5 Fakta Unik Thorny Devil, Kadal yang Bisa Lakukan Trik Kepala Palsu

Thorny devil atau kadal berduri dikenal juga dengan sebutan setan berduri, naga berduri, dan Moloch. Kadal dengan nama latin Moloch horridus ini adalah spesies kadal dalam famili Agamidae. Ukurannya kecil yang panjangnya sekitar 8 inci dan berduri. Kadal ini merupakan hewan endemik di Australia.
Mereka suka berada di semak belukar dan gurun kering di pedalaman benua Australia. Kadal ini satu-satunya spesies dalam genus Moloch. Menariknya tubuh mereka dipenuhi duri tajam dan mampu berkamuflase dengan baik. Selain itu, mereka memiliki trik kepala palsu saat bertemu predator. Berikut ulasan lengkap dan fakta lainnya tentang thorny devil yang wajib kamu ketahui.
1.Tubuhnya berduri tajam

Dilansir Animal Diversity, thorny devil ditemukan di pedalaman gurun pasir besar Australia. Tepatnya di wilayah yang berpasir. Mereka dikenal karena memiliki banyak duri pada tubuhnya. Duri besar tersebut sama sekali tidak bertulang, hanya dua duri parietal yang ditopang oleh tonjolan tulang sederhana di tengkorak.
Tubuh mereka ditutupi perisai tebal dan kerucut berduri yang ditandai dengan bercak emas dan cokelat untuk menyamarkan mereka di habitat yang kering. Kepalanya dihiasi tonjolan besar berduri di bagian belakang. Bahkan permukaan perutnya pun ditutupi sisik berbentuk kerucut yang tidak tumpang tindih. Tubuhnya yang berduri ini bersifat detensif untuk melindungi dirinya dari predator. Duri pada tubuhnya, tak hanya membuat mereka berisiko disentuh atau digigit oleh predator, tapi juga sulit ditelan.
2.Kamuflase

Thorny devil menggunakan kamuflase sebagai pertahanan diri. Mereka memiliki warna tubuh yang menyatu dengan habitat di sekitarnya. Kadal ini mampu mengubah warna tubuhnya menjadi cokelat dan kecokelatan gurun. Mekanisme perubahan warna ini tergantung pada beberapa faktor, baik dari segi cuaca, waktu dan lokasi.
Dilansir Thought Co, thorny devil memiliki kerucut dan perisai pada tubuhnya. Fungsinya sebagai kamuflase dan juga sebagai penahan air yang bersentuhan dengannya. Warna kulitnya berkisar dari cokelat hingga kuning. Saat siang hari kulitnya akan berubah untuk membaur secara efektif dengan lingkungannya yang gersang. Selain itu, warna-warna ini akan berubah dari warna pucat saat cuaca hangat menjadi warna yang lebih gelap saat cuaca dingin.
3. Trik Kepala palsu

Thorny devil memiliki kepala palsu berduri di bagian belakang lehernya. Mereka memperlihatkan kepalanya pada predator potensial dengan menundukkan kepala aslinya. Kepala palsu tersebut terbuat dari jaringan lunak. Dilansir Animalia Bio, mereka umumnya aktif pada bulan Maret-Mei dan Agustus-Desember. Dari Januari hingga Februari dan Juni hingga Juli, thorny devil hibernasi di liangnya.
Mereka menggunakan durinya yang tajam dan keras untuk mencegah serangan predator dan membuatnya sulit ditelan. Selain itu, mereka juga menggulung dirinya menjadi bola saat merasa terancam dengan menundukkan kepala di antara kaki depannya, memperlihatkan kepala palsunya. Hal ini bisa membingungkan predator dan menyerang tonjolan kepala alih-alih kepala yang sebenarnya.
4.Memakan ratusan dan ribuan semut

Makanan mereka hanya berupa semut. Umumnya mereka akan memakan sekitar 600 hingga 2.500 semut hanya dalam sekali makan. Mereka menemukan semut dengan cara bergerak sangat lambat untuk menemukan jalan setapak dan menunggu semut-semut itu datang. Kemudian mereka akan menggunakan lidahnya yang lengket mirip lidah trenggiling untuk menangkap semut. Selain itu, kulitnya yang berduri mampu mengumpulkan air dari lingkungannya. Kemudian menyalurkan cairan itu ke mulutnya untuk diminum. Dalam keadaan ekstrem, mereka mengubur dirinya sendiri di pasir untuk mendapatkan air darinya.
5.Menggoyangkan kepala saat musim kawin

Musim kawin thorny devil terjadi dari bulan Agustus hingga Desember. Selama masa ini, jantan akan menarik perhatian betina dengan cara menggoyangkan kepala dan melambaikan kaki. Setelah terjadi perkawinan, betina akan bertelur sebanyak tiga hingga sepuluh butir di liang bersarang sekitar 30 cm di bawah tanah. Umumnya telur akan menetas setelah sekitar tiga hingga empat bulan. Setelah menetas mereka akan dibiarkan mencari makan sendiri.
Torny devil sangat penting bagi ekosistem habitat mereka. Sebagai spesialis semut, mereka sangat mempengaruhi komunitas lokalnya. Kadal jenis ini ditetapkan sebagai spesies yang tidak perlu dikhawatirkan menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Organisasi tersebut menemukan bahwa thorny devil tersebar luas dan tidak mungkin terancam.