Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Reptil Pemakan Bangkai, Membantu Mencegah Penyebaran Penyakit

Biawak, salah satu reptil pemakan bangkai (commons.wikimedia.org/Tsaag Valren)
Intinya sih...
  • Reptil, seperti biawak dan buaya, suka memakan bangkai sebagai bagian dari peran mereka sebagai decomposer alami.
  • Kura-kura snapping turtle juga termasuk reptil pemakan bangkai yang memiliki gigitan kuat dan bisa meremukkan tulang dengan satu gigitan.
  • Berbagai spesies ular tertentu juga terdokumentasi memakan bangkai, namun tidak semua jenis reptil cocok untuk memakan bangkai.

Jika membahas hewan pemakan bangkai, mungkin vulture atau burung pemakan bangkai langsung terlintas di benakmu. Tapi, vulture bukan satu-satunya hewan yang suka memakan bangkai, lho. Sebaliknya, reptil yang melata dan bersisik juga sangat suka memakan bangkai. Entah itu bangkai yang berserakan di tanah, bangkai di permukaan air, sampai bangkai di atas pohon semuanya bisa dimakan oleh reptil.

Dalam memakan dan mencari bangkai, reptil juga memiliki strateginya sendiri. Ada yang berkelana, memanjat, bahkan ada yang mencari bangkai di pepohonan. Namun, tak semua reptil mau dan bisa memakan bangkai. Justru, hanya beberapa jenis reptil yang mau melakukan hal tersebut. Nah, mari kita bahas beberapa reptil pemakan bangkai agar pengetahuanmu bertambah!

1. Biawak

Biawak (commons.wikimedia.org/Thomas Fuhrmann)

Berbagai sumber menjelaskan kalau biawak sangat suka memakan bangkai. Dalam mencari bangkai, biasanya kadal ini akan berkelana di hutan, sekitar sungai, atau di atas pohon. Nah, setelah menemukan bangkai, barulah hewan ini akan langsung mengoyak atau menelannya bulat-bulat. Dengan gerakan yang gesit, rahang yang kuat, dan indera perasa yang kuat, biawak mampu menemukan bangkai dengan mudah.

Karena kebiasaannya tersebut, biawak menjadi salah satu hewan yang bertugas sebagai decomposer alami. Artinya, ia membantu pembusukan terjadi lebih cepat. Selain itu, biawak juga mencegah penyebaran penyakit, virus, atau bakteri berbahaya yang biasanya ada di bangkai hewan. Tapi tak cuma bangkai, biawak juga bisa memakan hal lain, seperti ikan, serangga, mamalia, telur, dan reptil lain.

2. Buaya

Snapping turtle (commons.wikimedia.org/Tashmetova808)

Secara umum, buaya merupakan karnivor yang tidak pilih-pilih makanan, jelas PBS. Biasanya, buaya lebih sering terlihat memakan hewan hidup seperti ikan, reptil, atau mamalia. Tapi, jika ada bangkai yang mengambang di air atau tergeletak di pinggir sungai maka buaya tak akan segan untuk memakannya. Sama seperti saat berburu, buaya bisa menghancurkan tulang dan daging bangkai dengan rahangnya yang kuat. Nah, dengan memakan bangkai buaya menjadi tukang bersih-bersih di alam liar. Dalam hal ini, ia membersihkan bangkai kotor yang berserakan secara sembarangan.

3. Snapping turtle

Snapping turtle (commons.wikimedia.org/U.S. Fish and Wildlife Service Southeast Region)

Snapping turtle adalah kura-kura yang sangat terkenal karena gigitan dan perawakannya. Pertama, hewan semi akuatik ini memiliki tubuh yang besar, berduri, dan sangar. Jika dibandingkan kura-kura lain, gigitannya juga jauh lebih kuat. Saking kuatnya, ia sanggup mengoyak daging, menghancurkan cangkang, dan meremukan tulang hanya dengan satu gigitan.

Sebenarnya, snapping turtle merupakan omnivor yang bisa memakan material tumbuhan dan hewani. Tapi jika ia menemukan bangkai maka hewan ini tak segan untuk memakannya, jelas New York State Department of Environmental Conservation. Biasanya, bangkai yang sering ia makan adalah bangkai ikan, burung, mamalia, atau reptil. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat bangkai mereka kerap terlihat di sungai, rawa, atau danau yang menjadi habitat utama snapping turtle.

4. Ular

Ular (commons.wikimedia.org/David Dennis)

Walau tak semuanya, namun beberapa spesies ular dari famili Viperidae dan Elapidae pernah terdokumentasi memakan bangkai. Selain itu, beberapa penelitian juga mengungkap kalau terdapat sisa-sisa hewan yang sudah membusuk di dalam perut ular, jelas Anapsid. Tapi, kebiasaan memakan bangkai hanya dilakukan oleh ular yang hidup di alam liar.

Dalam hal ini, ular peliharaan tidak boleh diberi bangkai. Pasalnya, bangkai mengandung banyak bakteri, virus, atau penyakit berbahaya. Jika diberi makan berupa bangkai maka ular peliharaan bisa sakit sampai meregang nyawa. Apalagi daya tubuh ular peliharaan sangat berbeda dengan ular liar. Umumnya, ular liar sudah beradaptasi untuk memakan bangkai dan mereka memiliki ketahanan tubuh yang lebih kuat.

5. Kadal tegu

Kadal tegu (commons.wikimedia.org/Whaldener Endo)

Sebagai predator oportunis, tidak mengherankan jika kadal asli Amerika ini mampu memakan bangkai, jelas Arizona Exotic Animal Hospital. Tapi, kadal tegu tak menjadikan bangkai sebagai makanan utamanya. Justru, bangkai hanyalah makanan pendamping yang akan dimakan jika tidak bisa menemukan mangsa hidup. Sebaliknya, di banyak kesempatan kadal tegu lebih sering menyantap serangga, reptil, mamalia kecil, dan telur hewan.

Lebih lanjut, kadal tegu mengisi relung ekologi yang sama dengan biawak. Artinya, perannya di alam serupa dengan peran biawak. Ia punya peran dalam menstabilkan populasi hewan kecil, mencegah penyebaran penyakit akibat bangkai, dan menjadi decomposer yang membantu memperlancar proses pembusukan. Seperti biawak, kadal ini juga cukup besar dan gigitannya mampu melukai manusia.

Di balik baunya yang menyengat dan bentuknya yang menjijikan ternyata ada banyak reptil yang suka memakan bangkai. Tak cuma sekadar makan, reptil-reptil tersebut juga berjasa karena kebiasaannya tersebut. Karena hal tersebut, kita harus menjaga ekistensi mereka. Jika mereka punah maka bangkai akan berserakan di mana-mana. Jika hal tersebut terjadi, akhirnya ekosistem akan kacau dan kehidupan manusia akan terganggu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us