Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Kukang Bangka, Asli Indonesia yang Diketahui Telah Punah

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)
Intinya sih...
  • Kukang Bangka adalah primata arboreal yang bergerak lambat dan aktif di malam hari untuk menghindari predator.
  • Mereka dilengkapi dengan mata besar, indra penciuman, dan pendengaran tajam untuk bertahan hidup di lingkungan yang penuh kewaspadaan.
  • Kukang Bangka dapat meniru bentuk ular kobra, memiliki bisa berbahaya, dan merupakan pemakan segala yang suka getah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kukang Bangka atau Bangka Slow Loris (Nycticebus bancanus) merupakan spesies endemik Indonesia yang mendiami pulau Bangka dan hutan hujan Kalimantan. Ciri khas yang membedakan mereka dengan kukang lainnya adalah adanya topeng wajah yang sangat khas – sehingga ciri khasnya ini yang mmembuatnya diakui sebagai spesies tersendiri pada tahun 2013. Walau begitu, populasi mereka diambang kepunahan. Habitatnya yang hilang, menjadi sasaran pemburu, hingga kesalahan taksonomi, menjadi faktor utama menurunnya populasi mereka yang cukup drastis. Namun, walaupun mereka memiliki kisah yang sangat memprihatinkan, ada beberapa hal unik yang wajib kita ketahui dari Kukang Bangka ini – mulai dari kebiasaan uniknya hingga cara mereka berkamuflase layaknya predator. Yuk, kita kenali apa aja sih fakta-faktanya, berikut penjelasannya!

1. Aktif di Malam Hari dan Bergerak Super Lambat

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)

Kukang Bangka merupakan primata arboreal, yang artinya mereka lebih banyak beraktivitas di pepohonan. Tidak seperti primata arboreal lainnya yang lebih banyak bergerak dengan sangat lincah, kukang ini pergerakannya sangat lambat. Walau pergerakannya sangat lambat, mereka dapat mencengkeram pohon dengan sangat kuat karena telah dilengkapi dengan tangan dan kaki yang memiliki jari yang berlawanan. Mereka bergerak dengan sangat tenang, bahkan langkahnya tidak terdengar suara sedikit pun. Pergerakannya yang sangat lambat dan ketenangan yang luar biasa ini merupakan bagian dari perlindungan diri dari predator - apalagi mereka aktif dimalam hari (nokturnal), yang di mana banyak para predator yang berkeliaran mencari mangsa dan bisa saja kukang menjadi incarannya.

2. Mata Besar yang Disesuaikan untuk Melihat di Gelapnya Malam

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)

Mereka telah dilengkapi dengan mata yang super besar dan sensitif, sehingga mereka dapat melihat dengan sangat baik pada malam hari. Selain memiliki mata yang luar biasa, mereka juga memiliki indra penciuman dan pendengaran yang tidak kalah tajam dari matanya. Memiliki indra yang luar biasa ini dapat memudahkan mereka untuk mencari makan dengan aman, tetapi tidak sepenuhnya aman. Memiliki indra yang super ini tentu sangat diperlukan untuk bisa bertahan hidup di lingkungan yang penuh kewaspadaan, apalagi mereka hewan yang soliter dan mandiri, sehingga jika ada yang menyerangnya, ia harus berusaha sendiri untuk bisa selamat.

3. Diketahui Dapat Meniru Ular Kobra

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)

Dilansir dari New England Primate Conservancy, beberapa peneliti berteori bahwa tanda-tanda kukang berevolusi untuk meniru bentuk ular kobra. Walaupun tiruan mereka tidak begitu sempurna menyerupai bentuk ular kobra, tetapi tiruan mereka cukup membuahkan hasil, yang di mana para predator dibuat waspada untuk mendekatinya.

