Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kandungan Jahe Merah yang Menjadikannya Pangan Fungsional, Apa Saja?

Ilustrasi tanaman jahe merah (commons.m.wiki.edia.org/Filo gèn')

Siapa yang tidak mengetahui jahe? Pasti semua tahu ya. Jahe memiliki beberapa macam jenis, salah satunya jahe merah. Seperti yang kita ketahui, rimpang jahe memiliki banyak manfaat untuk tubuh, begitu pula dengan jahe merah. Sehingga, menjadikannya sebagai pangan fungsional yang mengandung senyawa bioaktif didalamnya. 

Rimpang yang termasuk dalam keluarga Zingiberaceae ini memiliki bentuk rimpang yang hampir sama pada jahe. Jenis jahe merah (Zingiber oficinale Var.Rubrum) memiliki aroma yang lebih tajam serta rasa pedas.

Seperti halnya rimpang jahe, jahe merah digunakan sebagai obat atau jamu. Yang mana memiliki peran sebagai antioksidan, antiinflamasi maupun antiemetik (mengatasi muntah dan mual). Lalu, apa saja kandungan senyawa ataupun bioaktif didalamnya? Simak ulasanannya sebagai berikut.

1. Volatile oil dan non-volatile oil

Ilustrasi jahe (commons.m.wikimedia.org/Setiawanap)

Salah satu komponen yang paling dikenal dalam jahe merah adalah minyak atsiri atau volatie oil (minyak menguap). Yang mana, komponen ini memberikan bau yang khas pada jahe merah. Hal ini dijelaskan dalam jurnal Teknologi Pengolahan Pertanian, terdapat pula komponen non-volatile oil atau minyak yang tidak menguap. Komponen ini yang memberikan rasa pedas dan pahit. Minyak tidak menguap ini biasanya disebut oleoresin. 

Oleoresin merupakan minyak esensial yang ada pada jahe merah. Kandungan ini terdiri tadi gingerol, shogaol, resin dan zingeron. Kandungan komponen tersebut berperan sebagai antioksidan yang bisa dimanfaatkan tubuh. Sedangkan minyak atsiri terdiri dari senyawa felandren, kamfen, limonene, borneon, sineol, sitral serta zingiberol. 

2. Karbohidrat, protein dan lemak

Ilustrasi rimpang jahe (commons.m.wikimedia.org/MK2010)

Komponen nutrisi seperti karbohidrat, protein dan lemak juga memberikan manfaat dalam jahe merah. Protein sendiri merupakan komponen penting dalam penyusunan sel, terutama pertumbuhan serta perkembangan makhluk. Sedangkan karbohidrat merupakan sumber kalori utama. Sedangkan komponen lemak juga terdapat pada jahe merah. 

Dilansir dalam jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, kadar protein yang ada pada jahe merah sekitar 12,3%. Dan kadar karbohidrat pada jahe merah cukup tinggi sekitar 50-70%. Yang mana, karbohidrat ini dipengaruhi adanya kandungan nutrisi lain seperti lemak, air, abu dan protein. Sedangkan kadar lemak sekitar 3-8%. 

3. Vitamin dan mineral

Ilustrasi rimpang jahe (commons.m.wikimedia.org/H. Zell)

Beberapa vitamin juga terkandung dalam jahe merah, terutama vitamin C. Dilansir dalam penelitian Universitas Tidar oleh Rachman, vitamin C tersebut sekitar 44% per 100 g jahe segar. Hal ini menunjukkan bahwa jahe merah memiliki kandungan vitamin yang baik untuk tubuh. Selain vitamin C juga terdapat kandungan vitamin A, vitamin B1 (tiamin) dan vitamin B3 (Niacin). Sedangkan kandungan mineral disebutkan dalam jurnal Jamu Indonesia, terdapat kandungan mineral paling utama pada jahe merah. Yaitu kalium (K), natrium (Na), mangan (Mn) dan Ferrum (Fe) atau zat besi. Selain itu, juga terdapat mineral berupa zinc (Zn), fosfor (P) dan magnesium (Mg).

4. Senyawa terpen

Ilustrasi rimpang jahe (commons.m.wikimedia.org/Miansari66)

Selain senyawa fenolik seperti gingerol, shogaol dan paradol, juga terdapat kandungan senyawa terpen. Senyawa terpen tersebut merupakan golongan hidrokarbon yang dihasilkan oleh tumbuhan termasuk jahe merah. Dilansir dalam jurnal Farmaka, senyawa terpen tersebut seperti β-bisabolene, α-curcumene, femesene, zingiberene dan sesquiphellandrene. 

5. Fitokimia

Ilustrasi rimpang jahe (commons.m.wikimedia.org/Anna Frodesiak)

Tidak kalah penting, senyawa fitokimia juga merupakan kandungan yang bermanfaat pada jahe merah. Disebutkan dalam jurnal Kesehatan Tambusai, bahwa senyawa fitokimia yang ada pada jahe merah berupa flavonoid, alkaloid, glikosida, kardioglikosida, saponin dan kuinon. Serta steroid, terpenoid, betasianin, kumarin dan tanin. Adanya senyawa fitokimia tersebut memberikan peran berupa antimikroba, antioksidan, antifungi dan antitusif. 

Adapun konsumsi jahe merah harus sesuai kebutuhan dan tidak boleh berlebih. Karena adanya efek samping yang bisa ditimbulkan, jika dikonsumsi berlebihan. Salah satunya bisa memicu terjadinya alergi berupa gatal-gatal pada kulit, rongga mulut, tenggorokan hingga menyebabkan sesak napas. Gangguan pencernaan yang bisa menimbulkan kembung, mual dan diare. Terutama bagi wanita hamil bisa menyebabkan penurunan penyerapan zat besi dan vitamin yang larut dalam lemak. Hingga menyebabkan penurunan berat badan karena dapat menekan nafsu makan. 

Jadi, meskipun memiliki manfaat bagi tubuh karena kandungan nutrisi dan senyawa yang terkandung dalam jahe merah. Namun, untuk konsumsinya harus sesuai kebutuhan atau tidak boleh berlebihan. Karena adanya efek samping yang harus benar-benar diperhatikan. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nunik Empu Apriliani
EditorNunik Empu Apriliani
Follow Us