Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Ular Siput Jerapah, Bisa Menggulung Diri Saat Terancam

Ular siput jerapah (inaturalist.org/muhammadazib)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/muhammadazib)
Intinya sih...
  • Ular siput jerapah adalah spesies unik dengan tubuh ramping dan kebiasaan berburu di pepohonan
  • Ular ini memakan moluska seperti siput dan keong, serta memiliki mekanisme pertahanan yang unik
  • Habitatnya meliputi dataran tinggi, pegunungan, hutan, kebun, dan daerah dengan vegetasi rapat di Asia Tenggara
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Aplopeltura boa atau ular siput jerapah merupakan satu-satunya spesies di genusnya, yaitu genus Aplopeltura. Ular ini dengan mudah dapat dikenali dari tubuhnya yang sangat ramping dan memanjang. Warna cokelat dan kepalanya yang membulat juga jadi ciri khas ular ini. Selain itu, makanannya juga berbeda dari kebanyakan ular, yaitu moluska seperti siput dan keong.

Ular siput jerapah sendiri adalah salah satu spesies ular yang menghuni dataran tinggi dan pegunungan, bahkan ia juga bisa ditemukan di Indonesia, lho. Tapi karena tubuhnya yang kecil dan warna cokelatnya kamu akan sulit menemukan reptil ini. Kamuflasenya sangat sempurna sampai-sampai ia sering terlihat seperti ranting dan cabang pohon. Ular siput jerapah juga punya banyak keunikan yang akan kita bahas di artikel ini!

1. Panjang maksimalnya sekitar 90 cm

Ular siput jerapah (inaturalist.org/lungchris)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/lungchris)

Ular siput jerapah masuk dalam famili Pareidae dan selayaknya spesies lain dari famili ini ular siput jerapah juga punya ukuran yang kecil. Dilansir Clinical Toxinology Resources, panjang maksimal ular siput jerapah sekitar 90 cm. Tentunya jika dibandingkan dengan ular-ular terkenal seperti kobra dan sanca ular siput jerapah tidak bisa dikategorikan sebagai ular yang besar. Namun ular ini memang tak perlu tubuh yang besar karena ia hanya memakan hewan-hewan kecil. Selain itu ukuran kecilnya juga memudahkan ular ini untuk berkamuflasme.

2. Tubuhnya menyerupai ranting atau cabang pohon

Ular siput jerapah (inaturalist.org/stevenwong45)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/stevenwong45)

Tubuh ular ini terbilang cukup unik, ia punya badan yang sangat ramping dan memanjang. Tak hanya itu, kepalanya juga mengotak dengan dua mata bulat besar di kanan dan kiri kepala. Tentunya bentuk tubuh seperti ini terlihat unik dan tidak biasa jika dibandingkan ular lain. Namun jangan salah, tubuhnya ini sangat berguna untuk berkamuflasme dari predator, lho.

Ular siput jerapah kerap ditemukan di pepohonan, ia juga sanggup berdiam diri dalam waktu yang lama di ranting atau dahan pohon. Karena kebiasaannya tersebut para predator akan sulit menemukannya dan hanya mengira ular ini sebagai ranting atau cabang pohon. Warna cokelat dan corak putihnya juga semakin membantu penyamaran ular ini. Apalagi di malam hari, jika tak ada cahaya bulan atau lampu sangat mustahil untuk bisa menemukan hewan ini di habitat aslinya.

3. Ular siput jerapah hanya mau memakan keong dan siput

Ular siput jerapah (inaturalist.org/carol_kwok)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/carol_kwok)

Laman Hong Kong Snake ID menerangkan kalau ular siput jerapah secara khusus hanya memakan keong dan siput kecil. Untuk memakan keong yang diselimuti cangkang keras ia juga tidak mengandalkan lilitannya. Justru ular ini menggunakan giginya yang melengkung untuk mencongkel moluska tersebut dan kemudian menghisapnya untuk dimakan. Ia juga tak memiliki bisa sehingga tidak berbahaya bagi manusia, bahkan ular ini hampir tidak pernah menggigit manusia.

Ular ini menggunakan dua metode untuk berburu, yaitu kamuflase dan serangan yang cepat. Pertama, ular siput jerapah akan berdiam diri di ranting atau dahan pohon sembari  menunggu mangsa lewat dan mendekat. Setelah mangsa sudah berada di jarak serang barulah ular ini akan menyerangnya dengan kecepatan yang luar biasa. Giginya yang melengkung dan rahangnya yang kuat juga memastikan mangsa tak bisa kabur.

4. Dapat ditemukan di dataran tinggi dan pegunungan

Ular siput jerapah (inaturalist.org/with_alligators)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/with_alligators)

Dilansir The Reptile Database, ular ini merupakan ular yang menghuni Asia Tenggara, ia dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, dan Myanmar. Ular ini sendiri merupakan ular yang mendiami dataran tinggi dan pegunungan hingga ketinggian 1,500 meter di atas permukaan laut. Ular siput jerapah juga termasuk ular arboreal yang artinya ia hidup di pepohonan. Hutan, kebun, daerah pinggir sungai, rerumputan, dan daerah dengan vegetasi rapat jadi habitat kesukaan ular siput jerapah.

5. Punya mekanisme pertahanan yang sangat unik

Ular siput jerapah (inaturalist.org/tovb)
Ular siput jerapah (inaturalist.org/tovb)

Terakhir, ular siput jerapah punya mekanisme pertahanan yang sangat unik dan tidak dimiliki spesies lain. Dilansir Ecologyasia, saat merasa terancam ular ini akan menggulung dirinya menyerupai bola atau pegas. Hal ini sangat masuk akal untuk dilakukan mengingat ular siput jerapah tidak punya bisa yang mematikan, gigi yang tajam, atau lilitan yang kuat.

Kemampuan menggulung diri ini terbilang efektif karena akan membuat predator takut dan kesulitan untuk memakannya. Biasanya ular ini akan menggulung diri selama beberapa saat sebelum akhirnya kabur ke semak-semak untuk bersembunyi saat predator sudah pergi. Pada kondisi ini ular siput jerapah juga akan benar-benar diam dan tidak bergerak sehingga predator mengira kalau ia sudah tak bernyawa. Tak cuma saat terancam, menggulung diri juga merupakan respon yang dilakukan ular ini saat merasa stres.

Tubuh ramping dan memanjangnya membuat ular ini dinamai sebagai ular siput jerapah, namun keunikannya tidak hanya sampai di situ. Makanannya, kandungan bisanya, coraknya, kebiasaannya, dan habitatnya juga sangat unik, lho. Ular ini merupakan pemakan siput, ia juga hidup di dataran tinggi, bahkan ular siput jerapah mampu menggulung dirinya. Semua keunikan tersebut merupakan bentuk adaptasi agar reptil ini mampu bertahan hidup di lingkungan dan habitatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us