Selain dapat meniru bentuk ular yang sangat mematikan itu, mereka juga dikenal memiliki bisa yang sangat berbahaya, yang sama halnya dengan ular yang ditirunya. Bisa ini berasal dari kelenjar atau minyak khusus yang bersembunyi di ketiaknya, lalu ketika minyak tersebut bercampur dengan air liurnya, maka terbentuklah racun. Racun ini dapat tersebar di bulunya dengan lidahnya ketika membersihkan tubuhnya. Racun ini juga dapat membantu mereka untuk membasmi parasit yang menempel di tubuhnya. Bisa ini juga sangat berguna sebagai bentuk perlindungan diri mereka saat mereka di serang. Mereka akan menggunakan gigitannya yang kuat untuk menyuntikkan racun ke predator yang menyerangnya. Ketika gigitan yang berbisa ini mengenai manusia, hal ini dapat menyebabkan manusia dewasa mengalami syok anafilaksis.

4. Pemakan Segala yang Suka Getah

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)

Mereka termasuk spesies pemakan segala atau disebut juga omnivora. Mereka memakan berbagai jenis dedaunan, buah-buahan, biji-bijian, beri, getah, dan telur burung. Selain itu, mereka juga sering memangsa hewan kecil seperti serangga dan hewan artropoda lainnya, serta terkadang mereka juga memangsa hewan vertebrata kecil seperti kadal. Getah merupakan makanan favoritnya, yang di mana getah menjadi sumber gizi bagi mereka. Bahkan dikutip dari New England Primate Conservancy, kukang yang hidup di penangkaran akan cepat kekurangan gizi dan mati, jika tidak diberi getah dan makanan alami lainya.

5. Menjadi Primata Endemik Indonesia yang Diketahui Telah Punah

Bangka Slow Loris
Bangka Slow Loris (commons.m.wikimedia.org/Gunay M.E.)

Mereka merupakan primata endemik Indonesia yang tinggal di hutan hujan Kalimantan barat daya dan di Pulau Bangka, Sumatera. Namun sayangnya, mereka termasuk dalam spesies kritis terancam punah atau Critically Endangered oleh IUCN, dan masuk dalam The IUCN's Red List of Threatened Species. Walau masuk dalam golongan spesies yang sangat terancam, dikutip dari New England Primate Conservancy, mereka terakhir kali terlihat pada tahun 1937, yang kemungkinan spesies ini telah punah. Hal ini perlu penelitian dan survei lebih lanjut untuk menemukannya.

Habitatnya yang rusak menjadi dalang atas kritisnya populasi mereka. Sebagian besar habitatnya telah di alih fungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Maka dari itu, populasinya menurun sangat drastis, di perkirakan setidaknya spesies ini mengalami penurunan sekitar 80% selama 24 tahun terakhir. Selain itu, mereka juga sering menjadi sasaran para pemburu untuk dijual dan terkadang diambil giginya. Selain karena habitatnya yang terdegradasi serta diburu, kesalahpahaman tentang taksonomi spesies kukang menjadi masalah besar bagi kelangsungan hidup mereka. Pasalnya hampir semua jenis kukang secara fisik memang terlihat sama, sehingga banyak konservasionis yang menanggap bahwa banyak spesies kukang yang masuk dalam kategori subspesies, padahal seharusnya mereka merupakan spesies yang berbeda. Karena setiap spesies akan berbeda cara perawatannya, salah satu contohnya seperti salah memberi makanan, sehingga gizi mereka tidak terpenuhi dan akhirnya kekurangan gizi dan mati.

Di saat Kukang Bangka ini hidupnya telah hancur, upaya konservasinya pun masih kurang jelas. Kemungkinan besar mereka tinggal dan hidup di kawasan lindung di Kalimantan dan Pulau Bangka. Namun, memang konservasi terhadap spesies ini sangatlah minim. Yang diketahui hanya ada satu proyek konservasi flora dan fauna di Pulau Bangka, yang kemungkinan besar mereka turut memperhatikan spesies kukang ini.

Kukang Bangka adalah contoh nyata bahwa keindahan dan keunikan alam Indonesia tak selalu terlihat mencolok. Dengan tatapan polos dan gerakan lembutnya, kukang ini mengajarkan arti kehati-hatian dan keseimbangan alam. Namun, tanpa tindakan nyata, pesona kukang Bangka bisa lenyap selamanya. Melindungi mereka berarti menjaga satu bagian berharga dari keanekaragaman hayati Nusantara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

7 Fakta Sains di Balik Angin Puting Beliung, Kecil Tapi Mematikan!

29 Okt 2025, 07:29 WIBScience