Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Ka’apor Capuchin, Monyet Pemalu dari Hutan Amazon

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/C.Strauch)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/C.Strauch)
Intinya sih...
  • Ka’apor Capuchin dinamai dari suku asli Brazil, Ka’apor, yang pertama kali menemukan dan hidup berdampingan dengannya.
  • Monyet ini memiliki penampilan menggemaskan, pemalu, dan berperan dalam menjaga ekosistem hutan Amazon dengan pola makan omnivora.
  • Ka’apor Capuchin sangat terancam punah akibat deforestasi, fragmentasi habitat, dan pemburuan liar serta masih minim penelitian tentang perilaku mereka.

Di tengah rimbunnya hutan Amazon Brazil, tersembunyi salah satu primata paling langka dan sedikit dikenal dunia yaitu Ka’apor Capuchin (Cebus kaapori). Dengan penampilannya yang menggemaskan dan perilakunya yang pemalu, monyet ini menjadi sorotan para peneliti. Sayangnya, keberadaan mereka makin sulit ditemukan karena tekanan habitat yang semakin menyempit. Penasaran dengan primata mungil satu ini? Yuk, simak deretan fakta uniknya!

1. Dinamai dari Suku Asli Brazil

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)

Sama halnya dengan Indonesia, Brazil juga memiliki beragam suku, baik suku asli maupun suku keturunan dari berbagai kelompok migran. Dan disana masih banyak suku pedalaman, terutama di wilayah hutan Amazon. Walaupun suku-suku ini belum terjamah oleh modernisasi, mereka mempunyai peran dalam menjaga ekosistem hutan dan terkadang mereka juga menemukan hewan yang memang belum pernah kita kenali. Salah satunya suku Ka’apor ini. Dilansir dari New England Primate Conservancy, nama Ka’apor Capuchin diambil dari suku Ka’apor – yang merupakan suku asli yang tinggal di wilayah Alto Turiaçu, bagian barat laut negara bagian Maranhão, Brazil. Alasannya adalah karena suku inilah yang pertama kali menemukan keberadaan primata ini dan hidup berdampingan dengannya selama ratusan tahun. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap suku Ka’apor yang telah menemukan monyet menggemaskan ini. FYI, suku ini juga turut menjaga dan melestarikan hutan hujan Amazon dari deforestasi hutan.

2. Berpenampilan yang Menggemaskan

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)

Ka’apor Capushin memiliki ukuran badan yang relatif kecil – sekitar 45 cm dengan bobot sekitar 3 kg dan memiliki ekor yang lebih panjang dari tubuh mereka sekitar 50 cm . Monyet ini memiliki kombinasi warna bulu cokelat muda, coklat tua, dan krem. Dan pada bagian atas kepalanya berwarna coklat tua. Monyet ini memiliki ekspresi yang terlihat ‘lembut’ dan berbeda dari jenis Capushin lainnya. Walaupun terlihat menggemaskan, tetapi mereka sangat pemalu dan cepat menghilang dari pandangan manusia.

3. Berperan dalam Menjaga Ekosistem Hutan

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)

Ka’apor Capushin merupakan hewan omnivora – yaitu pemakan segala (tumbuhan maupun hewan). Makanan utama monyet ini adalah buah-buahan, biji-bijian, serangga, hewan kecil, dan terkadang telur burung. Dilansir dari New England Primate Conservancy, mereka membantu dalam penyebaran biji di hutan. Hal ini dapat terjadi disebabkan kotoran mereka yang mengandung biji-bijian dari buah-buahan yang mereka makan. Selain dari kotoran mereka, terkadang jika mereka memakan buah-buahan, lalu jika biji dari buah tersebut tidak dimakan, mereka akan membuangnya begitu saja ke tanah dan biji ini kemungkinan bisa tumbuh menjadi pohon baru.

4. Sangat Terancam Punah Akibat Ulah Manusia

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Ricardo Ferreira Esteves)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Ricardo Ferreira Esteves)

Dibalik kelucuan monyet ini, sayangnya Ka’apor Capushin telah bersatus sangat terancam punah (Critically Endangered) menurut IUCN. Di kutip dari New England Primate Conservancy, mereka terancam punah karena deforestasi, seperti dijadikan lahan pertanian, peternakan sapi, dan lahan perkebunan kelapa sawit. Selain habitatnya yang terdeforestasi, monyet ini juga terganggu habitatnya dengan fragmentasi. Dilansir dari New England Primate Conservancy, pada tahun 1970-an, sebuah bendungan yang cukup besar dibangun di habitat mereka. Kemudian terjadi banjir besar seluas sekitar 2.000 km². Hal ini sangat berdampak besar bagi tempat tinggal mereka yang telah rusak. Sehingga mereka terisolasi dan sulit berkembang dan populasi mereka juga menjadi sangat terancam. Selain habitatnya yang rusak, pemburuan liar juga menjadi sebuah ancaman besar bagi mereka. Saat ini organisasi nasional maupun internasional yang telah bekerja sama dengan pemerintah untuk bisa menyelamatkan populasi monyet lucu ini dari ancaman di alam liar.

5. Masih Misterius dan Minim Penelitian

Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)
Ka’apor Capuchin (commons.m.wikimedia.org/Christoph Moning)

Ka’apor Capuchin lebih suka tinggal di kanopi pohon tinggi dan jarang menyentuh tanah. Saat terganggu, mereka segera melarikan diri dan bersembunyi dibalik dedaunan lebat. Karena sifatnya yang misterius inilah yang membuatnya semakin sulit dipelajari oleh ilmuwan. Masih sedikit yang diketahui soal perilaku sosial, pola makan, hingga sistem reproduksi mereka. Hal ini terjadi karena akses untuk ke habitatnya cukup sulit dan terbatas. Saat ini Ka’apor Capuchin menjadi prioritas konservasi untuk para ilmuwan yang ingin memahami primata Amazon lebih dalam.

Ka’apor Capuchin adalah salah satu contoh nyata bahwa masih banyak spesies luar biasa yang tersembunyi di balik lebatnya hutan hujan Amazon. Meskipun kecil dan pemalu, keberadaan mereka sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. Sayangnya, tanpa perlindungan yang serius, mereka bisa lenyap bahkan sebelum benar-benar kita kenal. Melindungi hutan berarti menyelamatkan makhluk-makhluk istimewa seperti Ka’apor Capuchin. Yuk, lebih peduli pada primata yang hampir tak terlihat ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us