Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Kuda Sandalwood, Ras Kuda Poni Asli Indonesia yang Sakral

Ritual perang tombak Pasola di Sumba
Ritual perang tombak Pasola di Sumba (commons.wikimedia.org/RaiyaniM)
Intinya sih...
  • Kuda Sandalwood adalah ras kuda poni asli Indonesia yang diakui sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) rumpun kuda lokal.
  • Kepemilikan Sandalwood menjadi simbol status sosial dan kehormatan keluarga di Sumba, terutama dalam upacara pernikahan dan pemakaman.
  • Kuda Sandalwood memiliki peran penting dalam kepercayaan Marapu Sumba, ritual perang tombak Pasola, serta memiliki kualitas endurance terbaik untuk balapan jarak jauh.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kuda Sandalwood atau yang akrab disebut Ndara oleh masyarakat lokal, juga dikenal sebagai Sandalwood Pony, adalah aset genetik berharga dari Nusa Tenggara Timur. Ras kuda poni ini menjadi ikon budaya yang terjalin erat dengan kehidupan spiritual masyarakat Sumba. Sejak ratusan tahun lalu, kecepatan dan ketangguhan Sandalwood sudah diuji di arena pacuan, sementara perannya dalam ritual adat mengukuhkan posisinya sebagai makhluk yang sangat dihormati dan sakral.

Kuda Sandalwood juga merupakan hasil akulturasi dan ketahanan yang telah ada sejak abad ke-8, ketika pedagang Tiongkok dan Timur Tengah memperkenalkan kuda Arab ke Sumba. Hasil persilangan ini melahirkan ras tangkas dan tahan terhadap iklim kering. Namanya diambil dari komoditas ekspor terkenal Sumba pada masa lalu, yaitu kayu cendana (sandalwood). Penasaran? Berikut lima fakta menarik tentang Kuda Sandalwood.

1. Ras kuda poni asli Indonesia dengan darah bangsawan

Kuda Sandel
Kuda Sandel (commons.wikimedia.org/Zahrasrtn)

Kuda Sandalwood diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) rumpun kuda lokal, menandakan statusnya sebagai aset hayati nasional yang berharga. Kualitas unggul Sandalwood merupakan hasil pembiakan selektif yang dilakukan selama berabad-abad.

Kualitas fisik terbaiknya berasal dari persilangan cerdas antara kuda poni lokal Sumba yang kuat dengan kuda Arab yang lincah. Dilansir laman Given Free Rein, meskipun kuda Sandalwood berstatus ras asli (native breed), garis keturunannya memadukan darah Mongol kuno dan Arab yang dibawa oleh pedagang laut selama berabad-abad. Perpaduan darah bangsawan ini menciptakan kuda dengan tubuh kompak, stamina tinggi, dan watak yang menyenangkan, ideal untuk balap maupun ditunggangi anak-anak.

2. Simbol kekayaan dan mahar (Belis) yang sakral

Potret bangsawan Rende dan Mayor Spruijt di Kampung Rende, Sumba Timur, bersama Kuda Sandel, sekitar tahun 1890
Potret bangsawan Rende dan Mayor Spruijt di Kampung Rende, Sumba Timur, bersama Kuda Sandel, sekitar tahun 1890 (commons.wikimedia.org/Rouffaer, G.P.)

Di Sumba, kepemilikan Sandalwood adalah indikator status sosial dan cerminan kehormatan keluarga. Kuda adalah harta paling berharga. Semakin banyak kuda berkualitas yang dimiliki, semakin tinggi pula martabat seseorang di mata masyarakat adat.

Dilansir laman The Guardian, nilai sakral ini sangat penting dalam upacara pernikahan. Sandalwood menjadi komponen utama dari Belis (mas kawin) yang wajib diserahkan oleh keluarga mempelai pria.

Kuda Sandalwood memiliki nilai budaya yang besar, khususnya dalam upacara adat seperti pernikahan dan pemakaman. Hewan ini berfungsi sebagai penanda kekayaan dan rasa hormat di komunitas lokal. Pemberian kuda Sandalwood menunjukkan komitmen serius, di mana kehormatan kedua keluarga bergantung pada setiap ekor kuda yang diserahkan.

3. Kendaraan arwah dalam kepercayaan Marapu Sumba

Kuda Sandel
Kuda Sandel (commons.wikimedia.org/Herry Wibowo81)

Peran Sandalwood meluas hingga melintasi batas dunia fana dan spiritual dalam kepercayaan tradisional Marapu. Bagi suku Sumba, kuda memiliki kedudukan yang sangat dihormati, hampir setara dengan arwah leluhur. Dalam ritual pemakaman adat, Sandalwood memegang peran esensial sebagai Ndara Sang Kendaraan Arwah.

Masih dari laman The Guardian, menurut kepercayaan, kuda ini berperan simbolis dalam mengangkut jiwa ke alam baka. Keyakinan ini mendorong mereka untuk menghadirkan atau mengorbankan kuda terbaik milik almarhum dalam upacara, memastikan roh sang pemilik memiliki tunggangan yang layak untuk perjalanan terakhirnya menuju kehidupan abadi.

4. Bintang utama dalam ritual perang tombak Pasola

Ritual perang tombak Pasola di Sumba
Ritual perang tombak Pasola di Sumba (commons.wikimedia.org/Fakhri Anindita)

Pasola, ritual perang tombak berkuda yang ekstrem, adalah tradisi Sumba paling terkenal yang menempatkan Kuda Sandalwood sebagai pahlawan lapangan. Ritual ini adalah perwujudan spiritual yang berakar kuat dari keyakinan Marapu. Ratusan Kuda Sandalwood yang gesit ditunggangi oleh pria-pria pemberani yang saling melempar tombak.

Dilansir laman Globetrotting, kuda Sandalwood memainkan peran yang sangat penting dalam Festival Pasola, di mana tim-tim prajurit tanpa pelana menunjukkan keahlian mereka dengan melempar tombak ke lawan. Tetesan darah, baik dari kuda maupun penunggangnya, dipercaya menjadi persembahan sakral. Hal ini diyakini dapat menyuburkan tanah dan menjamin panen raya yang sukses pada tahun itu.

5. Kuda poni tangguh dengan kualitas endurance terbaik

Kuda Sandel
Kuda Sandel (commons.wikimedia.org/Zahrasrtn)

Meskipun bertubuh kecil (digolongkan poni karena tinggi di bawah 147 cm), Kuda Sandalwood punya ketahanan fisik yang menakjubkan. Kualitas endurance atau daya tahan inilah yang menjadikannya juara dalam balapan jarak jauh. Ia adalah ras yang memang lahir untuk medan Sumba yang berat.

Sandalwood adalah pilihan utama dalam pacuan kuda lokal, yang sering kali berlangsung di lintasan alam dan sangat menantang. Kuda Sandalwood cepat, tangguh, dan kuat, dengan stamina yang hebat, serta dikenal sebagai salah satu ras kuda terbaik di Indonesia. Dengan kakinya yang kokoh dan kemampuan beradaptasi terhadap iklim kering, Sandalwood dikenal memiliki performa atletik yang luar biasa.

Kuda Sandalwood adalah bagian penting dari kehidupan masyarakat Sumba. Hewan ini menjadi ikon daerah, simbol status sosial, dan bagian dari berbagai ritual adat, sehingga dianggap sebagai warisan budaya yang berharga bagi Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Table Mountain di Afrika, Bentuknya Mirip Meja Besar di Langit

14 Nov 2025, 15:49 WIBScience