Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tenzing Hillary, Bandara Paling Berbahaya di Dunia

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Robert Kern)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Robert Kern)
Intinya sih...
  • Bandara Tenzing Hillary terletak di Kota Lukla, Nepal Timur, dengan ketinggian 2.860 mdpl.
  • Kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi dan landasan pacu pendek menjadi tantangan bagi pilot.
  • Bandara ini berganti nama menjadi Bandara Tenzing Hillary pada tahun 2008 untuk menghormati Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa.

Bandara Tenzing Hillary atau yang dikenal juga sebagai Bandara Lukla merupakan bandara kecil yang berada di Kota Lukla, Wilayah Khumbu, Distrik Solukhumbu, Nepal Timur. Bandara ini dibangun pada tahun 1964 dan baru mulai beroperasi pada tahun 1971.

Bandara yang merupakan titik awal pendakian Everest Base Camp ini sangat terkenal, selain karena letaknya yang berada di pegunungan, bandara ini juga memiliki ketinggian, cuaca ekstrem, dan landasan pacu yang pendek dari bandara pada umumnya. Selain itu, selama lebih dari dua dekade, bandara ini secara konsisten dinobatkan sebagai bandara paling berbahaya di dunia oleh "Most Extreme Airports". Yuk, simak 5 fakta Bandara Tenzing Hillary berikut ini!

1. Berada di ketinggian 2.860 mdpl

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/David Broad)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/David Broad)

Bandara ini terletak di lereng gunung pada ketinggian 2.860 m atau 9.186 kaki di atas permukaan laut. Koordinatnya sekitar 27.6868° LU, 86.7294° BT, dan berjarak sekitar 138 kilometer atau 86 mil dari timur laut Kathmandu.

Geografi Lukla ditandai oleh lereng curam dan hutan lebat serta hutan pinus. Di salah satu ujung Bandara Lukla, terdapat tembok pegunungan besar, dan jurang curam ke lembah di bawahnya. Oleh karena itu, Bandara Tenzing Hillary menjadi bandara tertinggi dan sangat ekstrem di dunia.

2. Kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Chris Marquardt)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Chris Marquardt)

Bandara Lukla terkenal dengan kondisi cuacanya yang menantang, dan berdampak signifikan terhadap operasional penerbangan. Lukla mengalami kondisi cuaca yang tak terduga dan sering berubah dengan cepat termasuk kabut, angin kencang, dan tutupan awan, sehingga penerbangan masuk dan keluar bandara menjadi berisiko.

Dilansir Himalayan Glacier, penanganan pesawat di bandara dengan ketinggian seperti di Bandara Lukla menimbulkan ancaman karena tekanan udara yang rendah. Selain itu, penutupan bandara secara mendadak cukup umum terjadi akibat cuaca buruk ataupun hilangnya jarak pandang berdasarkan Aturan Penerbangan Visibilitas (VFR).

3. Memiliki landasan pacu yang pendek dengan lebar hanya 20 meter

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/TMLN123)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/TMLN123)

Bandara ini resmi beroperasi sejak tahun 1971, tetapi pengaspalannya baru dilakukan pada tahun 2001. Ekstrimnya, landasan pacu di bandara ini hanya memiliki panjang 527 m (1.729 kaki) dan lebar 20 m (65 kaki).

Selain itu, landasan pacu aspalnya memiliki gradien yang signifikan dengan kemiringan 12%. Hal itu membantu pesawat melambat saat mendarat dan menambah kecepatan saat lepas landas. Landasan pacu dimulai pada elevasi yang lebih rendah dan berakhir di elevasi yang lebih tinggi. Hal tersebut menambah keunikan dan tantangan bagi pilot yang mendarat maupun lepas landas di bandara ini.

4. Tidak ada navigasi udara atau sistem radar

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Nepal Trek Adventures)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Nepal Trek Adventures)

Bandara Lukla tidak memiliki sistem navigasi udara atau radar modern. Sebagai gantinya, pilot mengandalkan komunikasi radio untuk memandu pendaratan dan lepas landas mereka.

Dengan mempertimbangkan semua faktor risiko, Otoritas Penerbangan Sipil Nepal (CAAN) telah menetapkan standar tertentu untuk keberhasilan pendaratan dan lepas landas di Bandara Lukla.

Berdasarkan standar tersebut, hanya pilot berpengalaman yang telah menyelesaikan setidaknya 100 penerbangan lepas landas dan mendarat pendek (STOL) yang diperbolehkan. Selain itu, pilot harus sudah menyelesaikan 10 penerbangan ke Lukla dengan instruktur bersertifikat.

5. Bandara Lukla berganti nama menjadi Bandara Tenzing Hillary pada tahun 2008

potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Kogo)
potret Bandara Tenzing Hillary (commons.wikimedia.org/Kogo)

Pada tahun 1953 terdapat dua nama yang tercatat telah berhasil mencapai puncak Gunung Everest yaitu Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa. Untuk menghormati mereka berdua, bandara ini pun berganti nama menjadi Bandara Tenzing Hillary. Sebelumnya, Bandara Lukla dibangun pada tahun 1964 di bawah pengawasan Sir Edmund Hillary untuk memfasilitasi transportasi bagi Himalayan Trust miliknya.

Dilansir Hiking Bees, Hillary awalnya ingin membangun bandara di lahan pertanian yang datar, tetapi penduduk setempat tidak mau melepaskan tanah mereka. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membangun bandara tersebut di lokasi yang sekarang, dengan membeli tanah dari para sherpa setempat dan melibatkan mereka dalam proses pembangunannya.

Bandara yang berada di ketinggian 9.383 kaki ini akhirnya berganti nama menjadi Bandara Tenzing Hillary pada tahun 2008. Hal tersebut dilakukan guna mengenang kontribusi mereka dalam pembangunan bandara dan keberhasilan mereka menaklukkan puncak Gunung Everest.

Bandara Tenzing Hillary menjadi bandara paling berbahaya di dunia. Meskipun begitu, bandara kecil ini tetap ramai dan cukup sibuk, terlebih lagi saat musim pendakian. Apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke bandara ini, saat ada kesempatan ke Nepal?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us