5 Fenomena Kehidupan dari Seorang Tunawisma, Memprihatinkan

Membahas mengenai kehidupan pada setiap elemen masyarakat memang rasanya berbeda-beda. Hampir setiap wilayahnya memiliki masyarakat dengan lapisan yang tak sama, dari mulai berstatus sosial tinggi hingga ada pula yang terdampak kemiskinan.
Salah satunya jika kamu melihat area pinggiran jalan yang secara umum dipenuhi oleh gelandangan atau juga disebut sebagai tunawisma. Para tunawisma ini secara umum tak memiliki rumah, sehingga hidupnya akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Bahkan beberapa fenomena kehidupan berikut ini juga kerap ditemukan pada masyarakat tunawisma.
1. Identik dengan kesan kumuh

Menjalani hidup sebagai tunawisma tentu tidak ada yang pernah mengharapkannya. Bahkan kalau pun mereka bisa memilih, tentunya tidak ingin berada pada posisi sulit sebagai seorang tunawisma. Apalagi dengan berbagai stigma negatif dan stereotip yang melekat pada diri mereka.
Dilansir The Guardian, tak jarang ada banyak orang yang melihat para tunawisma sebagai sekelompok orang yang kumuh, kurang bermoral, hingga menjadi beban di masyarakat. Stigma negatif seperti ini jelas saja akan terus melekat pada diri para tunawisma, sehingga sulit untuk menghilangkan pandangan tersebut begitu saja.
2. Taraf pendidikan yang rendah

Pendidikan adalah pondasi terpenting untuk membentuk suatu masyarakat yang beradab dan memiliki masa depan. Sayangnya, hal ini terkadang sulit terealisasikan untuk para kelompok masyarakat tunawisma yang masih memiliki anak-anak kecil. Mereka sangat identik dengan stigma sebagai orang-orang bertaraf pendidikan rendah.
Mengutip Everyday Feminism, pada rentang tahun 2013—2014 di Amerika Serikat, ada sekitar 32.494 tunawisma yang mendaftar sekolah. Angka ini sebetulnya naik sekitar 8 persen dari tahun sebelumnya.
Dari hal ini dapat dilihat, bahwa stigma kuranya pendidikan pada tunawisma disebabkan karena sulitnya mereka memperoleh kesempatan untuk mengakses pendidikan, layaknya anak-anak lain.
3. Status ekonomi miskin

Pada saat melihat kondisi para tunawisma, maka satu kesan yang akan melekat pada orang-orang adalah kemiskinan. Meski nyatanya penjelasan mengenai tunawisma sangatlah luas, bukan hanya terbatas pada ketidakmampuan dalam memiliki tempat tinggal yang layak.
Bahkan para tunawisma pun biasanya harus berjibaku dengan ketidakmampuan dalam pemenuhan nutrisi, memperoleh pendidikan yang layak, bahkan hak dalam memperoleh fasilitas yang layak, seperti dilansir American Psychological Association. Hal inilah yang membuat para tunawisma sangat identik dengan status ekonomi miskin.
4. Risiko malnutrisi yang mungkin terjadi

Tunawisma bukan hanya memiliki persoalan yang berkaitan dengan tempat tinggal semata. Permasalahan ini bisa menjadi berisiko, apabila persoalannya mulai merambah pada hal lain seperti pemenuhan nutrisi. Hal ini semakin didukung karena beberapa tunawisma bahkan ada yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.
Padahal sudah jelas bahwa tunawisma sangat berisiko mengalami malnutrisi, sebab mereka memakan apa yang ditemukan tanpa gizi yang jelas, seperti yang dikutip Hearts for Homeless. Hal ini membuat mereka jadi lebih rentan mangalami permasalahan kesehatan.
5. Tingkat kriminalitas tinggi

Bagi orang-orang yang tinggal di jalanan seperti para tunawisma, memang tidak bisa dipisahkan begitu saja dengan kriminalitas yang ada di sekitarnya. Risiko akan kriminalitas pun cukup tinggi. Sebab, para tunawisma lainnya mengalami kesulitan dalam memperoleh penghasilan yang cukup.
Meski demikian, kadang kala tindak kriminalisasi pada tunawisma tanpa dasar juga kerap dilakukan. Padahal, melansir End Homelessness, kriminalisasi terhadap para tunawisma tanpa bukti apa pun justru membuat mereka kesulitan dalam beraktivitas seperti biasa, sehingga hal itu pun sangat mengganggu.
Tentunya dengan beragam stigma negatif yang melekat pada tunawisma, perlindungan terhadap mereka sangat dibutuhkan. Prioritas atas kesejahteraan semua masyarakat termasuk tunawisma harus menjadi fokus utama bagi pemangku kekuasaan setempat. Jangan langsung melabeli tunawisma secara negatif, ya!