5 Ikan yang Bisa Hidup di Lumpur, Bahkan Bertahun-Tahun!

- Ikan Protopterus annectens bisa bertahan di lumpur dengan menurunkan metabolisme tubuhnya dan masuk ke fase dormansi selama berbulan-bulan hingga lebih dari satu tahun.
- Lepidosiren paradoxa bertahan hidup dengan mengatur pH darah dan sistem pernapasan yang efisien dalam lingkungan asam saat habitatnya mengering.
- Clarias batrachus memiliki sistem pernapasan tambahan melalui labirin dan kulitnya mampu menyerap oksigen dari lingkungan sekitarnya, memungkinkannya bertahan di lingkungan air yang sangat miskin oksigen.
Ketika bicara soal trivia ikan, banyak hal menarik yang tak pernah habis untuk dibahas. Salah satunya adalah kemampuan adaptasi ekstrem beberapa spesies yang sanggup bertahan hidup di tempat yang tampak mustahil. Dari perairan payau hingga lumpur pekat, ada jenis-jenis ikan yang secara ilmiah terbukti mampu tetap hidup bahkan tanpa air dalam waktu yang lama.
Fenomena ini bukan cuma unik dari sisi biologis, tetapi juga membuka wawasan baru tentang evolusi, sistem pernapasan alternatif, hingga strategi bertahan hidup yang tidak umum ditemukan pada hewan lain. Berikut lima jenis ikan yang bisa hidup di lumpur, bahkan bertahun-tahun ada apa saja?
1. Protopterus annectens menyimpan energi dengan menurunkan metabolisme tubuhnya

Ikan paru-paru Afrika atau dalam bahasa latin Protopterus annectens punya kemampuan unik untuk bertahan di lingkungan kering dan berlumpur dengan cara mengurangi aktivitas tubuhnya hingga batas minimal. Saat musim kemarau tiba dan habitatnya mengering, ikan paru-paru Afrika akan menggali ke dalam lumpur dan membungkus dirinya dalam lendir keras menyerupai kepompong. Di dalam kepompong itu, ikan ini masuk ke fase dormansi atau estivasi, memperlambat detak jantung dan pernapasan agar tidak kehabisan energi.
Kemampuan ini memungkinkan ikan bertahan tanpa makanan dan sedikit oksigen selama berbulan-bulan, bahkan lebih dari satu tahun jika diperlukan. Penurunan metabolisme secara drastis ini terjadi karena tubuhnya hanya menjalankan fungsi-fungsi dasar kehidupan. Mekanisme ini telah lama menjadi perhatian ilmuwan karena menawarkan potensi pemahaman baru tentang hibernasi dan kelangsungan hidup di lingkungan ekstrem.
2. Lepidosiren paradoxa bertahan hidup dengan mengatur pH darah

Sepupu dekat dari ikan paru-paru Afrika, Lepidosiren paradoxa, berasal dari Amerika Selatan dan memiliki strategi bertahan hidup yang serupa, namun dengan pendekatan fisiologis yang sedikit berbeda. Ketika air mulai surut dan lumpur menjadi satu-satunya habitat, ikan ini akan menggali ke dalam tanah dan membentuk rongga tempat ia bisa bersembunyi dari panas dan kekeringan. Dalam keadaan ini, kadar karbon dioksida dalam tubuhnya meningkat karena sirkulasi udara terbatas.
Namun, alih-alih membahayakan tubuhnya, ikan ini justru menyesuaikan keseimbangan asam-basa dalam darahnya. Sistem pernapasan dan ekskresi bekerja lambat tapi tetap efisien menjaga stabilitas organ. Adaptasi ini sangat membantu kelangsungan hidupnya dalam waktu lama tanpa kerusakan internal. Kemampuan tersebut menjadi model bagi riset medis tentang ketahanan sel terhadap lingkungan asam.
3. Clarias batrachus menggunakan kulit tubuhnya untuk menyerap oksigen

Ikan lele lokal atau Clarias batrachus menjadi salah satu contoh ikan yang cukup akrab tinggal di lingkungan tropis dan sangat dikenal masyarakat. Yang tidak banyak disadari adalah kemampuannya untuk tetap hidup meskipun terjebak di dalam lumpur atau lingkungan air yang sangat miskin oksigen. Ikan ini memiliki sistem pernapasan tambahan berupa labirin, yang memungkinkan ia menghirup oksigen langsung dari udara. Namun lebih dari itu, kulitnya juga berperan dalam menyerap oksigen dari lingkungan sekitarnya.
Saat berada di lumpur, Clarias akan memperlambat gerakannya dan bergantung pada penyerapan oksigen pasif melalui kulit. Hal ini memungkinkan ikan ini tetap bertahan dalam kolam yang hampir kering, bahkan dalam kondisi yang biasanya mematikan bagi ikan lain. Karakteristik ini menjadikannya subjek penting dalam penelitian tentang pernapasan alternatif dan adaptasi ekstrem.
4. Channa striata memanfaatkan kemampuan migrasi darat saat kondisi kritis

Ikan gabus atau Channa striata populer dengan kemampuannya untuk hidup di lingkungan perairan dangkal yang mudah kering, terutama di kawasan tropis. Ketika habitatnya mulai mengering, ikan ini tidak menunggu sampai benar-benar terjebak. Ia akan memanfaatkan kemampuan bergeraknya di daratan untuk mencari sumber air baru, bahkan jika harus melintasi tanah yang berlumpur.
Kemampuan unik ini ditunjang oleh sistem pernapasan tambahan yang memungkinkan ikan ini menghirup udara langsung. Selain itu, struktur otot dan kulitnya cukup kuat untuk melindungi tubuhnya dari gesekan lumpur dan panas. Mekanisme ini menjadi bentuk respons adaptif yang aktif, berbeda dengan spesies yang hanya bersembunyi dan menunggu. Perilaku ini menunjukkan bagaimana naluri bertahan hidup bisa mendorong seekor ikan melakukan perjalanan lintas medan ekstrem.
5. Amia calva mempertahankan suhu tubuhnya untuk melawan dehidrasi

Amia calva atau bowfin adalah salah satu ikan purba yang masih bertahan hingga sekarang dan ditemukan di Amerika Utara. Kemampuannya bertahan dalam air yang keruh, hangat, dan miskin oksigen membuatnya termasuk dalam kelompok ikan yang bisa hidup dalam lumpur. Salah satu strategi uniknya adalah menjaga kestabilan suhu tubuh dan kadar air dalam jaringan selama masa kekeringan.
Alih-alih hanya bergantung pada pernapasan udara, Amia juga mampu mengatur aliran darah dan tekanan osmotik agar cairan tubuh tidak cepat menguap. Perlindungan ini memungkinkan organ-organ vital tetap berfungsi meski lingkungan di sekitarnya tidak ramah. Mekanisme ini masih terus diteliti karena potensinya dalam memahami bagaimana sistem biologis bisa bertahan di habitat yang secara umum dianggap tidak layak huni.
Kemampuan ikan untuk bertahan hidup di lumpur selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun bukan sekadar keunikan biologis, melainkan bentuk adaptasi yang kompleks dan luar biasa. Fakta-fakta dalam trivia ikan ini menunjukkan bahwa kehidupan di dunia air tidak sesederhana yang tampak di permukaan. Dari pernapasan alternatif hingga pengaturan metabolisme ekstrem, semua itu memperlihatkan betapa luasnya ruang belajar dari makhluk yang selama ini tampak biasa.