Viper merupakan salah satu spesies ular paling beracun di dunia. Mereka mempunyai beberapa spesies salah satunya hump nosed viper. Hewan yang populer dengan nama ilmiah hypnale hypnale ini dikenal akan pergerakannya yang agresif.
Racunnya yang mematikan menjadi senjata andalannya untuk melumpuhkan mangsa. Mampu mengatur strategi ketika berburu, inilah beberapa fakta menarik seputar hump nosed viper dilansir dari laman Animalia dan Kids.britannica. Simak nih ulasannya!
Hump nosed viper merupakan hewan endemik asal benua Asia. Populasi mereka hanya bisa ditemukan di dua negara di Asia Selatan yaitu India dan Sri Lanka. Dilansir laman Animalia, hump nosed viper mendiami berbagai macam daerah mulai dari hutan tropis, lereng bukit, hingga area perkebunan kopi.
Spesies ular ini termasuk hewan karnivora. Mereka bertahan hidup dengan memangsa hewan berukuran kecil mulai dari kadal, katak, tikus, dan masih banyak lagi. Hump nosed viper juga suka mengincar telur reptil atau burung yang ditinggalkan induknya.
Seperti spesies ular pada umumnya, hump nosed viper merupakan hewan nokturnal. Mereka aktif beraktivitas di malam hari seperti mencari makanan dan bersosialisasi. Sedangkan pada pagi hari dihabiskannya untuk berjemur di tepi sungai, danau, atau kolam.
Hal tersebut sangat berguna untuk mengatur suhu tubuhnya. Hump nosed viper sangat suka bersembunyi di antara tumpukan daun kering. Meskipun spesies ular ini memiliki pergerakan yang lambat namun mereka mampu menyergap mangsanya dengan cepat.
hump nosed viper termasuk spesies ular berukuran kecil. Dilansir laman Kids.britannica, seekor ular dewasa panjang tubuhnya hanya berkisar antara 30 hingga 46 sentimeter. Di samping itu, tubuhnya ditutupi oleh sisik berwarna coklat tua.
Keunikan spesies ular ini terletak pada bentuk hidungnya yang rucing dan terbalik. Di antara mata dan lobang hidung terdapat sensor untuk mendeteksi suhu panas. Ini sangat berguna untuk mengetahui keberadaan mangsanya.
Hingga saat ini belum ada informasi detail tentang cara berkembang biak hump nosed viper. Musim kawin mereka berlangsung cukup lama mulai dari bulan Maret hingga Juli. Sang betina mampu melahirkan maksimal 17 ekor anak.
Anak yang baru lahir memiliki panjang tubuh antara 13 hingga 14,5 sentimeter. Mereka langsung hidup mandiri tanpa mendapatkan pengasuhan dari sang induk. Racun hump nosed viper mampu membuat korbannya mengalami gagal ginjal.
Badan Konservasi Alam Dunia belum mempunyai data resmi seputar jumlah hump nosed viper yang tersisa di alam liar. Namun, mereka belum dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi. Ini mengindikasikan bahwa populasi ular ini masih stabil.
Ancaman terbesar hump nosed viper adalah mereka sering diburu dan dibunuh. Hewan ini dianggap sebagai ancaman bagi masyarakat lokal di India dan Sri Lanka. Di samping itu, pengrusakan habitat hump nosed viper membuat mereka kehilangan tempat tinggal.
Efek mengerikan yang ditimbulkan oleh gigitan ular ini membuatmu harus berhati-hati saat memasuki habitatnya. Terlebih lagi hump nosed viper sering menyerang secara mendadak.