Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Spesies Burung Kuno, Archaeopteryx Adalah Burung dan Dinosaurus 

Restorasi archaeopteryx (commons.wikimedia.org/Durbed)

Sejarah burung tertua sebenarnya bagian dari evolusi dinosaurus tepatnya kelompok dinosaurus theropoda maniraptora berasal dari era Mesozoikum dari 65-252 juta tahun lalu. Ras burung yang dianggap tertua adalah archaeopteryx.

Nenek moyang semua burung setelah archaeopteryx sudah eksis sejak era Kapur akhir sekitar 65 juta tahun lalu. Burung di pembahasan kali nih termasuk yang bisa terbang maupun tidak. Penasaran bagaimana keunikannya masing-masing? Lanjutkan membaca ya.

1.Dodo

Restorasi dodo (commons.wikimedia.org/BazzaDaRambler)

Dilansir Livescience, dodo adalah burung dulu pernah hidup di Mauritius, Madagaskar. Dodo bertubuh besar dengan berat hingga 45 pon, tingginya 70 cm, berwarna kecokelatan dengan sayap kecil, paruh besar dan tak bisa terbang. Kini, keberadaan dodo berupa lukisan dan fosil tulang kecilnya. Dodo memakan buah-buahan, kacang-kacangan dan akar-akaran.

Burung dodo punah akibat evolusinya yang lambat dan perubahan yang cepat di lingkungan habitatnya. Pemukim Belanda yang datang ke Madagaskar turut membunuh dodo. Segelintir dodo dibawa oleh orang Eropa untuk diteliti, namun tak dapat bertahan hidup dalam perjalanan berbulan-bulan ke Eropa. Dodo diperkirakan punah oleh peneliti pada abad 17.

2.Moa

ilustrasi moa (commons.wikimedia.org/Joseph Smit)

Mengutip Kids kiddle, moa adalah spesies burung punah tak bisa terbang endemik Selandia Baru. Fosil moa ditemukan di Pulau Utara dan Pulau Selatan yakni berbagai spesies moa misalnya euryapteryx gravis dan pachyornis geranoides. Moa adalah herbivora yang memakan ranting, daun dan semak. Sebelum kedatangan manusia, satu-satunya predator moa adalah elang haasts.

Ketika gelombang pemukim suku Maori tiba ke habitatnya, di situlah awal dari kepunahan moa. Moa diburu oleh Maori dan habitatnya berkurang akibat penebangan hutan untuk membangun pemukiman Maori dan pertanian. Pada abad 15, semua spesies moa dinyatakan punah. Moa hadir dalam berbagai warna seperti putih, coklat kemerahan, ungu dan kuning.  

3.Elang haasts

ilustrasi elang haasts (commons.wikimedia.org/John Megahan)

Mengutip A-z animals, elang haasts adalah burung endemik Selandia Baru khususnya di Pulau Selatan. Haasts pernah dianggap sebagai elang terbesar pernah hidup. Haasts memiliki lebar sayap 3 meter, cakar tebal panjangnya 75 m dan berat jantan 26 pon dan betina mencapai 33 pon.

Haasts memiliki bulu hitam dan putih dengan jambul merah. Elang haasts sudah punah sejak abad 15 disinyalir karena kedatangan suku Maori ke Pulau Selatan membuat banyak haasts diburu secara masif untuk diambil tulangnya dan kehilangan habitatnya.

Fosil haasts pertama kali ditemukan oleh Fredrick Richardson Fuller. Haasts adalah karnivora yang memburu moa dan spesies burung lain memakai cakarnya yang besar. Haasts adalah elang yang dapat terbang.

4.Burung gajah

Restorasi burung gajah (commons.wikimedia.org/El fosilmaníaco)

Burung gajah adalah spesies burung punah tak bisa terbang ditemukan di Madagaskar. Isidore Geoffroy zoolog Perancis pertama kali menemukan fosil burung gajah pada abad 19 sekaligus membuat deskripsi lengkap terhadap spesies tersebut. Burung gajah adalah herbivora yang memakan biji dan daun.  

Mereka diperkirakan punah antara tahun 1.000 dan 1.200 M. Peneliti meyakini burung gajah sudah menghuni Madagaskar sejak era Pleistosen dan Holosen. Manusia di Madagaskar memburu dan membunuh burung gajah serta menghancurkan habitat sang burung. Bukti kuat adanya bekas api dari sisa-sisa kulit telur pada fosil.

Burung gajah mempunyai paruh berbentuk kerucut, dua kaki pendek, kaki berjari tiga dan sayap kecil. Burung ini berkaki panjang, namun merupakan pelari yang lambat. Burung gajah memiliki panjang mencapai 9 kaki dan berat maksimalnya 1.100 pon.

5.Archaeopteryx

Restorasi archaeopteryx (commons.wikimedia.org/DataBase Center for Life Science)

Archaeopteryx adalah burung yang dianggap sebagai dinosaurus pertama kali ditemukan pada abad 19 di Batu Kapur Solnhofen, Jerman. Archaeopteryx bercirikan seperti burung modern mempunyai paruh, tulang selangka, ekor panjang dan tiga cakar di setiap sayapnya digunakan untuk memangkap mangsa dan memanjat pohon.

Peneliti mengkategorikan archaeopteryx sebagai dinosaurus dan burung. Mereka termasuk burung tak bisa terbang yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di tanah dan semak-semak. Archaeopteryx merupakan omnivora yang memakan biji-bijian, buah-buahan, beri, reptil, mamalia dan serangga.

Archaeopteryx memiliki panjang sekitar 20 inci dan beratnya sekitar 2 pon. Pada akhir periode Trias terjadi peristiwa kepunahan massal menyebabkan punahnya hampir semua kehidupan hewan dan tumbuhan di bumi saat itu termasuk archaeopteryx.

Elang haasts memiliki kemiripan dengan para elang modern seperti elang kecil yang tinggal di Australia, sepatu bot berasal dari Asia Selatan dan harpy berasal dari dunia baru. Periode pertumbuhan untuk menjadi dewasa pada archaeopteryx cenderung lambat dibandingkan para burung modern. Archaeopteryx adalah spesies primitif berdarah panas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us