Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tikus Belalang Mearns, Pengerat yang Melolong bak Serigala!

potret tikus belalang mearns dewasa
potret tikus belalang mearns dewasa (commons.wikimedia.org/American Society of Mammalogists/Stewartmbrower)
Intinya sih...
  • Tikus belalang mearns berasal dari Amerika Utara.
  • mereka hidup di kawasan gurun kering dengan elevasi 1.340—1.580 meter di atas permukaan laut.
  • Mereka adalah insektivor yang memakan serangga, seperti belalang, kumbang, jangkrik, dan kalajengking.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Nama tikus belalang mearns (Onychomys arenicola) mungkin terdengar aneh di telinga kita. Namun, begitu melihat penampilan fisik mereka, rasanya spesies tikus ini begitu mirip seperti tikus rumahan yang ada di sekitar kita. Bedanya, tikus belalang mearns punya ekor yang lebih berisi, rambut area punggung berwarna cokelat cerah atau abu-abu dengan sedikit garis putih di sisi dan bawah tubuh, serta telinga besar dengan sedikit rambut di pangkal.

Soal ukuran, tikus belalang mearns juga tak jauh berbeda dengan tikus yang biasa ada di rumah. Panjang tubuh mereka sekitar 14,6 cm; ekor 5,2 cm; dan bobot antara 22—30 gram saja. Pada kesempatan kali ini, kita akan kenalan dengan spesies tikus yang disebut-sebut dapat melolong layaknya seekor serigala. Kok bisa seperti itu, ya? Yuk, cari tahu fakta mereka sama-sama!

1. Peta persebaran dan habitat alami

tikus belalang sedang bergerak pada malam hari
tikus belalang sedang bergerak pada malam hari (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images/Animalparty)

Tikus belalang mearns ternyata merupakan pengerat yang berasal dari Amerika Utara. Secara spesifik, mereka hidup mulai dari bagian selatan Amerika Serikat (negara bagian New Mexico dan Texas) sampai dengan bagian utara dan tengah Meksiko, dilansir Animalia. Cakupan habitat mereka luas.

Mengingat peta persebaran yang spesifik itu, ada satu jenis habitat yang mereka sukai. Habitat tersebut berupa kawasan gurun kering dengan batu-batuan yang khas dari wilayah sekitar persebaran mereka. Selain itu, kawasan gurun yang banyak semak belukar, pasir, dan vegetasi tertentu juga dapat menjadi rumah tikus belalang mearns. Menariknya, tingkat elevasi yang jadi rumah bagi tikus ini ternyata antara 1.340—1.580 meter di atas permukaan laut. Mereka termasuk hewan nokturnal sehingga aktivitas di sekitar habitat banyak dilakukan setelah Matahari terbenam.

2. Makanan favorit

tikus belalang yang sedang memakan kumbang
tikus belalang yang sedang memakan kumbang (commons.wikimedia.org/ENERGY.GOV)

Tikus belalang mearns bisa dikatakan sebagai insektivor. Sekitar 90 persen menu makanan pengerat mungil ini berasal dari berbagai jenis serangga, semisal belalang, kumbang, jangkrik, dan kalajengking. Akan tetapi, kadang-kadang mereka turut menyerang makhluk berukuran kecil lain, termasuk spesies tikus belalang lain yang lebih kecil dan kebetulan ada di sekitar alias memiliki tendensi kanibalisme.

Ketika berburu, tikus belalang mearns tampak sangat mirip seperti kucing besar ketika berburu. Animal Diversity Web melansir kalau tikus belalang mearns mula-mula akan mengendap-endap sampai mangsa lengah, berdiri dengan kaki belakang, mulai mengeluarkan suara lolongan keras, dan langsung menerjang mangsa dengan cepat sambil memberi gigitan telak di kepala. Selama calon mangsa tidak berukuran lebih besar, tikus belalang mearns dapat dengan mudah melumpuhkan.

Untuk bagian lolongan itu, sebenarnya tidak jelas apa alasan tikus belalang mearns mengeluarkan suara tersebut. Adapun, suara tersebut hanya bertahan selama 0,7—1,2 detik. Uniknya, kita bisa dengar sampai jarak 100 meter, lho!

