Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Jangkrik Lapangan Hitam, Gaya Bertarungnya Mirip Kelomang

Jangkrik Lapangan Hitam
jangkrik lapangan hitam (commons.wikimedia.org/Fedaro)
Intinya sih...
  • Jangkrik lapangan hitam awalnya hanya bisa ditemukan di Australia dan Selandia Baru, sering dijumpai di area berbatu, terbuka, semak-semak, savana, kebun, dan taman.
  • Jangkrik lapangan hitam merupakan omnivor yang suka memakan material tumbuhan dan hewan lain, sehingga dianggap sebagai hama yang merugikan.
  • Suara keras jangkrik lapangan hitam digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis saat musim kawin dengan pola suara yang khas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Saat ini, jangkrik menjadi salah satu spesies serangga dengan pemor yang paling tinggi. Pasalnya, ia mudah ditemukan, suaranya khas, dan jangkrik juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Secara umum, jangkrik punya tubuh berwarna hitam, ukuran yang tidak terlalu besar, dan sangat ahli melompat. Nah, semua hal tersebut juga tercermin pada Teleogryllus commodus atau jangkrik lapangan hitam.

Lebih lanjut, jangkrik lapangan hitam merupakan spesies yang bisa ditemukan di Australia. Ia sering terlihat di hutan, savana, semak-semak, dan lapangan. Sekilas, jangkrik lapangan hitam memang terlihat sama seperti spesies jangkrik lain. Namun, ternyata serangga tersebut punya segudang keunikan, lho. Penasaran dengan semua keunikan tersebut? Maka dari itu, mari kita bahas bersama!

1. Awalnya hanya bisa ditemukan di Australia

Jangkrik Lapangan Hitam
gagak eurasia (commons.wikimedia.org/Tom)

Dilansir GBIF, jangkrik lapangan hitam bisa ditemukan di Australia dan Selandia Baru. Awalnya, hewan ini merupakan satwa endemik Australia. Namun, jangkrik ini mulai diintroduksi ke Selandia Baru akibat campur tangan manusia. Kemungkinan, introduksi tersebut terjadi karena adanya perdangan hingga imigrasi. Jadi, ia tak sengaja terbawa di kapal atau tanaman saat manusia menyeberang antar pulau.

Soal habitat, jangkrik lapangan hitam sering dijumpai di area berbatu, area terbuka, semak-semak, savana, kebun, dan taman. Secara umum, ia lebih suka bersembunyi di lubang, sela-sela sempit, atau di dedaunan kering. Ia jarang keluar dari tempat persembunyiaannya dan jika bertemu manusia hewan ini akan langsung kabur. Seperti jangkrik lain, ia ahli berkamuflase, aktif di malam hari dan gerakannya sangat gesit.

2. Omnivor namun sangat suka memakan tumbuhan

Jangkrik Lapangan Hitam
gagak eurasia (commons.wikimedia.org/Jaco Grundling)

Dilansir Missouri Department of Conservation, jangkrik lapangan hitam merupakan omnivor atau pemakan segala. Walau begitu, hewan ini sangat suka memakan material tumbuhan. Secara spesifik, material tumbuhan kesukaannya mencakup dedaunan, buah-buahan, dan bulir. Saat makan, jangkrik ini bisa merusak daun, melubangi buah, hingga membunuh tumbuhan. Karena hal tersebut, ia dianggap sebagai hama yang merugikan dan kerap dibasmi dengan pestisida. Selain material tumbuhan, jangkrik ini juga kerap memakan daging, invertebrata, atau serangga lain.

3. Suara kerasnya digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis

Jangkrik Lapangan Hitam
jangkrik lapangan hitam (inaturalist.org/Helen Schofield)

Dilansir iNaturalist, jangkrik lapangan hitam bisa mengeluarkan suara yang nyaring dengan cara menggesekan sayapnya dengan cepat. Selain itu, suara hewan ini memiliki pola yang cukup khas. Pertama, suaranya akan terdengar pendek dan cepat. Kemudian, setelah beberapa saat nadanya akan menjadi lebih panjang, lebih tinggi, dan memiliki repetisi yang tinggi.

Tentunya, suara yang ia keluarkan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis saat musim kawin. Secara khusus, individu jantan jadi pihak yang paling vokal. Nah, jika individu betina tertarik dengan individu jantan, maka ia akan membalas suara tersebut dengan suara lain. Terakhir, biasanya jangkrik lapangan hitam akan bersuara pada malam hari dan ia bisa terus bersuara selama berjam-jam.

4. Telurnya bisa menyerap air

Jangkrik Lapangan Hitam
jangkrik lapangan hitam (inaturalist.org/Reiner Richter)

Setelah sukses menggaet individu betina, maka jangkrik ini akan segera kawin. Dilansir JungleDragon, hewan sepanjang 3 centimeter ini memiliki empat tahap reproduksi, yaitu oogenesis, ovulasi, fertilisasi, and oviposisi. Setelah bertelur, telur jangkrik ini akan menghisap air agar tidak kekurangan cairan dan bisa berkembang dengan sempurna. Nah, kegiatan penyerapan air tersebut punya durasi yang bervariasi.

Di habitat yang panas dan bersuhu tinggi, maka telur bisa menyerap air dengan cepat. Sebaliknya, di daerah lembap bersuhu rendah penyerapan air bisa berlangsung dengan lebih lama. Setelah menyerap air, ukuran telur akan membesar dan akan meningkatkan kesuksesan penetasan. Jadi, bisa disimpulkan kalau kehadiran air dan kemampuan menyerap air sangat penting bagi reproduksi serangga ini.

5. Gaya bertarungnya mirip dengan kelomang

Jangkrik Lapangan Hitam
jangkrik lapangan hitam (inaturalist.org/Jacob Littlejohn)

Sebenarnya, jangkrik berwarna hitam ini tidak agresif. Namun, laman Atlas of Living Australia menerangkan kalau ia juga bisa menyerang dan bertarung dengan sesamanya. Uniknya, gaya bertarung serangga ini sangat mirip dengan gaya bertarung kelomang dan gammarid. Hal tersebut sangat unik karena kedua hewan tersebut merupakan krustasea yang hidup di air dan daerah lembap.

Sebelum bertarung, jangkrik lapangan hitam akan saling menempelkan antena. Kemudian, ia akan mengintimidasi lawan dengan cara membuka mulutnya lebar-lebar. Setelah itu, mereka akan bertarung dengan cara menendang, melebarkan sayap, hingga menggigit lawannya. Terakhir, pertarungan tersebut dilakukan dalam upaya mempertahankan atau merebut daerah kekuasaan.

Sebagai serangga kecil, mungkin jangkrik lapangan hitam jarang diperhatikan oleh banyak orang. Padahal, hewan tersebut memiliki banyak keunikan yang gak ada di hewan lain. Nah, semua keunikan tersebut menunjukan kalau jangkrik lapangan hitam bukanlah hewan sembarangan. Sebaliknya, ia merupakan hewan eksotis yang kuat, tangguh, dan sangat adaptif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Gajah Hamil Berapa Lama? Berikut Penjelasan Faktanya

12 Sep 2025, 13:31 WIBScience