Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Tahr Himalaya, Mamalia yang Nyaman di Tebing Curam

Himalayan tahr berdiri di pinggir tebing. (commons.wikimedia.org/Koshy Koshy)

Di puncak Himalaya yang terjal, berbatu, dan dingin, hidup sejenis mamalia besar mirip kambing. Bulunya berwarna kemerahan. Jantan punya surai panjang yang bikin mereka tampil wibawa. Mereka sering terlihat naik turun lereng gunung yang terjal dan curam dengan begitu lincahnya.

Namanya tahr himalaya. Mereka saudara dekat kambing dan domba yang hidup secara spesifik di Pegunungan Himalaya. Meski tempat tinggalnya ekstrem dan berbahaya, tahr himalaya tampak nyaman dan damai hidup di habitatnya. Ternyata mereka punya beberapa adaptasi keren. Apa saja? Yuk, pelajari lebih lanjut lewat lima fakta unik tahr himalaya yang perlu kamu tahu berikut ini!

1. Saudara dekat kambing dan domba

tampak dekat himalayan tahr di kebun binatang di Austria (commons.wikimedia.org/Christian Jansky)

Tahr himalaya merupakan salah satu jenis hewan di keluarga sapi, kambing, dan domba (Bovidae). Mereka hewan berkuku belah yang hidup secara eksklusif di lereng gunung curam dan berhutan dari Pegunungan Himalaya. Mereka sudah diperkenalkan ke negara lain, seperti Selandia Baru sampai Afrika Selatan.

Tahr himalaya gak sendirian. Menurut laman Britannica, total ada tiga spesies tahr di dunia. Selain tahr himalaya, ada tahr arab yang tersebar di bagian utara Oman sampai Uni Emirat Arab. Ada juga tahr nilgiri yang hidup di bagian selatan India. Sayangnya, keberadaan ketiganya tengah terancam akibat perburuan, kompetisi dengan hewan ternak, dan hilangnya habitat.

2. Jago manjat lereng gunung

himalayan tahr di Cagar Alam Kedarnath, India (commons.wikimedia.org/Koshy koshy)

Tahr himalaya betah banget tinggal di ketinggian. Menurut laman Animal Diversity, kamu bisa menemukan mereka hidup damai di perbukitan dan lereng Pegunungan Himalaya dengan ketinggian 3.500—4.500 meter. Kadang mereka juga ditemukan di padang rumput pegunungan sampai ketinggian 5 ribu meter. 

Tahr himalaya sudah beradaptasi dengan habitat pegunungan dengan medal terjal. Mereka punya tapak kaki dengan pinggiran keratin keras yang mengelilingi bantalan cembung mirip seperti spons yang kenyal. Struktur tapak kaki yang seperti ini bikin tahr himalaya bisa mencengkeram bebatuan dan permukaan tanah yang halus atau kasar. Jadi, jangan khawatir kalau melihat hewan ini berdiri di lereng gunung yang miring dan berbatu. Mereka ini ahlinya!

3. Bersurai dan berbulu tebal

himalayan tahr di Cagar Alam Kedarnath, India (commons.wikimedia.org/Dibyendu Ash)

Tahr himalaya merupakan anggota keluarga sapi yang terbilang cukup besar. Dicatat laman Britannica, tahr himalaya jantan bobotnya bisa sampai 140 kilogram. Betina ukurannya lebih kecil dengan berat sekitar 60 kilogram. Selain tubuh yang lebih besar, jantan juga bisa dibedakan dari surai panjang yang menutupi leher dan bagian depan tubuhnya. Menurut Animal Diversity, surainya ini bisa sepanjang 25 sentimeter. 

Tubuh kerabat kambing ini diselimuti bulu wol tebal berlapis berwarna kemerahan yang bikin mereka nyaman tinggal di puncak Himalaya. Saat musim dingin, bulunya ini bakal menebal dan berubah makin gelap. Seiring berakhirnya musim dingin, bulunya perlahan-lahan menipis dan berubah terang untuk bantu memantulkan sinar matahari lebih cepat.

4. Jantan dan betina sama-sama punya tanduk

tampak sekujur tubuh himalayan tahr jantan (commons.wikimedia.org/Donald Macauley)

Gak cuma jantan, tahr himalaya betina juga menumbuhkan tanduk. Menurut laman Animalia, tanduk keduanya bisa tumbuh sampai sepanjang 46 sentimeter. Tanduknya ini tumbuh melengkung ke belakang untuk menghindari kemungkinan cedera saat jantan beradu kepala dengan jantan lain. 

Ya, sebagai salah satu ritual kawin, jantan akan saling mengunci tanduk dan berusaha bikin lawannya kehilangan keseimbangan untuk mendapatkan hak berkembang biak dengan betina. Menariknya, meskipun kelihatannya berbahaya, pertarungan ini gak melukai mereka. Menurut laman Ultimate Ungulate, dibandingkan dengan hewan berkuku lainnya, pertarungan tahr himalaya jantan dilakukan dengan setengah hati alias gak serius-serius amat.

5. Lakukan migrasi vertikal harian

himalayan tahr di Taman Nasional Sagarmatha, Nepal (commons.wikimedia.org/Wang Lama Humla)

Tahr himalaya melakukan apa yang disebut migrasi vertikal harian atau daily vertical migration. Seperti yang diungkapkan laman Animal Spot, tahr himalaya bergerak ke atas lereng saat pagi hari untuk habiskan siang harinya beristirahat di atas sana. Saat matahari mulai terbenam, mereka menuruni lereng untuk beristirahat pada malam hari. 

Pergerakan ini dilakukan bukan tanpa alasan. Tahr himalaya sengaja bergerak ke ketinggian di siang hari untuk menghindari predatornya, si macan tutul salju. Mereka baru turun ke lahan yang lebih rendah di mana terdapat lebih banyak makanan dan air saat matahari sudah terbenam untuk makan dan tidur. Mamalia ini paling sering terlihat aktif 3—4 jam setelah fajar dan sebelum senja. 

Sungguh mamalia yang menarik, bukan? Apa kamu tertarik berkunjung ke Pegunungan Himalaya untuk melihat tahr himalaya secara langsung? Semoga keberadaan mereka bisa lebih terjaga, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ina Suraga
EditorIna Suraga
Follow Us