Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Proyek Ilmiah Rahasia yang Digarap Saat Perang Dunia I dan II

Ilustrasi Fat Man Manhattan Project (commons.wikimedia.org/Ed Siasoco)
Ilustrasi Fat Man Manhattan Project (commons.wikimedia.org/Ed Siasoco)
Intinya sih...
  • Unit 731, proyek rahasia militer Jepang di Tiongkok selama Perang Dunia II
  • Pengembangan teknologi bawah laut untuk mendeteksi kapal selam musuh
  • Proyek Manhattan dalam pengembangan senjata nuklir pertama di dunia

Perang tidak hanya menjadi panggung pertarungan militer, tetapi juga ajang perlombaan ilmiah. Seiring berjalannya Perang Dunia I dan II, berbagai negara berlomba menciptakan teknologi dan senjata yang mampu mengubah arah sejarah. Di balik gemuruh meriam dan deru pesawat tempur, para ilmuwan bekerja dalam senyap, menciptakan inovasi yang sangat dirahasiakan.

Di antara berbagai proyek, terdapat lima proyek ilmiah yang sangat rahasia dan digarap saat Perang Dunia I dan II—dari eksperimen biologis mengerikan, teknologi deteksi bawah laut, hingga pengembangan tinta tak terlihat untuk spionase. Setiap proyek mencerminkan betapa sains memainkan peran krusial dan kontroversial dalam dinamika peperangan.

1. Unit 731 eksperimen perang biologis

Ilustrasi eksperimen oleh Unit 731 (commons.wikimedia.org/Gary Lee Todd, Ph.D.)
Ilustrasi eksperimen oleh Unit 731 (commons.wikimedia.org/Gary Lee Todd, Ph.D.)

Unit 731 merupakan proyek perang biologis yang sangat rahasia dan mengerikan yang dijalankan oleh Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Mengutip brandeis, proyek ini dibentuk pada tahun 1936 di bawah komando Jenderal Shirō Ishii, unit ini beroperasi di wilayah Tiongkok yang diduduki Jepang, khususnya di Harbin, Manchuria.

Eksperimen yang dilakukan di fasilitas ini melibatkan pengujian senjata biologis langsung pada manusia, termasuk infeksi penyakit. Mengutip pacificatrocities, dilakukan pula pembedahan hidup-hidup tanpa anestesi dan pengujian batas ketahanan tubuh manusia terhadap suhu ekstrem. Keberadaan Unit 731 dirahasiakan secara ketat selama dan setelah perang.

2. Teknologi pendeteksi kapal selam

Kapal selam Jerman (commons.wikimedia.org/Reminiscencerestore)
Kapal selam Jerman (commons.wikimedia.org/Reminiscencerestore)

Selama Perang Dunia I, ancaman kapal selam Jerman (U-boat) terhadap kapal-kapal Sekutu memicu lahirnya proyek rahasia untuk mendeteksi keberadaan musuh di bawah permukaan laut. Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Prancis bekerja sama dalam pengembangan teknologi bawah laut yang menjadi cikal bakal sistem sonar modern.

Proyek ini fokus pada penciptaan hidrofon, yakni alat pendengar bawah air yang mampu menangkap suara mesin kapal selam. Beberapa tim peneliti juga mengembangkan metode menggunakan kristal kuarsa yang menghasilkan pulsa suara dan mendeteksi pantulannya. Karena kepentingannya, seluruh proses riset dan pengujian dilakukan secara diam-diam.

3. Proyek Manhattan dan proyek Y

Replika Little Boy Manhattan Project (commons.wikimedia.org/byteboy)
Replika Little Boy Manhattan Project (commons.wikimedia.org/byteboy)

Proyek Manhattan adalah salah satu proyek ilmiah paling rahasia dalam sejarah yang bertujuan mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia. Dimulai pada tahun 1942, proyek ini menyatukan para ilmuwan terbaik dari Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada dalam usaha besar yang tersembunyi dari publik, musuh, bahkan sebagian pekerjanya sendiri.

Proyek Y adalah nama kode untuk fasilitas rahasia di Los Alamos, New Mexico, tempat utama perakitan dan desain bom atom berlangsung. Keberhasilan proyek ini ditandai dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, yang secara dramatis mengakhiri Perang Dunia II namun memulai era baru dalam sejarah umat manusia—era nuklir.

4. Pengembangan senjata kimia dan biologi

ilustrasi simbol senjata biologis pemusnah masal (commons.wikimedia.org/Zimdictive)
ilustrasi simbol senjata biologis pemusnah masal (commons.wikimedia.org/Zimdictive)

Senjata kimia dan biologi merupakan bagian dari strategi perang yang sangat dirahasiakan, baik pada Perang Dunia I maupun II. Pada Perang Dunia I, Jerman memulai pengembangan gas beracun seperti klorin, fosgen, dan gas mustard, yang digunakan dalam pertempuran parit untuk mengguncang moral dan melumpuhkan musuh secara fisik.

Selain itu, dilakukan pula serangan biologis terhadap hewan ternak milik Sekutu dengan menyebarkan penyakit menular. Meskipun Protokol Jenewa 1925 secara resmi melarang penggunaan senjata kimia dan biologi, riset terhadap teknologi ini terus berjalan secara diam-diam di banyak negara, termasuk Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet.

5. Tinta tak terlihat dan teknik spionase

Dokumen Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/leewrightonflickr)
Dokumen Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/leewrightonflickr)

Perang Dunia I juga menjadi panggung bagi perkembangan teknik spionase yang mengandalkan ilmu kimia, terutama dalam bentuk tinta tak terlihat. Agen rahasia dari berbagai negara menggunakan cairan khusus seperti jus lemon dan senyawa nitrat untuk menuliskan pesan tersembunyi yang hanya bisa dibaca dengan metode tertentu.

Penggunaan tinta ini sangat penting untuk komunikasi rahasia tanpa kebocoran informasi kepada pihak musuh. Formula pembuatan tinta ini dijaga ketat dan sering kali hanya dibagikan secara langsung kepada agen tertentu. Beberapa dokumen rahasia yang memuat metode spionase ini bahkan tetap diklasifikasikan hingga puluhan tahun setelah perang berakhir.

Di balik gemuruh senjata dan strategi militer besar-besaran, Perang Dunia I dan II menyimpan sisi lain yang tak kalah penting—perlombaan ilmiah rahasia. Lima proyek yang telah dibahas menunjukkan betapa sains menjadi alat penting dalam merancang keunggulan militer, meskipun sering kali menimbulkan dilema etis dan tragedi kemanusiaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zaffy Febryan
EditorZaffy Febryan
Follow Us