Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Keunikan Kelas Staurozoa, Jenis Ubur-Ubur Cantik Penghuni Dasar Laut

inaturalist.org/mjonwhidbey

Keindahan dari pemandangan laut yang menguasai 71% luas bumi menyimpan keajaiban sekaligus misteri di dalamnya, sebab ada banyak sekali spesies—baik flora atau fauna—yang keberadaannya masih belum familiar di benak orang awam. Salah satunya adalah seluruh fauna kelas Staurozoa dari filum Cnidaria yang mencakup berbagai jenis ubur-ubur bertangkai. Pasti nama kelas fauna ini terdengar asing, ‘kan? Yuk, scroll layar ponselmu untuk menambah wawasan mengenai fakta unik ubur-ubur jenis ini!

1. Staurozoa sudah ada sejak lebih dari 500 juta tahun yang lalu.

inaturalist.org/biba77

Pada abad ke-18 dan abad ke-19, para ilmuwan disibukkan dengan beragam penelitian untuk mengidentifikasi berbagai kelompok fauna laut yang ternyata sudah ada sejak ratusan tahun lamanya. Pada saat itu, Staurozoa sempat dikelompokkan menjadi bagian dari kelas Scyphozoa karena belum ada kajian mendalam untuk Staurozoa.

Setelah menginjak abad ke-20, para ilmuwan mengungkapkan fakta baru terkait Staurozoa, nih. Fakta bahwa Staurozoa berada dalam fase polip di seumur hidupnya serta hidupnya selalu menempel pada substrat yang keras membuat Staurozoa terlihat berbeda dari jenis ubur-ubur lainnya. Akhirnya, para ilmuwan sepakat untuk menjadikan Staurozoa sebagai klasifikasi kelas tersendiri dan memisahkannya dari kelas Scyphozoa.

2. Bentuk tubuh Staurozoa seperti bintang laut jika dilihat sekilas.

inaturalist.org/ortie75

Ketika melihat gambar di atas, sekilas seperti bintang laut, ya. Selain dari bentuk tubuhnya, Staurozoa dan bintang laut hidupnya sama-sama menempel pada substrat yang keras, meskipun bintang laut lebih aktif bergerak pada permukaan substratnya. Staurozoa hanya menjalani fase polip dan hidupnya bergantung pada substrat yang menjadi tempat tinggalnya, sementara itu, bintang laut bisa berenang bebas pada fase medusa. Staurozoa dan bintang laut juga memiliki bagian tubuh yang melingkari titik pusat tubuhnya secara simetris.

Namun, kedua hewan ini memiliki proses yang berbeda pada siklus hidupnya. Staurozoa hanya bisa regenerasi melalui proses reproduksi, sedangkan bintang laut bisa regenerasi kembali saat bagian tubuhnya terpotong. Bahkan, jika titik pusat dari tubuhnya ikut terpotong, maka bagian tubuh tersebut bisa bertumbuh menjadi bintang laut baru, lho. Luar biasa!

3. Staurozoa berukuran kecil, tetapi tidak menjadi ubur-ubur yang terkecil.

inaturalist.org/graham_montgomery

Secara umum, hewan yang berada pada kelas Staurozoa memiliki panjang tubuh mulai dari 1–4 cm. Ukuran tersebut membuat Staurozoa termasuk ke dalam kategori kecil hingga sedang. Mengapa? Sebab ada ubur-ubur lain yang ukurannya jauh lebih kecil dan wujudnya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang karena tubuhnya yang transparan. Contohnya, yaitu Staurocladia oahuensis (0,5 mm), Turritopsis dohrnii (4,5 mm), dan Hydra (1–2 mm).

4. Pada masa tertentu, Staurozoa akan berbentuk seperti bunga.

inaturalist.org/hunterefs

Fase reproduksi menjadi masa yang sering dialami oleh Staurozoa untuk merubah bentuknya seperti bunga. Nah, fase reproduksi Staurozoa terbagi menjadi dua, yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual terjadi ketika Staurozoa melepaskan gamet jantan dan betina, sedangkan reproduksi aseksual terjadi ketika polip dewasa dari Staurozoa melakukan pembelahan tunas dan menghasilkan polip baru dari fase tersebut.

Selain itu, Staurozoa dapat berbentuk seperti bunga ketika sudah memasuki fase polip dewasa. Pada fase ini, larva Staurozoa yang awalnya berbentuk oval akan menguncup menjadi bunga dengan ujung tentakel yang tersusun seperti kelopak bunga. Setelah itu, Staurozoa akan terus berbentuk seperti itu selama kehidupannya berlangsung.

5. Spesies dari kelas Staurozoa memiliki 'senjata' khusus untuk memperoleh nutrisi.

inaturalist.org/jensseattle

Staurozoa mendapatkan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan cara menangkap plankton menggunakan tentakelnya. Tentakel Staurozoa ini sudah dilengkapi dengan sel penyengat yang mengandung nematosit untuk melumpuhkan plankton di dekatnya. Zat beracun inilah yang memudahkan Staurozoa untuk menyeret plankton ke dalam mulutnya untuk dicerna. Kumpulan plankton yang diperoleh Staurozoa akan dicerna dalam rongga gastrovakular untuk diserap seluruh nutrisinya.

Nah, itu dia keunikan dari salah satu kelas ubur-ubur yang sebelumnya belum terlalu familiar. Namun, jangan salah! Di abad ke-21 ini, sudah banyak para ilmuwan yang melakukan penelitian yang lebih mendalam untuk memahami alur evolusi dari seluruh anggota filum Cnidaria. Saat ini, literatur dan dokumentasi terkait Staurozoa sudah tidak sulit untuk ditemukan dengan informasi yang semakin diperbarui seiring berjalannya waktu. Maka dari itu, kamu sangat beruntung karena masih bisa menyaksikan hewan mungil yang keberadaannya tersembunyi ini!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us