burung ini adalah penghuni asli hutan pegunungan Sumatra, hidup di ketinggian antara 650 hingga 2.200 meter di atas permukaan laut.
- Gaya hidupnya pemalu dan sulit sekali dijumpai, serta populasinya makin terancam oleh kerusakan hutan akibat deforestasi dan perburuan liar.
Pernah dengar tentang burung yang hidupnya misterius di pedalaman hutan Sumatra? Di tengah rimbunnya belantara, seekor burung dengan penampilan sederhana diam-diam menjalani kehidupannya yang tersembunyi. Jauh dari sorotan, ia menyimpan pesona unik yang hanya bisa dinikmati oleh mereka yang beruntung bertemu langsung.
Burung ini dikenal sebagai Sempidan sumatra atau dalam nama ilmiahnya Lophura inornata. Ia adalah bukti kekayaan hayati luar biasa yang dimiliki Indonesia, khususnya Pulau Sumatra. Namun, di balik keunikannya, ada kisah perjuangan bertahan hidup yang memilukan akibat hilangnya rumah mereka secara perlahan. Yuk, kenalan lebih dekat dengan si polos yang memikat hati ini!
1. Penampilannya sederhana tapi jangan diremehkan

Sekilas, Sempidan sumatra mungkin tidak semenarik kerabatnya yang berbulu meriah. Jantannya didominasi warna hitam kebiruan yang mengilap di seluruh tubuhnya, sementara betinanya berwarna cokelat kemerahan dengan bintik-bintik hitam halus yang membantunya berkamuflase dari predator. Dilansir Animalia.bio, perbedaan penampilan antara jantan dan betina ini adalah hal umum di dunia burung, dikenal dengan istilah dimorfisme seksual. Wajah pejantannya dihiasi kulit tanpa bulu berwarna merah cerah, yang menjadi daya tarik utamanya.
Nama ilmiahnya, Lophura inornata, bahkan punya arti "tanpa hiasan" atau "polos", seperti yang dijelaskan laman Simply Birding. Nama ini diberikan oleh ahli burung asal Italia, Tommaso Salvadori, pada tahun 1879 untuk menggambarkan penampilannya yang tidak semencolok jenis Sempidan lainnya. Meski begitu, kesederhanaannya justru menjadi keanggunan tersendiri yang membedakannya dari yang lain. Kesan polos inilah yang membuatnya tampak eksotis dan misterius.
2. Burung ini adalah penghuni asli hutan pegunungan Sumatra

Sempidan sumatra adalah spesies endemik, artinya ia hanya bisa ditemukan di satu tempat di muka bumi, yaitu Pulau Sumatra, Indonesia. Burung ini memilih hutan pegunungan dan sub-pegunungan sebagai rumahnya, biasanya hidup di ketinggian antara 650 hingga 2.200 meter di atas permukaan laut. Mereka sangat menyukai area hutan lebat dengan tumbuhan bawah yang rapat, seperti semak belukar dan pakis, yang menyediakan tempat berlindung dan mencari makan.
Distribusinya yang terbatas membuat spesies ini sangat bergantung pada kelestarian hutan di sepanjang Pegunungan Barisan. Menurut data dari Earth Life, beberapa populasi yang masih bertahan dapat ditemukan di kawasan taman nasional, seperti Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kawasan konservasi sebagai benteng terakhir bagi kelangsungan hidup satwa-satwa endemik seperti Sempidan sumatra.
3. Gaya hidupnya pemalu dan sulit sekali dijumpai

Menemukan Sempidan sumatra di alam liar adalah tantangan besar. Burung ini dikenal sangat pemalu dan waspada terhadap kehadiran manusia atau ancaman lainnya. Sebagian besar waktunya dihabiskan di atas tanah (terestrial), mengais-ngais dedaunan kering di lantai hutan untuk mencari makanan. Perilakunya yang selalu bersembunyi di balik vegetasi lebat membuatnya sangat sulit untuk diamati dan didokumentasikan.
Menu makanan utamanya cukup beragam, mulai dari biji-bijian, buah-buahan yang jatuh, pucuk daun muda, hingga serangga dan invertebrata kecil lainnya. Dilansir Earth Life, pejantan bahkan memiliki taji kuat di kakinya yang diduga berfungsi untuk membalik serasah atau material lain saat mencari makan. Biasanya mereka hidup menyendiri atau berpasangan, meskipun terkadang bisa membentuk kelompok kecil di luar musim kawin.
4. Jantan dewasanya punya penampilan yang mirip dengan spesies lain

Salah satu fakta paling menarik dari Sempidan sumatra jantan adalah kemiripannya dengan Sempidan Api Tanpa Jambul (Lophura erythrophthalma) betina. Keduanya sama-sama memiliki bulu berwarna gelap dan postur tubuh yang sekilas tampak identik, sehingga bisa membingungkan pengamat burung pemula. Namun, ada beberapa perbedaan kunci jika diperhatikan lebih saksama.
Dilansir Animalia.bio, Sempidan sumatra jantan berukuran sedikit lebih panjang, memiliki paruh berwarna hijau keputihan, dan cenderung menurunkan ekornya. Sebaliknya, Sempidan Api Tanpa Jambul betina lebih tegap, paruhnya berwarna hitam, dan sering kali menegakkan ekornya. Selain itu, habitat keduanya juga sedikit berbeda, di mana Sempidan sumatra biasanya ditemukan di dataran yang lebih tinggi.
5. Populasinya makin terancam oleh kerusakan hutan

Sayangnya, masa depan Sempidan sumatra kini berada dalam ketidakpastian. International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengklasifikasikan spesies ini dalam status "Hampir Terancam" atau Near Threatened. Ancaman terbesar yang dihadapinya adalah kehilangan habitat secara masif akibat deforestasi untuk perluasan lahan pertanian, terutama perkebunan kelapa sawit, serta aktivitas pembalakan liar.
Fragmentasi atau terpecahnya kawasan hutan membuat ruang hidup mereka semakin sempit dan mempersulit mereka untuk berkembang biak. Selain itu, perburuan liar untuk diambil dagingnya juga menjadi ancaman serius bagi kelestarian populasi Sempidan Sumatra. Di beberapa pasar lokal, ditemukan individu yang dijual, dan penjualnya mengaku bahwa burung tersebut ditangkap secara ilegal dari kawasan taman nasional.
Keindahan dan keunikan Sempidan sumatra adalah pengingat betapa berharganya kekayaan alam yang kita miliki. Upaya konservasi yang serius sangat dibutuhkan untuk memastikan si polos dari hutan Sumatra ini tidak punah dan tetap lestari untuk generasi mendatang.


