3. Bertubuh kecil, tetapi sangat agresif

tikus belalang mearns sedang mencari makan
tikus belalang mearns sedang mencari makan (inaturalist.org/juancruzado)

Lolongan yang dikeluarkan tikus belalang mearns tak hanya muncul ketika sedang berburu. Si mungil ini termasuk hewan soliter yang sangat teritorial sehingga mereka perlu cara untuk menandai wilayah masing-masing. Nah, salah satu cara mereka untuk menandai wilayah itu dengan suara lolongan khas berupa suara decitan dan siulan keras dengan intensitas berbeda-beda di batas wilayah masing-masing.

Selain itu, tikus belalang mearns termasuk sangat agresif dalam mempertahankan wilayah. Dilansir Animalia, ketika merasa wilayahnya dimasuki individu lain, seekor tikus belalang mearns akan menyerang si penyusup secara membabi-buta yang tak jarang sampai menyebabkan kematian. Namun, bukan berarti pemilik wilayah selalu menang dalam pertarungan tersebut.

Sebab, tikus belalang mearns memiliki rumah di lubang. Nah, lubang itu tak selamanya mereka gali sendiri. Kadang-kadang, si mungil ini menghabisi si pemilik asli lubang, merebut wilayah, dan menjadikan tempat tersebut sebagai rumah sendiri. Saking brutalnya pertarungan antartikus belalang mearns, sekitar 70 persen pertarungan yang terjadi dalam pengawasan lab selalu berakhir dengan kematian salah satu tikus belalang mearns yang terlibat.

4. Sistem reproduksi

seekor tikus belalang mearns yang tertangkap kamera
seekor tikus belalang mearns yang tertangkap kamera (inaturalist.org/juancruzado)

Tendensi agresif terhadap sesama yang ada pada tikus belalang mearns jelas membuat sistem reproduksi spesies ini jadi sangat rumit. Ada dugaan kalau mereka termasuk hewan poligini, jantan kawin dengan beberapa betina. Namun, di beberapa tempat, ada pula individu yang menunjukkan perilaku monogami alias setia dengan satu pasangan dalam satu musim kawin.

Dilansir Texas Tech University, musim kawin tikus belalang mearns berlangsung antara Januari—September. Setelah kawin, betina akan mengandung anak selama 27—30 hari sebelum akhirnya melahirkan sekitar 2—7 ekor anak di lubang yang jadi sarang. Anak-anak tikus belalang mearns sangat rentan saat baru lahir sehingga induk betina harus menyediakan perlindungan sekaligus makanan yang mencukupi. Tidak diketahui apakah ada peran jantan dalam proses perawatan anak.

Hebatnya, anak tikus belalang mearns terbilang tumbuh dengan cepat. Hanya dalam kurun waktu 3 minggu, mereka sudah disapih oleh induk. Sementara itu, untuk mencapai usia kematangan seksual butuh sekitar 4 bulan. Di alam liar, seekor tikus belalang mearns diketahui memiliki rata-rata usia sekitar 4—5 tahun.

5. Status konservasi

tikus belalang yang tertangkap petani
tikus belalang yang tertangkap petani (commons.wikimedia.org/Juan Cruzado Cortés)

Menurut IUCN Red List, status konservasi tikus belalang mearns masuk dalam kategori hewan dengan kekhawatiran rendah (Least Concern). Akan tetapi, tidak diketahui apakah tren populasi mereka terbilang meningkat, stabil, atau menurun. Yang jelas, menurut Texas Tech University, pengerat kecil ini cukup umum ditemukan di sepanjang peta persebaran sehingga keberadaan mereka tak terancam.

Malahan, sebenarnya keberadaan tikus belalang mearns bisa bermanfaat bagi manusia. Tendensi agresif pada pengerat kecil lain dan pilihan makanan berupa serangga dapat mengontrol populasi binatang hama di sekitar lahan pertanian serta perkebunan manusia. Selain itu, di beberapa tempat, tikus ini juga dijadikan peliharaan yang unik. Namun, ada sedikit masalah yang perlu diperhatikan ketika makanan untuk mereka sedang langka. Sebab, tikus belalang mearns tak jarang mengonsumsi material tanaman yang ditanam petani.

Biarpun kecil, siapa sangka kalau tikus belalang mearns mampu menghasilkan suara yang sangat keras untuk beragam tujuan. Selain itu, perilaku brutal yang sering ditunjukkan pada sesama jadi pertanda kalau pengerat kecil yang satu ini bukan lawan yang mudah untuk ditaklukkan hewan-hewan seukuran mereka. Definisi kecil-kecil cabe rawit, nih!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Science

See More

Berapa lama duri ikan hancur di tenggorokan? Ini Jawabannya

22 Sep 2025, 18:05 WIBScience